Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Situs Benteng Cepuri dan Bokong Semar di Kotagede

5 Maret 2019   18:35 Diperbarui: 5 Maret 2019   18:41 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Benteng Cepuri dilihat sisi selatan dari sarah selatan tembok (dokpri).

Situs Beteng Cepuri merupakan situs peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede yang berwujud rerutuhan-reruntuhan yang masih tersisa dari benteng yang dahulunya dibangun untuk melindungi Kedhaton atau Keraton Mataram dimasa awal pemerintahan Panembahan Senapati. Pembangunan ini terus berlanjut hingga Panembahan Senapati diganti oleh Panembahan Hanyokrowati hingga awal-awal pemerintahan Sultan Agung, sebelum akhirnya pusat pemerintahan berpindah ke Karta (Kerto).  

Benteng yang dilengkapi dengan parit atau jagang diluarnya ini selain berfungsi sebagai sarana keamanan dari serangan pihak luar juga merupakan batas tempat tinggal bagi kerabat keraton (trah njero benteng) yang tinggal di dalam benteng dan warga masyarakat biasa (wong njobo benteng).

Struktur bangunan ini dibuat dengan mempergunakan batu putih berukuran besar. Tingginya mencapai kurang lebih 3,5 meter dan lebarnya sekitar 2 meter.

Pada sisi utara benteng Cepuri, yang ditemukan hanyalah tinggal reruntuhan saja yang dikenal dengan nama Benteng Jebolan Raden Rangga. Selebihnya sudah tidak ada lagi bangunan peninggalannya.

Pada sisi barat benteng Cepuri inipun juga tak ditemukan lagi reruntuhannya. Sudah hilang dan berubah menjadi pemukiman penduduk yang sangat padat.

Foto Benteng Cepuri sisi selatan dilihat dari utara tembok (dokpri)
Foto Benteng Cepuri sisi selatan dilihat dari utara tembok (dokpri)
Pada sisi selatan inilah masih ditemukan sisa-sisa bangunan benteng Cepuri. Meski terputus-putus masih tampak adanya  hubungan antara satu bangunan dengan yang lainnya. Mulai dari sisi barat daya yang membentang terus ke timur sampai sisi tenggara benteng Cepuri ini membelok ke utara masih bisa dilihat wujudnya. Tentu saja tidak dalam keadaan utuh.

Foto
Foto
Di bagian tenggara benteng Cepuri ini membelok ke utara. Kelokannya yang melengkung itu dinamakan "Bokong Semar atau pantat Semar oleh warga setempat. Disebut demikian karena ujud kelokan yang melengkung itu memang mirip pantat.

Foto
Foto
Pak Soedarto, pegawai Dinas Kebudayaan yang bertugas di situs Bokong Semar (dokpri)
Pak Soedarto, pegawai Dinas Kebudayaan yang bertugas di situs Bokong Semar (dokpri)
Benteng Cepuri sisi sebelah timur  juga masih bisa ditemukan sisa-sisa bangunannya. Ada beberapa bagian yang sudah direnovasi dan ada juga yang masih berupa reruntuhan batu yang bertumpuk tak teratur.

Foto Benteng Cepuri sisi timur yang telah direnovasi (dokpri)
Foto Benteng Cepuri sisi timur yang telah direnovasi (dokpri)
Foto Benteng Cepuri sisi timur yang terputus bangunannya (dokpri)
Foto Benteng Cepuri sisi timur yang terputus bangunannya (dokpri)
Selain Beteng Cepuri dan jagangnya untuk melindungi kedhaton,  kerajaan Mataram Kotagede inipun juga membangun tembok kota yang dikenal dengan sebutan tembok Baluwarti untuk melindungi warga yang ada di dalam kota. Lengkap pula dengan jagangnya.

Hanya sayangnya tembok Baluwarti ini nyaris tak ditemukan lagi bekas-bekasnya. Bekas jagangnya saja yang sampai saat ini terlihat dibeberapa tempat dan sudah menjadi perumahan warga.

Podjok Pawon, Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun