Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia Sebagai Imago Dei

10 Oktober 2012   09:28 Diperbarui: 4 April 2017   17:58 12598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13497010811881233982


Gambar [Ibrani, tselem] atau akal budi, akal sehat, norma-norma, kebebasan moral, dan lain-lain. Rupa [Ibrani, demut] atau sesuai asli, sama seperti aslinya.

Kata bahasa Ibrani dalam Alkitab, tentang penciptaaan manusia, digunakan istilah bara [menciptakan atau ciptakan sesuatu yang khas dan tidak sama dengan siapa dan apa pun], bermakna hasil buatan yang lengkap, utuh, serta sempurna sehingga tidak perlu dirubah atau dibentuk ulang. Artinya, sesuai kesaksian Alkitab, jika TUHAN Allah menciptakan alam semesta dan isinya hanya dengan berfirman, namun manusia melalui cara yang berbeda; sebagai bara Elohiym [Ibrani] atau ciptaan Allah, manusia mempunyai aspek yang berbeda dengan apapun dan siapapun.

Karena sebagai gambar dan rupa-Nya, maka manusia harus diciptakan melalui suatu proses, pertimbangan, bahkan sedetail mungkin. Oleh sebab itu, sebelum penciptaan manusia, ada dialog antara para Ilahi yang berujung pada suatu keputusan tepat mengenai bentuk dan hakekat manusia.

Kemudian, TUHAN Allah membentuk pra-manusia dari debu tanah [jadi bukan keturunan kera atau hasil evolusinya]; setelah pra-manusia terbentuk, Ia menghembuskan nafas hidup melalui lubang hidung pra-manusia tersebut; karena nafas hidup dari TUHAN Allah maka pra-manusia menjadi makhluk hidup yang disebut manusia.

Manusia adalah rupa dan gambar TUHAN Allah atau Imago Dei. Sebagai Imago Dei, manusia, mempunyai kekhasan, misalnya, berbeda dari makhluk-makhluk lain; manusia adalah satu-satu makhluk hidup yang mempunyai hubungan dengan-Nya; manusia sebagai mitra kerja TUHAN Allah untuk menatalayani dunia; manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab penuh terhadap pengelolaan hidupnya kepada TUHAN Allah.

Kebebasan tersebut, selalu dikaitkan dengan kebebasan yang bertanggungjawab terhadap Penciptanya, yaitu TUHAN Allah.Manusia sebagai Imago Dei, menurut Martin Luther, bermakna ia memiliki tabiat [harusnya selalu tetap dimiliki] taat kepada TUHAN Allah; sejak semula manusia adalah makhluk yang berakal dan serupa dengan TUHAN Allah. Manusia memiliki pengetahuan tentang TUHAN Allah, kebenaran, dan kekudusan.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, gambar dan rupa tersebut menjadi hilang; menurut Yohanes Calvin, gambar TUHAN Allah merupakan hakekat manusia yang tidak dapat berubah [hakekat manusia yang tidak dapat berubah ialah akal, kehendak, dan kepribadian], sedangkan rupa adalah sifat sifat manusia yang dapat berubah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun