Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Amoy Singkawang Amboy [1]

5 Agustus 2011   05:57 Diperbarui: 3 Mei 2021   21:43 6469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

[

Lima belas tahun sudah kutinggalkan Kota Singkawang, Kalimantan Barat, mengikuti orangtua yang merantau ke Jakarta. Selama lima belas tahun itu pula aku tak pernah lagi menginjakkan kaki ke kota kelahiranku itu. Singkawang termasuk kota yang cukup maju dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Kalbar selain Pontianak sebagai ibukota.

Selain kota yang indah dan memiliki pemandangan yang sejuk di Taman Rindu Alam, ada tempat wisata Pasir Panjang yang merupakan tempat favorit bagi warga Singkawang untuk berlibur.

Di Singkawang begitu mudahnya menemukan kelenteng tempat sembahyang bagi kebanyakan etnis Tionghoa yang banyak bermukim di Singkawang. Karena itu Singkawang mendapat julukan sebagai Kota Seribu Kelenteng.

Satu lagi Singkawang terkenal dengan amoy-amoy-nya yang cantik dan memikat serta membawa nikmat. Lelaki mana yang tidak tertarik dengan Amoy Singkawang yang aduhai itu? Tak heran Singkawang juga dijuluki sebagai Kota Amoy.

Keadaan kota memang sudah banyak berubah, tak ubahnya dengan keadaan kota-kota lainnya yang terus berkembang. Kehidupan modern tak dapat ditolak lagi kehadirannya.

Hidup di Kota Singkawang, taklengkap kalau tidak mencicipi makanan khasnya, apalagi kalau bukan mie tiaw atau mie goreng. Hampir semua warga menyukainya. Itu juga yang menjadi makanan favoritku sejak kecil.

Berjalan sendirian menikmati gemerlap Kota Singkawang pada malam hari memang asyik. Tentu saja yang menjadi perhatianku adalah amoy-amoy Singkawang yang cantik-cantik itu.

Malam itu aku ada janji dengan seorang kawan, Aliong untuk bertemu di sebuah kedai kopi. Saat datang, Aliong sudah berada di tempat bersama seorang amoy. Wow cantik dan seksi. Sesama orang hakka, kami sudah terbiasa bicara dalam bahasa sehari-hari warga Singkawang.

"Jong pan ngin ngi? Ho mo?" Itulah kalimat yang diucapkan Aliong saat aku berada di hadapannya.(Apa kabarmu? Baikkah?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun