Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menuju Hebatnya UKM yang Naik Kelas dan Awet Berkelanjutan

14 Agustus 2017   20:53 Diperbarui: 24 Desember 2017   20:46 4190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Henry C Widjaja (Foto:Instagram@YDBA_Astra

"Berbicara tentang kualitas adalah berbicara tentang kerinduan. Kerinduan bahwa seharusnya hidup saya, lingkungan saya, kerja saya, seharusnya bisa lebih baik dari sekarang.

Kerinduan karena memang Sang Semesta menanamkan Kebaikan dalam diri setiap ciptaan-Nya, yang memang mengetuk-ngetuk nurani untuk diwujudkan.

Setiap dari kita ibarat keping dari sebuah puzzle yang besar. Sebuah keping yang mencari temannya untuk membentuk sebuah gambar, sebuah cita-cita besar.

Karenanya, setiap keping-keping itu saling berbeda, dan mereka saling merindukan. Keping yang satu rindu kepada keping yang lain yang membawa gambar yang berbeda. Karena gambar yang sama hanya menghasilkan gambar yang begitu-begitu saja, alias mandek,  alias 4L Lu Lagi Lu Lagi

Keping keping itu menyimpan kerinduan untuk bersatu bukan untuk bertikai, untuk saling memberi bukan saling mem-bully, untuk bekerjasama bukan sekedar sama-sama bekerja.

Dan disitulah QCC memberi sarana, memberi metode, bagaimana hidup dan kerja yang berkualitas bisa diwujudkan.


Bagaimana Kebaikan dalam diri setiap ciptaan-Nya bisa dimunculkan. Bagaimana gambar yang berbeda dari setiap keping puzzle itu bisa bersatu, menjadi gambar dari cita-cita besar, yang menjadi kenyaataan.

Mari kita melihat QCC bukan tentang kewajiban, bukan tentang tugas, bukan tentang perlombaan, bukan tentang hadiah, tetapi memang inilah sarana untuk menunaikan kerinduan untuk membuat hidup kita, kerja kita, lingkungan kita menjadi lebih baik, kerinduan setiap insan"

~Henry C Widjaja~

--------

Demikianlah rangkaian kalimat khas nan puitis dari Henry C Widjaja (Ketua Pengurus YDBA ~ Yayasan Dharma Bhakti Astra), yang dibawakannya ketika membuka Konvensi Quality Control Circle (QCC) bagi UMKM mitra YDBA pada 12 Agustus 2017 lalu di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 ICE-BSDCity Tangerang Selatan.

"Dalam menjalankan bisnis, kualitas merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar. Hal ini sangat penting mengingat kualitas sangat berhubungan dengan kepuasan pelanggan," ujar Henry C Widjaja dalam kata sambutannya.

Kickoff Konvensi QCC yang telah dimulai dari 3 April 2017 lalu, dengan rangkaian penyeleksian serta pendampingan intensif oleh mentor YDBA dalam kategori tiga wilayah. Setelah dilakukan penyaringan yang ketat kembali, akhirnya terpilih tiga finalis yang berhak melakukan presentasi dalam Konvensi QCC.

Siswijono [Foto:Instagram@YDBA_Astra
Siswijono [Foto:Instagram@YDBA_Astra
Kegiatan Konvensi QCC didahului sesi sharing mengenai penerapan QCC di perusahaan, yang dibawakan oleh Siswijono (Presiden Direktur PT Autoplastik Indonesia & COO PT Astra Otoparts Tbk Divisi Adiwira Plastik). QCC akan membentuk karakter driver yang tidak puas dalam suatu kondisi, tidak menyalahkan orang lain, berani bertanggungjawab serta akan selalu mencari solusi. Setiap ada permasalahan, maka driver akan berusaha menggunakan QCC sebagai perangkat (tools) dalam menyelesaikannya.

Karakter yang harus dimiliki seorang driver antara lain pembawaan diri dan berkomunikasi yang baik, pelayanan kebutuhan pelanggan, mengerti biaya yang kompetitif  memahami teknologi. Ini nantinya akan berguna ketika mengelola pengetahuan, kemampuan dan sikap orang disekitarnya, yang akan merupakan kunci perbaikan terus menerus secara berkelanjutan.

Potensi penurunan produktivitas dan pendapatan bagi perusahaan, dapat diminimalkan dengan tingginya kapabilitas driver. QCC yang telah diterapkan perusahaan, akan menjadi budaya kerja serta memudahkan perusahaan melakukan regenerasi serta reorganisasi yang cepat & terarah.

Seusai sesi sharing penerapan QCC, maka ketiga finalis Konvensi QCC melakukan presentasi dari kegiatan QCC yang telah dilakukan di masing-masing perusahaan. Finalis pertama yaitu PT Rachmat Perdana Adhimetal (RPA) memaparkan permasalahan QCC "Menghilangkan Delay Persiapan Delivery Plate Setting K15". PT RPA yang didirikan oleh Syaiful Munir pada tahun 1997 ini, bergerak dalam jasa metal stamping, welding, serta pembuatan dies & jig fixture. Atas kompetensinya yang terus terjaga, PT RPA telah menjadi salah satu 1st tier supplier bagi PT Astra Honda Motor serta beberapa anak usaha Grup Astra lainnya.

Finalis kedua yaitu PT Bakom Metal Industri (BMI), yang berdiri pada tahun 2004 dan berambisi menjadi manufaktur piston terbesar di tanah air serta benua Asia. PT BMI memaparkan permasalahan QCC "Menurunkan Defect Pin Hole Nokari Produksi Machining Line 2". Usaha permesinan ini, kini telah menjadi supplier bagi beberapa anak usaha PT Astra Otoparts Tbk.

Finalis ketiga yaitu PT ATMI Solo, yang bergerak dalam bidang pembuatan mold, komponen otomotif & non-otomotif, serta pengembangan mesin. Perusahaan yang dahulu dikenal sebagai Akademi Teknik Mesin Industri ini, memaparkan permasalahan QCC "Meningkatkan Produktivitas Assembly Hospital Bed 3 Crank'. Kepercayaan terhadap PT ATMI Solo akan produksi serta pengembangan peralatan mesin, telah diberikan oleh industri makanan minuman, otomotif hingga rumah sakit.

Henry C Widjaja (kedua dari kiri, Ketua Pengurus YDBA) dan M.Iqbal (kanan, Sekretaris YDBA) mendampingi ketiga finalis Konvensi QCC [Foto:JepretPotret]
Henry C Widjaja (kedua dari kiri, Ketua Pengurus YDBA) dan M.Iqbal (kanan, Sekretaris YDBA) mendampingi ketiga finalis Konvensi QCC [Foto:JepretPotret]
Setelah dilakukan penjurian yang ketat, terpilihlah PT Bakom Metal Industri (BMI) yang mampu memuaskan harapan juri dalam hal peningkatan QCDSMPE (quality, cost, safety, delivery, morality, productivity & environment).

Sementara itu dalam perhelatan GIIAS 2017, YDBA turut menghadirkan #HebatnyaUKM melalui dua booth yaitu yang berada di Hall 2 No 2x dan Prefunction Hall 3A. Ada tiga UMKM kerajinan, dua UMKM perbengkelan serta tujuh UMKM manufaktur.

Foto: JepretPotret
Foto: JepretPotret
Dalam booth YDBA Hall 2, akan ada beberapa UMKM yang menampilkan produknya seperti aneka produk kerajinan tangan, suku cadang kendaraan bermotor, hingga miniatur parkir pintar yang didesain oleh anggota Himpunan Bengkel Binaan YDBA (HBBA). Ketika dalam hari pertama pembukaan GIIAS 2017 lalu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang membuka seremoni GIIAS, sempat menyatakan ketertarikan akan parkir pintar tersebut ketika mengunjungi booth YDBA dengan didampingi oleh jajaran Direksi PT Astra International Tbk dan pengurus YDBA.

Henry Widjaja (kiri), Prijono Sugiarto (kedua dari kiri), Airlangga Hartarto (kanan) Foto: Instagram@YDBA_Astra
Henry Widjaja (kiri), Prijono Sugiarto (kedua dari kiri), Airlangga Hartarto (kanan) Foto: Instagram@YDBA_Astra
Sementara di booth YDBA Hall 3A, kita akan menjumpai mobil Daihatsu Sigra yang berbentuk kerangka, sehingga dapat melihat bentuk mesin dan bagian onderdil lainnya. Kita dapat juga menyaksikan kendaraan bernama Wintor (Winteq Motor), yang merupakan alat operasional serbaguna yang digunakan dalam perkebunan kelapa sawit. Kendaraan rancangan PT Velasto Indonesia yang merupakan anak usaha PT Astra Otoparts Tbk sejak tahun 2013, memiliki kandungan lokal hingga 86% dan telah diekspor ke Malaysia pada bulan Januari 2016. Nah, kita juga dapat melihat puluhan nama industri kecil menengah (IKM) beserta nama suku cadang (spareparts) yang diproduksinya bagi industri otomotif Grup Astra seperti Astra Daihatsu Motor, Astra Otoparts, Astra Honda Motor.

Foto: JepretPotret
Foto: JepretPotret
Foto: JepretPotret
Foto: JepretPotret
Foto: JepretPotret
Foto: JepretPotret
#HebatnyaUKM mitra YDBA yang dibekali semangat serta hal teknis ber-kaizen & ber-QCC, dipastikan pelaku usaha akan memiliki nilai tambah lebih dalam iklim kompetisi yang semakin ketat. Peningkatan kompetensi dan produktivitas akan membuat pelaku usaha akan memperoleh kemandirian untuk dapat naik kelas serta awet yang berkelanjutan.

"QCC merupakan Tools efektif untuk melibatkan karyawan dalam proses kerja lebih baik di lingkungan perusahaan. Tanpa perlu menunggu perintah atasan, setiap karyawan akan memiliki kepuasan kerja. Dalam setiap langkah QCC, sudah ada sistematika yang mudah diikuti untuk menemukan penyebab masalah yang mendasar," kata Henry C Widjaja seusai penutupan Konvensi QCC, ketika ditanyakan harapan atas kegiatan ber-Kaizen dan ber-QCC ini.

Mari ber-Kaizen dan be-QCC, menuju kemandirian agar #HebatnyaUKM dapat naik kelas serta awet secara berkelanjutan.

Yuk NgImprove!

Yuk Mandiri!

Artikel terkait YDBA:

Maju UKM-nya Bahagia Bangsanya

Mengaktifkan Gelombang Kaizen Dalam Detak Kehidupan Hebatnya UKM

Selebrasi "Unboxing Future HebatnyaUKM[dot]org

Celebrating The Moment

Sudah Seharusnya UKM Naik Kelas & Mencapai Pertumbuhan Berkelanjutan

Konvensi QCC Mewujudkan Kompetensi UKM Mitra YDBA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun