Mohon tunggu...
Johansyah M
Johansyah M Mohon Tunggu... Administrasi - Penjelajah

Aku Pelupa, Maka Aku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melobi Tuhan

8 April 2020   07:47 Diperbarui: 17 April 2020   06:23 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang menginginkan agar permohonannya dikabulkan. Kalau ada yang bilang, 'ah sudahlah, kalau dikasih sukur, kalau enggak ya tidak masalah'. Ini tandanya dia tidak serius memintanya, seolah-olah tidak butuh. Orang yang serius, perasannya pasti cemas dan sangat berharap permohonan itu dipenuhi. Biasanya, untuk menggulkan permohonan tersebut, orang melakukan lobi, pendekatan bagaimana cara permohonannya diterima.

Dalam pengertian kamus, lobi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun organisasi dan perusahaan pelobi (Wikipedia.org). Dengan ungkapan lain, lobi itu merupakan skill dan kepiawaian dalam berkomunikasi.

Anak kecil yang menginginkan sesuatu, akan terus merengek dan 'bernyanyi' di hadapan orangtua agar keinginannya dipenuhi. Entah minta dibelikan mobil mainan, layang-layang, sepatu baru, baju baru, tas baru, atau apa sajalah yang sangat dia inginkan. Tidak ada urusan dan peduli apakah ayahnya 'beruang' atau lagi 'kanker' (kantong kering). Dia akan terus mencari celah dan melobi agar keinginannya terpenuhi dengan cara yang unik.

Orang yang biasa mengajukan proposal paham betul bagaimana trik melobi pejabat instansi terkait agar permohonannya dikabulkan. Yang jelas lobi meniscayakan adanya hubungan harmonis antara orang yang melobi dan orang yang dilobi. Pada umumnya lobi didasari oleh prinsip hubungan kekeluargaan, hubungan yang baik antar teman, jaringan partai dan organisasi, serta rupiah. Orang akan sulit melobi tanpa menggunakan salah satu prinsip ini. 

Dulu, saya punya sahabat yang baik. Waktu kuliah raihan prestasi komulatifnya biasa saja. Bahkan ketinggalan dari teman-temannya yang lain. Belakangan, saya mendengar dia lulus jadi Dosen di kampus tempat kami kuliah. Apa rahasianya, kenapa dengan kemampuan yang biasa saja dia mampu mencapai prestasi yang memukau? Salah satunya adalah karena dia mampu 'melobi', pandai menjalin komunikasi. Terus terang, dia adalah salah satu dari teman kami yang banyak disebanangi dosen. Lobinya positif, pandai membuat orang lain senang karena akhlaknya yang baik. 

Demikian halnya dengan Tuhan

Kalau permohonan sesama manusia perlu lobi, demikian pula permohonan kepada Tuhan, harus pula dilobi agar do'a kita diijabah. Melobi Tuhan juga meniscayakan adanya komunikasi dan hubungan yang baik dengan-Nya. Orang yang tidak rutin berkomunikasi, atau mungkin sangat jarang, pasti 'segan' melobi Tuhan.

Dari itu, karena lobi didasarkan pada adanya hubungan yang harmonis, maka seorang hamba harus mampu menjalankannya. Tuhan sendiri telah menyiapkan medianya, yakni melalui ibadah ritual shalat yang dijalankan lima kali sehari semalam. Rutinitas dan konsisten dalam menjalankan ibadah ini, merupakan isyarat awal bahwa kita sudah menjalin komunikasi yang baik Tuhan.

Saat melakukan perjalanan isra' mi'raj, salah satu kado yang diterima oleh Rasulullah Saw ketika bertemu Allah adalah shalat. Awalnya kuantitasnya banyak, mencapai lima puluh raka'at dalam sehari semalam. Beliau menerimanya. Namun usai pertemuan tersebut, beliau berjumpa Nabi Musa As, dan cerita; 'Allah mewajibkan padaku dan umatku untuk mendirikan shalat lima puluh kali sehari semalam'.

Kata Nabi Musa As; 'itu terlalu berat, mohon kembali pada Allah agar dikurangkan. Hingga terjadi lobi dan negosiasi antara Rasulullah dan Allah sampai sembilan kali. Akhirnya shalat cukup lima kali sehari semalam. Sebenarnya menurut Nabi Musa As, ini pun masih terlalu berat bagi umat Muhammad Saw, namun ketika Nabi Musa As menyarankan beliau melobi lagi untuk dikurangi, beliau merasa malu.

Dalam melobi, harus ada trik dan cara khusus yang ditempuh oleh seseorang. Ilustrasi lobi itu berupa proposal yang diajukan ke sebuah instansi atau perusahaan, ini barulah cara-cara umum yang ditempuh kebanyakan orang. Kalau tipe orang pelobi, dia akan mencari waktu yang tepat agar bisa bertemu dengan orang penting. Bahkan orang nomor satu di tempat dia mengajukan proposal. Dia biarkan orang lain dulu mengajukan proposal dalam waktu yang telah dijadwalkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun