Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perlukah Kita Mendukung Yahudi?

19 Juni 2011   10:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:22 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang tenaga kerja wanita asal Indonesia di Arab Saudi, Darsem Binti Dawud Tawar mendapat vonis hukuman pancung karena membunuh majikannya yang seorang warga negara Yaman. Darsem nekat demi membela diri, karena majikannya itu hendak membunuh dia. Untungnya, Darsem lolos dari eksekusi mati setelah mendapat pengampunan dari keluarga korban.  Namun, ia harus membayar uang diyat (ganti rugi atau santunan) sebesar SAR2 juta, atau sekitar Rp4,7 miliar, yang dapat dicicil dalam jangka waktu enam bulan. Syarat yang sungguh berat untuk pengganti nyawanya. Belum habis teggat waktu yang dibeikan untuk membayar uang pengampunan yang kabarnya tinggal 40 hari lagi, tiba-tiba berita duka datang, seorang TKW bernama Ruyati tewas dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi.

Pemerintah Indonesia mengecam keras hukuman pancung yang dilakukan Arab Saudi terhadap Ruyati binti Sapubi , tenaga kerja Indonesia (TKI) itu. Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Tatang Razak  mengatakan, Pemerintah tidak diberi tahu kapan persisinya eksekusi dilakukan. Namun hukuman pancung terhadap TKI asal Bekasi, Jawa Barat itu, sudah dilakukan pada Sabtu 18 Juni 2011. Keluarga almarhumah di Bekasi juga baru diberi tahu pada Minggu pagi tadi atau sehari setelah eksekusi dilaksanakan. Karena itu, Kemenlu juga menyesalkan sikap Pemerintah Kerajaan Arab Saudi terkait kasus ini. Hanyakah diperlukan sebatas menyesal untuk kehilangan nyawa bangsanya sendiri karena kesulitan ekonomi  ?.

Sejak aksi pemberantasan terorisme dilakukan pasca Bom Bali hampir satu dekade lalu, sejumlah gembong teroris mati ditembak aparat. Sebut saja Dr Azahari, Dulmatin, dan Noordin M Top, dan eksekusi mati para pelaku bom Bali. Tapi, sederet aksi teror masih saja muncul.  Belum lama ini seorang anak muda meledakkan dirinya di masjid kompleks Mapolresta Cirebon. Lalu satu rencana besar aksi teror bom nyaris berhasil meledakkan pipa gas di Serpong. Beberapa pekan lalu, dua polisi tewas dihajar peluru di depan Bank BCA Palu. Pelaku diduga dari jaringan teroris Islam garis keras.  Terorisme tersebut tumbuh berkembang sebagai bentuk dukungan kepada bangsa arab dan palestina sebagai sudara seiman untuk melawan bangsa Yahudi. Lalu apa yang didapat oleh bangsa kita yang sudah terpatri otaknya membela bangsa arab sehingga saudara sendiripun menjadi sasaran perbuatan brutalnya ?.  Faktanya bangsa kita tak lebih dianggap sebagai sampah oleh bangsa arab.  Sebuah kenyataan yang  sangat miris bagi bangsa ini yang tidak mengerti arti perjuangan yang sesungguhnya karena telah dibelokkan pemahamannya oleh bangsa Arab.

Melihat kenyataan perlakuan bangsa arab terhadap bangsa kita itu, kadang terpikir untuk mendukung bangsa Yahudi  yang kita percaya Allah sedang menghukum bangsa Arab atas prilakunya. Namun keyakinan tidak dapat diubah, Yahudi adalah musuh Islam. Namun dengan melihat kenyataan perlakuan terhadap bangsa kita itu, mestinya bangsa kita harus melakukan instropeksi diri bahwa musuh sesungguhnya adalah kemiskinan, bukan bangsa Yahudi itu.  Kemiskinan itulah yang membuat bangsa kita dilecehkan oleh bangsa Arab yang katanya saudara seiman yang dibela mati2an itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun