Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suka-Duka Menjadi Guru di Pulau Terluar Indonesia

2 Mei 2018   06:53 Diperbarui: 2 Mei 2018   07:17 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Hari ini kembali diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Setiap tahun hari ini diperingati untuk mengingat  perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasib rakyat Indonesia dalam memperoleh pendidikan yang layak.

Meskipun Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tahun, tetapi nasib para guru yang menjadi tongak utama dalam memajukan pendidikan Indonesia masih kurang setimpal dengan kewajiban para guru di sekolah dan hak yang diberikan oleh pemerintah atau sekolah.

Hampir setahun saya mengabdikan diri menjadi salah seorang guru di sebuah sekolah di Pulau Nias. Pulau Nias sebuah pulau terluar Indonesia bagian barat. Keempat dari lima daerah pemerintahan di pulau ini masih masuk kategori 3 T. Selama saya mengajar di salah satu sekolah di pulau ini. Banyak suka-duka yang saya dan teman-teman sesama guru alami. Yang mungkin tidak dirasakan oleh teman-teman guru yang mengajar di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Beberapa pengalaman saya dan beberapa guru mengajar di sini, seperti:

Guru harus multiskill
Beberapa bulan terakhir Kementerian Pendidikan Nasional sedang memprogramkan kemampuan ganda bagi para guru SMK. Guru dilatih untuk bisa mengajar 2 mata pelajaran, satu mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan yang kedua mata pelajaran sesuai dengan yang guru tersebut pilih. Kemudian, pihak kementrian memberikan pelatihan kepada guru tersebut tentang mata pelajaran kedua yang ia pilih.

Sebelum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memprogramkan tentang kemampuan ganda. Guru-guru di Nias sudah terlebih dahulu mengajar berbagai mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan semasa kuliah. Salah contoh seorang guru yang mempunyai latar belakang jurusan Pendidikan Matematika. Di sekolah tempat ia mengajar, guru tersebut mengajar mata pelajaran Teknologi Informasi, Olahraga, Kewirausahaan, dll. Salah satu penyebab salah seorang guru PNS mengajar berbagai mata pelajaran karena jumlah les yang menjadi kewajiban guru tidak cukup dalam satu semester. Sedangkan,  bagi guru yang berprofesi sebagai guru honorer, alasan mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya karena gaji yang tidak cukup. Jika hanya mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikan.

Gaji yang kecil
Mengajar di sekolah-sekolah yang ada di Pulau Nias jangan pernah membanyangkan mendapatkan gaji yang besar. Rata-rata gaji guru honorer 30 ribu - 50 ribu/les dalam sebulan. Kebanyakan para guru honorer dalam sebulan mengajar sekitar 15-17 les mata pelajaran. Dalam sebulan gaji seorang guru hanya sekitar 500 ribu-700 ribu per bulan.

Selain itu, guru yang mengajar di sekolah di Pulau Nias terkhusus untuk sekolah negeri harus sangat sabar. Bagi guru honorer jangan pernah mengharapkan guru akan mendapatkan gaji tiap bulan. Bagi guru honorer yang mengajar di Sekolah Dasar (SD) dan SMP harus menunggu dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) dari pusat tersalurkan ke daerah. Pencairan dana bos 3 kali dalam setahun. Sementara bagi guru yang mengajar di SMA/SMK pencairan gaji sekitar 3 bulan sekali, tetapi pada rahun ajaran baru pencairan gaji guru sekitar 5 bulan. Jika hal itu, terjadi para guru menggunakan uang tabungannya untuk sementara atau meminjam dari orang lain.

Sering diPHI-in
Bukan hanya seorang cewek atau cowok bisa PHP-in orang. Tapi, pemerintah sebuah kabupaten di Pulau Nias suka PHP-in para guru honorer. Beberapa bulan yang lalu, pemerintah daerah ini mengangkat Guru Kontrak Daerah (GKD) dengan gaji 1 juta/bulan. SK pengangkatan para guru honorer terhitung mulai dari bulan Januari, tapi sampai saat ini gaji daripada guru honorer pengangkatan daerah belum terbayarkan sama sekali. Sementara jarak antara tempat mengajar dengan rumah sangat jauh dan setiap hari guru honorer membutuhkan bensin.

Tidak perlu berpikir kreatif
Dari tadi saya banyak menceritakan tentang duka mengajar di Pulau Nias. Inilah enaknya mengajar di Nias. Guru tidak perlu kreatif dalam mengajar yang terpenting seorang guru cukup melengkapi perangkat pembelajaran. Agar tidak dimarahi oleh pengawas atau untuk melengkapi kenaikan golongan atau sertifikasi.

Seandainya tidak ada pengawas dan syarat untuk kenaikan golongan tersebut. Para guru kebanyakan malas mengerjakan perangkat pembelajaran dan mengusahan materi pembelajaran.

Itulah beberapa sekilas tentang pengalaman suka-duka mengajar di Pulau Nias. Semoga pada peringatan hari Pendidikan Nasional tahun ini. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan penduli dengan nasib para guru di daerah terpencil, seperti di Pulau Nias.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun