Menapaki usianya yang baru, tantangan Indonesia kian kompleks. Salah satu tantangan tersebut datang dari sektor digital. Yaitu bagaimana mewujudkan kedaulatan digital. Disinilah relevenasi tiga catatan di atas dengan tantangan kekinian Indonesia. Anak-anak muda kita telah mengantongi modalitas untuk mewujudkan tatanan kedauatan digital.
Ruang digital adalah panggung kita untuk mengoptimalkan kontribusi. Generasi millenial mestilah jadi aktor utama mewujudkan kedaulatan digital. Ada banyak hal yang bisa dilakukan. Bukan saja dengan memainkan media sosial macam Instagram yang di tangan anak-anak muda Indonesia bukan cuma dipakai sebagai media hiburan. Tapi juga disulap jadi pundi-pundi ekonomi. Anak-anak muda Indonesia memang super kreatif.
Kontribusi lain yang dapat kita perbuat untuk mewujudkan kedaulatan digital adalah dengan mengoptimalkan berbagai sarana teknologi komunikasi untuk melakukan edukasi. Terutama memerangi paham-paham yang bertentangan dengan NRKI, membasmi hoax dan mewujudkan literasi digital untuk menciptakan damai. Hal itu bisa dimulai dari langkah sederhana. Tidak membagikan tautan-tautan di sosial media dari sumber abal-abal dan tak kredibel misalnya.
Semangat berbagi sebagai tradisi Indonesia juga diwarisi dengan baik oleh generasi millenial. Betapa banyak anak muda yang menciptakan wadah kolaborasi (baca : ruang kebersamaan) digital. Mulai dari mendirikan gerakan penggalangan dana (crowd funding) hingga tanggap bencana. Lagi-lagi, gerakan sosial tersebut mengukuhkan ikatan kegotongroyongan dalam menegakkan kedaulatan bangsa di ranah digital.
Dari seorang Jakartans dan Instagramer @JusDalle
Kamis, 17 Agustus 2017
Pukul 19.09 WIB.
MERDEKA!