Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Amazon Merengkuh Keajaiban Surga Digital

7 September 2018   10:52 Diperbarui: 7 September 2018   11:11 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi partikel teknologi membentuk rupa manusia (sumber : freepik.com)

Zappos yang tengah naik daun itu mengusik Bezos. Ia memfirasati masa depan Zappos akan cerah dan bukan tidak mungkin mengancam eksistensi Amazon. Si pria plontos nan ambisius tidak ingin Zappos menjadi batu sandungan di masa depan. Bezos berambisi mengambil alih Zappos. Namun, impian itu kandas. Keinginan Bezos dengan nilai penawaran menggiurkan ditepis oleh para eksekutif Zappos. 

Bezos tak habis akal. Langkah pertama yang ia lakukan adalah membendung Zappos. Bezos lantas membuat toko online yang diberi nama Endless. Persis seperti Zappos, Endless juga menjual sepatu. Ya, Endless memang diplot untuk menghadang laju Zappos. 

Singkat cerita, Endless menempuh strategi banting harga. Penjualannya meroket. Konsumen Zappos berhasil diakuisisi.  Zappos terpancing dan mengikuti irama permainan Bezos. Zappos turut banting harga.

Namun situasi keuangan Zappos justru membuat perusahaan yang diincar Bezos itu malah terpuruk dengan strategi banting harga yang ditabuh Endless. Hanya dalam hitungan bulan, kinerja Zappos melemah. Energinya terkuras. Zappos terjepit. 

Para pimpinan Zappos lantas berembuk dan mempertimbangkan tawaran akuisisi yang datang lagi dari Bezos. Keputusan pahit tapi harus ditelan. Zappos akhirnya diakuisi Rp17,9 triliun dalam bentuk tunai dan saham. 

Di bawah payung Amazon, retailer sepatu itu kini bernilai Rp536,6 triliun. Pencapaian yang diraih dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Begitulah potret kiprah kepiawaian Bezos berselancar di atas gelombang ekonomi digital hingga berhasil mengakumulasi pencapaiannya saat ini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pelajaran Berharga

Di balik kisah pencapaian Amazon dan Jeff Bezos, banyak nilai yang dapat kita petik agar Indonesia juga dapat menahirkan perusahaan kelas dunia di kancah digital. 

Ekonomi digital merupakan lingkungan yang amat dinamis. Tofografinya landai menyimpan banyak kejutan. Karakternya inklusif. Sehingga semua punya peluang. Besar maupun kecil, dapat tumbuh menjadi kampiun ketika berhasil menerapkan strategi yang tepat. Seperti Amazon yang dalam usia 24 tahun memuncaki predikat keramat.

Itulah mengapa kita menyaksikan para startup yang berusia belia mampu menumbangkan perusahaan mapan. Para inkumben yang merasa gagah oleh megalomania, dengan mudah disalip oleh perusahaan rintisan yang berstuktur ringkas nan gesit.

Kekuatan 'si kecil' bahkan juga diamini oleh pendiri Alibaba Group, Jack Ma. Dalam lawatannya baru-baru ini, Jack Ma mengatakan bahwa ekonomi digital memberikan peluang yang besar kepada usaha kecil menengah (UKM). Strukturnya yang simpledan fleksibelmemungkinkan UKM bergerak lebih cepat ketika perusahaan-perusahaan besar dengan kultur birokrasi yang kaku masih berjibaku dalam debat-debat normatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun