Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelajaran dari Beny dan para Semut di Bunga Anggrek Tanah

4 Mei 2024   19:44 Diperbarui: 4 Mei 2024   19:52 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar image creator from Microsoft Designer

"Hei, jadi teman itu jangan pelit-pelitlah!" ujar Beny, seekor belalang yang hidup bertetangga dengan semut-semut rajin. Mereka tinggal pada sebuah pohon anggrek. Kini anggrek itu sedang bermekaran. Warna ungu yang indah sangat menyenangkan para semut.

Ketika para semut lelah untuk mengumpulkan makanan, mereka bermain pada mahkota anggrek. Sesekali mereka merasakan hembusan angin yang menerpa bunga. Kalau sudah merasakan goyangan bunga karena hembusan angin, mereka berlarian, dan berkejaran.

Namun di tengah kebahagiaan itu, mereka harus menghadapi Beny yang sangat malas. Beny selalu minta jatah makan kepada mereka. Kalau tak diberi, pasti Beny marah dan merusak gudang persediaan makan mereka.

Jadi, mereka akhirnya hanya menuruti kemauan Beny.

"Kek, Beny itu lama-lama cuma merepotkan kita. Kita yang kerja tapi dia yang banyak menikmati hasil kerja kita," protes Bu Semut kepada Kek Semut, tetua para semut.

"Yang kita keluhkan memang seperti itu. Tapi kalau kita tak menuruti, makanan kita juga cepat habis. Sama saja."

Kek Semut terlihat kebingungan juga menghadapi protes dari warganya. Dia mencoba untuk mencarikan jalan keluar agar Beny tak mengganggu terus dan mau bekerja sendiri.

Hingga musim kemarau panjang, jalan keluar tak juga ditemukan. Sementara para semut sering mengeluh kalau persediaan makanan di gudang semakin berkurang. Sedangkan sumber makanan sudah banyak yang mengering.

Tak jarang anak-anak semut menangis karena kurang dalam menikmati madu atau gula. Melihat keadaan itu, Beny yang semula mau minta jatah makan seperti biasa, menjadi merasa bersalah kepada para semut.

Beny meloncat, hinggap dari satu daun ke daun lain, ke rumput hingga akhirnya sampai di hutan. Dia melihat kalau di hutan sangat banyak tumbuhan yang masih segar. Bunga-bunga juga masih bermekaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun