Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Freeport Lepas 51% Saham, Sanggupkah Pemerintah Membelinya?

30 Agustus 2017   10:08 Diperbarui: 30 Agustus 2017   20:06 4242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, posisi utang negara mencapai Rp 3.667 triliun per April 2017. Bertambah 201 triliun Rupiah dalam kurun waktu empat bulan. Hingga bulan Juli kemarin, utang pemerintah sebanyak Rp 3.779 triliun, nambah lagi 112 triliun Rupiah dari posisi April 2017.

Utang tersebut merupakan akumulasi utang dari pemerintahan sebelumnya. Dan penambahan utang baru sebagian besar digunakan untuk membangun infrastruktur, utamanya akses transportasi, yang hasilnya sudah mulai terlihat.

Dan pemerintah sudah sampai pada satu titik mengambil utang baru untuk membayar beban bunga utang berjalan. 

Namun demikian, pemerintah yakin utangnya masih aman karena tren rasionya terhadap PDB terus mengecil.

Melihat pengalaman berutang di atas, rasa-rasanya tidak susah buat Pemerintah Jokowi untuk mendapatkan utang baru 30 atau 110 triliun buat beli 51 persen saham Freeport. Tapi kalau minjemnya buat investasi, kreditor biasanya akan berhitung hasil lebih-tinggi. Apalagi yang mau dibeli sahamnya adalah perusahaan tambang terkemuka asal Amerika.

Nanti tinggal gimana pemerintah, mau ambil semua, ambil sebagian, ambil beberapa lembar saham atau gak ambil sama sekali. Yang paling paham soal kesehatan neraca keuangan negara adalah pemerintah sendiri. Rakyat cuma bisa wanti-wanti, jangan sampai gara-gara beli saham ini, negara jadi bangkrut kebanyakan utang.

Di luar soal kemampuan pemerintah, keterlibatan swasta nasional dalam divestasi ini akan jadi isu panas berikutnya. Rakyat tentu tidak mau kalau pada akhirnya yang menguasai 51 persen saham tadi justru pihak swasta.

Kalau ujung-ujungnya begini, sama saja dengan memfasilitasi swasta lokal beli saham milik swasta asing dengan bantuan Peraturan Pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun