Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema Guru Ketika Masa Ujian Sekolah/Ujian Nasional Tiba

9 April 2019   11:49 Diperbarui: 9 April 2019   13:00 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: harianjogja.com

Saya tertarik sekali dengan tulisan Kompasianer, Irma Tri Handayani, yang mengulas tentang dilemanya sebagai guru bimbingan belajar (bimbel)  ketika UN tiba. Diceritakan bagaimana para siswa di bimbelnya yang meminta bantuan pengerjaan soal dan ditolak dengan halus. 

Gambaran Pendidikan di Indonesia
Memang gambaran pendidikan Indonesia belumlah maju seperti yang dibayangkan. Sistem pendidikan nasional dengan kurikulum yang sering diganti, dan permasalahan tenaga pendidik dan kependidikan masih menjadi PR besar bagi para pemimpin negeri. 

Ketika anak bangsa belajar di sekolah jelas pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Meski dengan keterbatasan sarpras di sekolah tapi jalannya pendidikan harus terus terjadi. 

Kita tahu sendiri setiap daerah memiliki anggaran daerah yang berbeda-beda. Di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Papua Barat pastinya berbeda kelengkapan sarprasnya. Untuk di wilayah Jawa saja masih yang sering kalang kabut ketika sarpras terbatas dan akan mendapat visitasi akreditasi sekolah. 

Keterbatasan tersebut harus disadari oleh semua pihak. Kita tak bisa hanya menyalahkan pihak sekolah. Pihak-pihak yang berkepentingan dan pengampu kebijakan harus benar-benar memperhatikan pendidikan Indonesia. Hal ini kalau memang benar kita ingin pendidikan di Indonesia maju. 

Sistem penilaian dan kelulusan yang selama ini berlaku pun sepertinya belum bisa mengungkapkan bagaimana kualitas lulusan kita. Selama enam tahun di SD atau sederajat, SMP atau sederajat dan SMA/SMK atau sederajat pendidikan menjadi tanggung jawab guru dan sekolah. Akan tetapi di akhir masa sekolah masing-masing tingkatan mereka menjalani UN atau USDA di SD/MI.

Soal yang harus mereka kerjakan sebenarnya sudah ada kisi-kisinya. Tinggal siswa mempelajari dan mendalami materi di rumah. Apalagi guru di sekolah pastinya sudah memberikan materi, mengulang materi dan membahas soal-soal latihan sesuai kisi-kisi soal UN yang disosialisasikan oleh dinas dan sekolah. 

Belum lagi pelaksanaan UN di SMp/MTs, SMA/SMK yanh pelaksanaannya berbasis komputer (UNBK). Sekolah di pedalaman atau sulit terjangkau oleh signal internet pun harus mencari cara untuk sinkron soal dan segala aktivitas UN tadi. 

Tantangan Ujian bagi Guru
UN atau USDA saat ini masih menjadi momok yang menghantui para siswa dan orangtuanya. Mereka galau akan nasib kelulusan anak. Tak jarang anak dimasukkan ke berbagai bimbingan belajar. Harapannya si anak akan lebih siap untuk mengerjakan soal UN dengan lancar, baik dan hasil atau nilai UN bagus. 

Sudah dimasukkan ke bimbel kadang anak dan orangtua masih belum puas, merasa galau, minder dan khawatir kalau tak bisa mengerjakan soal. Akibatnya mereka mencari cara agar hasil UN tak mengecewakan. Ya seperti yang diceritakan mbk Irma dalam artikelnya. 

Nah ketika menemukan cerita seperti dalam artike mbak Irma, maka saya sebagai guru, meski di tingkat dasar juga merasa ditampar. Mengapa para siswa tak berhasil dididik di sekolah? Mengapa mereka harus mengeluarkan uang banyak untuk bimbel?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun