Mohon tunggu...
Yunus SeptifanHarefa
Yunus SeptifanHarefa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Indah Tapi Tak Mudah

Berkarya untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fatwa MUI bisa jadi "Hoax"

7 Juni 2017   16:24 Diperbarui: 7 Juni 2017   16:52 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Rusdimathari]

Saya sudah membaca isi fatwa MUI mengenai media sosial. Secara utuh, saya pikir fatwa yang dikeluarkan ini adalah sesuatu yang sangat baik dan perlu diapresiasi. Sudah seharusnya media sosial dikembalikan kepada fungsinya sebagai media bersosialisasi, bukan malah sebagai media hujat-menghujat, serta media fitnah-memfitnah.

Menurut saya, langkah MUI yang mengeluarkan fatwa haram terhadap aktivitas bermedia sosial yang "merusak" itu memang harus kita dukung bersama. Namun yang perlu kita sadari bahwa fatwa ini bisa menjadi "hoax" jika yang mengatakan tidak melakukan, hanya menjadi "uap" jika yang mendengar tidak memberi dukungan.

 Artinya, apa yang disampaikan oleh MUI bukanlah tugas satu orang, bukan pula pekerjaan satu organisasi, apalagi dilakukan oleh satu agama saja. Ini adalah tugas kita bersama!!! Sebagai umat Kristiani, menurut saya, memberitakan kebenaran di media sosial juga menjadi tugas dan tanggung jawab saya.

Dalam agama yang saya anut, saya dilarang untuk menyebarkan kabar bohong (hoax). Saya juga dilarang untuk menebarkan kebencian kepada sesama. Sebaliknya, saya diajar untuk menabur kebaikan dan kasih. Oleh sebab itu, sebagai pengguna media sosial, marilah kita bersama untuk menjadi penyebar kebenaran bukan kebohongan.

Mungkin kita tidak punya kemampuan untuk menghapus konten-konten yang merusak, tetapi setidaknya kita punya kemauan untuk memproduksi konten-konten yang membangun.

Oleh karena itu, jangan hanya sibuk mengkritik mereka yang menyebar konten yang negatif, tetapi tanyakan pada diri kita masing-masing, sudah berapa banyak konten positif yang sudah kita hasilkan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun