Mohon tunggu...
Jaja Zarkasyi
Jaja Zarkasyi Mohon Tunggu... Penulis - Saya suka jalan-jalan, menulis dan minum teh

Traveller, penulis dan editor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Idul Fitri: Karena Birokrasi Tak Boleh Kalah

23 Mei 2020   21:07 Diperbarui: 23 Mei 2020   22:03 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berdamai dengan corona berarti mencari cara baru menjalankan roda birokrasi tanpa mengusik corona. Kita harus mendesain birokrasi agar corona tak terganggu, sementara kita bisa tetap produktif melayani.

Kita sudah diingatkan perlunya roda birokrasi yang efektif dan efisien. Desain program dan anggaran didorong bermigrasi menuju layanan yang mudah diakses, cepat dan murah. 

Kita sering diajarkan bagaimana bisnis transportasi online kini telah menjadi bahasa universal yang mendobrak ketabuan yang dibangun para kapitalis. Lihat, mereka berhasil menerobos batas-batas waktu dan strata sosial dan menciptakan peradaban baru yang lebih mereta.

Namun kadang kita bandel. Berkali-kali regulasi dan sosialisasi disusun, tentang reformasi birokrasi, tentang perubahan paradigma layanan, tentang pengelolaan birokrasi yang efektif. Beberapa dari kita acuh, tak terlalu merespon, merasa nyaman dengan pola yang telah mendarah daging.

Hingga datanglah suatu waktu di mana semua harus menjaga jarak. Pada titik inilah kita tersadar, betapa lemahnya sistem kita. Ada banyak layanan terhenti gegara corona, ada deretan program yang harus direlokasi menghindari cara penyebaran corona. Kita terkaget-kaget, bahkan sebagian kita dilanda kebingungan. Harus bagaimana birokrasi dijalankan di tengah corona?

Ini momentum untuk kita mereposisi birokrasi, kang. Begitu kalimat inspiratif dari sahabatku yang satu ini. Karena birokrasi tak boleh kalah.

Merespons The New Normal
Saya beruntung dapat menjumpai kawan-kawan sejawat yang memiliki kesamaan semangat. Lalu pertanyaan lanjutannya, bagaimana konsep birokrasi ke depan?

Ada banyak ide yang berkembang dari beberapa kali perbincangan grup sobat-sobat ambyar, begitu biasa kami memulai diskusi. Maklum, kami ini pernah disatukan oleh Om Dedi Kempot dalam satu suasana batin yang sama.

Ada tiga poin penting bagaimana birokrasi merespon the new normal ini. Pertama, reposisi struktur dan program. Struktur birokrasi dan program harus dikembalikan pada tempatnya masing-masing. 

Dalam konteks ini, struktur harus kembali pada desain program yang telah disusun dalam Rencana Strategis (Renstra). Renstra sendiri merupakan dokumen 5 tahunan yang memuat target dan langkah-langkah merealisasikan target. Jadi, birokrasi harus kembali pada khittah-nya sebagai pihak yang menjalankan amanah renstra.

Kedua, menyiapkan desain operasional pengelolaan birokrasi yang berdampingan dengan corona. Ini artinya ada migrasi pola pengelolaan dari model lama ke model baru. Contoh sederhana adalah kegiatan sosialisasi dan pembinaan yang dahulu dilakukan secara tatap muka di hotel atau auditorium, maka kini dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi seperti YouTube dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun