Mohon tunggu...
Keynesgara wenefri tanan
Keynesgara wenefri tanan Mohon Tunggu... Buruh - Pelajar

Manusia yang belum selesai dan akan menjadi abadi setelah beristirahat dengan nyenyak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Sekolah dan Penjara Saling Bertukar Rasa

18 Mei 2019   06:09 Diperbarui: 18 Mei 2019   23:48 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kuliah? Seberapa menarik berkuliah menurut anda? lembaga pendidikan tinggi seperti universitas, politeknik, dan sekolah tinggi menawarkan sistem untuk mengatur pembelajaran agar lebih efisien dan jitu dalam mencapai tujuan dengan membuat jadwal yang padat, sehingga para pelajar begitu sibuk untuk mengatur waktu mengerjakan tugas yang juga banyak.

Tugas yang menumpuk dan tekanan batin yang dirasakan mahasiswa zaman sekarang, secara tidak sadar memengaruhi fisik dan kesehatan mentalnya. Mungkin gejala depresi yang dialami mahasiswa ini terlihat seperti kecapean biasa. Nyatanya, mereka menyimpan beban besar yang menggentayangi tanpa disadari.

Data yang dilansir IDN Times "Survei Buktikan Mahasiswa Zaman Sekarang Mudah Depresi, Ini Sebabnya!", Menuliskan hasil penelitian yang dilakukan National College Health Assessment di tahun 2014, sebanyak 33 persen mahasiswa yang menjalani survei, mengalami depresi selama kurang lebih setahun belakangan. 

Akibat depresi ini, mereka jadi kesulitan fokus belajar dan mengerjakan tugas karena terlalu mengkhawatirkan hal-hal kecil yang terjadi di hidup mereka. Penelitian pada tahun 2015 menghasilkan konklusi yang senada bahwa 20 persen mahasiswa masa kini mencari perawatan dan konsultasi jiwa terkait tekanan yang mereka alami di dunia akademis. 

Bahkan, 9 persen di antaranya mengaku, secara serius mereka sempat terlintas untuk akhiri hidup karena tidak kuat menanggung beban yang dialaminya. 

Begitu jelas dampak dari sistem lembaga pendidikan yang begitu padat membuat  fisik dan mentalitas peserta didik terasa terpenjara. Begitu kaku dan terasa jenuh dengan sistem yang ditawarkan. Tak ada waktu luang untuk mempelajari pengetahuan lain.

Bagai dunia yang terbalik, di Brazil, lembaga permasyarakatan (penjara) menerapkan sistem yang menarik untuk para narapidana dengan tujuan meningkatkan pengetahuan serta mengurangi kepadatan penjaranya. 

Mereka memberi tawaran pengurangan masa tahanan kepada narapidana yang rajin membaca buku dan membuat sebuah karya dari bacaannya.

Tidak memiliki jadwal pembelajaran hanya mematok target selama 4 minggu untuk membaca setiap buku dan membuat sebuah esai seputar isi buku. Para narapidana bisa membaca hingga 12 buku, berupa karya sastra, ilmu filsafat, atau karya klasik, untuk memotong maksimum 48 hari tiap tahun

Dilansir dari TEMPO.CO"Baca Buku Kurangi Masa Hukuman Napi di Brasil", Sebuah panel khusus akan memutuskan mana narapidana yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam program yang dijuluki "Pengurangan Masa Hukuman Melalui Membaca"."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun