Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Misteri Pantai Dewa Ruci, Destinasi Wisata Saat Mudik Pansela

16 April 2024   10:39 Diperbarui: 19 April 2024   18:29 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Misteri Pantai Dewa Ruci, Destinasi Wisata Saat Mudik Pansela(dokpri)

Pantai Dewa Ruci adalah salah satu destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat mudik pansela. Pantai yang mengusung slogan Pariwisata berkelanjutan ini berlokasi di Desa Jati Malang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.

Awalnya, pantai Dewa Ruci lebih dikenal sebagai pantai Jatimalang. Tapi sejak mengalami penataan dan menjadikan pantai ini sebagai pariwisata berkelanjutan maka dibangunlah ikon berupa patung dewa Ruci,untuk memikat lebih banyak pengunjung. Pantai ini juga berganti nama menjadi Pantai Dewa Ruci.

Dari mulai parkir dan tiket masuk , wisata ini dikelola desa. Masyarakat sekitar juga membuka warung makan, menyewakan saung dan pemandian serta arena bermain anak-anak yang dibutuhkan pengunjung dan mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar.

Sebagaimana pantai selatan pada umumnya, Pantai Dewa Ruci mempunyai ombak yang besar dan tak terduga, sehingga butuh kehati-hatian dan waspada saat berwisata ke Pantai Dewa Ruci.

Misteri Pantai Dewa Ruci, Destinasi Wisata Saat Mudik Pansela(dokpri)
Misteri Pantai Dewa Ruci, Destinasi Wisata Saat Mudik Pansela(dokpri)

Mengapa dinamai Pantai Dewa Ruci?


Dewa Ruci adalah Dewa kerdil, tokoh dalam kisah pewayangan yang dijumpai Bima, salah satu tokoh Pandawa lima yang diutus gurunya, Resi Durna untuk mencari air kehidupan, yaitu Air Suci Prawita Sari agar bisa mencapai kesempurnaan hidup. 

Baca juga: Tergoda Gado-Gado

Padahal, ada yang beranggapan perintah ini sesungguhnya hanyalah siasat untuk melenyapkan Bima supaya tidak ikut serta dalam Perang Bharatayuddha yang sedang dipersiapkan. Tapi Bima patuh tanpa melawan untuk melaksanakan kehendak gurunya.

Dari sinilah awal kisah Dewa Ruci bermula.

Dikutip dari laman javanologi.uns.ac.id, yang ditulis oleh Rico Surya Putra Susila, Kisah Dewa Ruci merupakan interpolasi Mahabarata, sehingga tidak dijumpai dalam kisah Mahabarata versi India.

Kisah Dewa Ruci adalah filsafat yang menjadi rujukan mencapai kesempurnaan hidup orang Jawa.

Kisah Dewa Ruci sering dipentaskan sebagai lakon wayang kulit. Kisah Dewa Ruci yang menjadi rujukan para dalang, yang ditulis Yasadipura I (ditengarai sebagai guru dari pujangga Ranggawarsita) dari Surakarta, yang hidup pada masa Pakubuwono III (1749–1788) dan Pakubuwono IV (1788–1820). 

Yasadipura I dikenal sebagai pujangga "penutup" Keraton Surakarta.

Terciduk saat merekam dengan serius(dokpri)
Terciduk saat merekam dengan serius(dokpri)

 Dikisahkan , Resi Durna yang merupakan Guru para Pandawa memerintahkan Bima menemukan air suci Prawitasari. 

Prawita berasal dari kata pawita yang artinya bersih, suci, sementara kata sari artinya inti. Prawitasari diterjemahkan sebagai inti dari ilmu kesucian.

    Air suci Prawitasari dikabarkan ada di hutan Tikbrasara, di lereng Gunung Reksamuka.

Kata tikbra sendiri artinya prihatin dan sara berarti tajamnya pisau. Jadi bisa diartikan untuk mencapai ketajaman batiniah harus dilalui dengan laku prihatin.

Di hutan Tikbrasara, Bima bisa mengalahkan 2 raksasa yang berusaha menghadangnya, yaitu Rukmuka dan Rukmala.

Kemenangan Bima ini melambangkan kemenangan Bima mengalahkan halangan atau godaan dunia.

Rukmuka merupakan godaan dunia berupa kelezatan menikmati makanan enak. Sedang Rukmala adalah godaan dunia berupa harta dan kemewahan.

Akhirnya Bima menyadari, Air suci Prawitasari adanya di dasar samudera. Yang bagi orang Jawa, samudera dihubungkan dengan samudera pangaksami. Bahwa orang yang baik, pastilah punya hati seluas samudera yang bisa memaklumi, memahami dan memaafkan kesalahan orang lain dengan lapang dada.

Saat perjalanan mengarungi samudera inilah Bima harus bertempur menghadapi ular naga raksasa yang situasinya menjadi ikon yang sangat viral sebagai patung Dewa Ruci.

Patung Dewa Ruci, pertempuran Bima melawan ular naga raksasa (dokpri)
Patung Dewa Ruci, pertempuran Bima melawan ular naga raksasa (dokpri)

Bima berhasil membunuh ular itu dalam satu pertarungan seru. 

Kemenangan Bima ini menggambarkan bahwa untuk mencapai kesejatian diri tidak cukup menghindari godaan dunia, tapi juga harus berhasil memerangi kejahatan di dalam diri, maupun waspada untuk menghadapi kejahatan dari luar.

Untuk memerangi hawa nafsu di dalam diri, manusia harus senantiasa ikhlas, bersikap baik dan benar meski disakiti, selalu bersyukur, rendah hati, bisa membedakan salah benar, baik buruk, berbahagia dalam kondisi apapun, berbuat baik pada sesama, menjaga kesehatan diri, tidak pernah berhenti belajar dan mempelajari ilmu, makan secukupnya, dan tidak berzina.

Kisah pertemuan Bima dengan Dewa Ruci dikisahkan di laman id.m.wikipedia.org/wiki/Dewa_Ruci

Setelah berhasil mengalahkan naga, Bima bertemu dengan Dewa Ruci, dewa kerdil yang wajahnya merupakan wajah Bima sendiri.

Dewa Ruci menyuruh Bima masuk ke telinga kirinya. Dengan kesaktiannya, Bima berhasil masuk ke telinga Dewa Ruci meski badannya jauh lebih besar dari Dewa Ruci, apalagi lubang telinga nya yang kecil.

Anehnya, di telinga Dewa Ruci, Bima menemukan dunia yang maha luas. Dewa Ruci mengatakan, air suci Prawitasari itu tidak ada, tetapi ada di dalam diri Bima sendiri. Ilmu kesejatian hanya bisa dicapai saat kita berhasil mengalahkan nafsu yang ada dalam diri sendiri.

Bima berhasil menemui Dewa Ruci dan menghadapi dunia yang maha luas dengan selamat, karena berhasil mengalahkan keinginannya sendiri, dan mematuhi perintah gurunya tanpa melawan sekalipun membahayakan jiwanya. 

Nyi Roro kidul. Eh..bukan. Ini sih budhe, hehehe (dokpri)
Nyi Roro kidul. Eh..bukan. Ini sih budhe, hehehe (dokpri)

Justru itulah Bima berhasil menemukan kesejatian, mencapai kesempurnaan hidup, inti dari ilmu suci yang dilambangkan air suci Prawitasari.

Bagi orang yang senantiasa ingin menambah ilmu dan terus belajar, kisah Dewa Ruci ini memberikan makna yang mendalam dan memperkaya ilmu pengetahuan, menyucikan jiwa.

Tapi bagi Kompasianer yang sukanya cuma ngevote tanpa membaca, apalagi meresapi maknanya, maka kisah seperti ini bisa jadi membosankan. Eh... bercanda. Habis komennya nggak nyambung banget. Hiks..

Jangan khawatir, biar tidak bosan, kita tonton saja video keindahan Pantai Dewa Ruci dan kedahsyatan ombaknya.

Yuk kita tonton video reportase saya di Pantai Dewa Ruci yang penuh cerita.


Referensi:

https://javanologi.uns.ac.id/2022/11/28/dewa-ruci/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dewa_Ruci

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun