Peradaban, bermaknna kemajuan, kecerdasan, kebudayaan, lahir batin; hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsaPada pembukaan Temu Redaktur Kebudayaan Se-Indonesia 2012", Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh mengatakan, " ... ada tiga skema yang bisa mengancam peradaban bangsa Indonesia, yang dihadap di hadapi Indonesia sebagai calon bangsa besar di dunia. Tiga skema itu adalah,
[caption id="attachment_210727" align="aligncenter" width="216" caption="antaranews.com"][/caption] Membaca dan berusaha memahami pernyataan - pendapat Mendikbud (di antara) tersebut, membuat ku membongkar ulang arsip google, buku, dan artikata agar mempunyai tambahah pengetahuan, kemudia membaca ulang news tersebut, [mudah-mudahan antara tak salah menulis atau pun edit].Â
- dominasi peradaban besar terhadap peradaban kecil,
- bentrokan antarperadaban,  ini akan merusak kebudayaan,
- kovergensi peradaban, merupakan gabungan antaraperadaban suara, gambar dan data; hal ini terjadi dalam dunia ITC; dengan gabungan ini membuat peradaban kini disebut multi media,  ... " [sumber, antaranews.com]
Jika mengikuti KBBI, maka peradaban bermaknna kemajuan, kecerdasan, kebudayaan, lahir batin;Â hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Maka, apa yang dinyatakan oleh Mendikbut, justru membuat (ku) bertanya ulang tau bahkan malah tidak mengerti.
Mari kita teruskan ...
Dominasi peradaban besar terhadap peradaban kecil; ini bisa berarti, jika ada peradaban yang lebih maju, lebih cerdas, atau bahkan telah melangkah jauh ke depan, berhadapan dengan sebaliknya, tentu saja yang terjadi adalah yang maju itu mutupi - menenggelamkan yang belum maju.  Sehingga yang terjadi adalah, yang belum maju, akan berangsur-angsur menjadi maju.
Lalu, apa yang salah!? Â Menurut Mendikbud, dominasi peradaban ini jika tidak bisa diantisipasi mulai saat ini, maka lambat laut akan menghabiskan peradaban-peradaban kecil yang tidak kuat. Mendikbud agaknya memaknai salah tentang makna peradaban tersebut.
Mungkin saja, yang dimaksud Mendikbud adalah unsur-unsur budaya dari Negara-negara maju, bisa mendominasi unsur-unsur budaya di negara berkembang dan belum maju. Dengan demikian, jika hal-hal itu terus menerus terjadi, maka ada benarnya, unsur-unsur budaya pada/di negara-negara berkembang dan  belum maju bisa hilang.
Bentrokan antarperadaban; ini juga perlu penjelasan yang lebih lanjut. Secara global, menurut ku, yang terjadi sekarang ini adalah benturan hasil-hasil (unsur-unsur) peradaban atau pun kemajuan, bukan berntrok antarperadaban.
Katakanah, jika mau menggunakan bentrokan antarperadaban, maka bisa juga bermakna bahwa pada bentrokan antar negara, perang, atau bahkan konflik suku dan sub-suku yang sduah maju vs yang belum maju. Karena memang, peradaban tak bisa diajak benrokan, namun manusia-manusianya, (dalam frame - pengguna hasil peradaban itu) yang bisa atau mudah benrok satu sama lain. Kovergensi peradaban mengancam peradaban bangsa Indonesia; konvergensi peradaban ini merupakan gabungan antaraperadaban suara, gambar dan data. Hal ini terjadi dalam dunia ITC. Dengan gabungan ini membuat peradaban kini disebut multi media.
Inilah yang paling membingunkan, karena multi media, dituding sebagai ancaman terhadap peradaban bangsa Indonesia.  Bukankah multi media merupakan salah satu unsur yang bisa menunjang proses belajar mengajar - proses pemahaman - proses penerimaan  terhadap sesuatu yang baru.
Multi media bisa menjadikan orang, terutama mereka yang belajar, memahami input yang datang padanya, lebih cepat paham - mengerti, Â dan mudah menangkap masukan-masukan baru. Â Bahakan multi media bisa menjadikana banyak orang mampun menyimpan dengan lama apa-apa yang ia lihat, dengar, dan alami.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!