Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rizieq "Ngambek" dan Menghindar Bertemu Raja Salman

3 Maret 2017   02:40 Diperbarui: 3 Maret 2017   12:00 4204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemerintah hanya mengakui siapa yang disebut tokoh agama Islam adalah dari MUI, NU dan Muhammadyah, sedangkan Rizieq adalah pembuat onar sehingga diproses oleh kepolisian karena prilakunya. Sebaliknya, Ahok adalah Gubernur DKI sehingga ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk mendampinginya menyambut Raja Salman.

Raja Salman, layaknya disambut sebagai pemimpin agama Islam yang kedatanganya diiringi suara takbir dan dzikir, bukan sebagai pemimpin sebuah monarki yang memegang kekuasaan politik dari sebuah negara.

Seperti itulah yang tergambar terkait kedatangan Raja Salman dari Arab Saudi yang berbeda dengan penyambutan Obama dari Amerika Serikat beberapa waktu silam.

Ramai-ramai netizen membahas foto Raja Salman yang sedang bersalaman dengan Ahok yang digambarkan sebagai menohok Habi Rizieq. Rizieqpun menghindar bertemu dengan Raja Salman terlepas diundang atau tidak oleh DPR dengan alasan sedang tidak sehat. Seolah Rizieq nganbek, tidak bersedia bertemu dengan Raja Salman yang sudah bersalaman dengan Ahok. 

Namun,  Anggota Tim Pengawas Tenaga Kerja Indonesia Dewan Perwakilan Rakyat, Rieke Diah Pitaloka, meminta Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud mengampuni Rusmini yang divonis mati di Arab Saudi. Politikus PDI Perjuangan ini menjelaskan kepada Raja Salman, Rusmini adalah TKI asal Indramayu yang bekerja di Arab Saudi sejak 2009. Rusmini dituduh menyihir majikannya sehingga dikenai vonis mati. "Vonis mati itu dibatalkan karena tidak terbukti di pengadilan,". Namun, Rusmini masih terancam hukuman cambuk dan kurungan.

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto meminta Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud mengampuni tenaga kerja Indonesia yang bermasalah dengan hukum di Arab Saudi.

Selain keinginan anggota DPR tersebut diatas dan harapan adanya peningkatan kerjasama ekonomi dan investasi menjadi kurang menarik perhatian, publik lebih menaruh perhatian kepada peristiwa Ahok dan Raja Salman bersalaman sehingga peristiwa tersebut menjadi viral di media sosial.

Padahal, tidak sedikit TKI bangsa kita yang mengalami nasib tragis, hanya karena dinilai melakukan sihir bangsa kita terancam hukuman mati, itu hanya sebuah contoh betapa perlakuan terhadap bangsa kita yang masih memprihatinkan.

Inilah prilaku politik yang berkembang saat ini, ketika tokoh itu dianggap menguntungkan secara politik, bersalamanpun menjadi sebuah kemenangan politik. Mungkin kita harus melupakan Jabal Puncak yang menjadi destinasi kesenangan dari "warga" Arab untuk mencari kesenangan yang membuat sibuk petugas imigrasi.  Ini tak lain memperlakukan bangsa kita sebagai komoditas kesenangan dan bangsa kita banyak yang luluh karena faktor uang.

Lantas Rizieqpun menghindar dari politisasi kunjungan Raja Salman, walaupun disebut "kalah" dan membahagikan pendukung seteru Rizieq namun dapat menjadi sebuah gambaran sebuah pertunjukan parodi politik yang kolosal memanfaatkan siapa saja untuk kepentingan citra politik. 

Bangsa Arab yang memperoleh berkah dari berlimpahnya karunia alam ini sesungguhnya tak berbeda dengan bangsa-bangsa lain, mungkin karena tanah Arab adalah tempat kelahiran dan berkembangnya ajaran Islam, penyambutan kepada Raja negeri ini menjadi berbeda dengan penyambutan pemimpin negara lain, salamanpun menjadi sebuah kemenangan politik bagi mereka yang sedang bertarung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun