Mohon tunggu...
Irwan Sutisna
Irwan Sutisna Mohon Tunggu... Lainnya - Economic Statistician

Badan Pusat Statistik | Universite Paris 1 Sorbonne | Contact Me : irwan@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

PDB Hijau untuk Mengukur Kinerja Ekonomi Berkelanjutan

12 November 2017   23:48 Diperbarui: 13 November 2017   11:22 4527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan, salah satu pusat perekonomian di Barcelona Spanyol (dok. pribadi)

Dalam jangka panjang, dampak dari peningkatan polusi ini akan semakin luas lagi. Pertumbuhan Gas Rumah Kaca yang semakain cepat akan memperparah perubahan iklim (Climate Change) yang saat ini sudah mulai rasakan dampaknya. Meningkatnya suhu udara global dapat mencairkan tumpukan gunung es di kutub utara dan selatan sehingga permukaan air laut akan meningkat. Hal ini tentunya sangat meresahkan karena menurut data National Ocean Service, sekitar 40 % populasi dunia tinggal dalam jarak 100 kilo meter dari pantai. Belum lagi kekeringan dan kekurangan air akan semakin parah. Dimana hal ini akan mempengaruhi produksi makanan pokok seperti gandum, padi dan jagung.

PDB Hijau dan Kebijakan Pemerintah

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat sebagaimana tercermin dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat di negara-negara berkembang, sayangnya disertai dengan meningkatnya prevelensi terjangkit penyakit akibat polusi industri. Hal ini tentunya membuat peningkatan kesejahteraan tersebut menjadi tidak berarti.

Meningkatnya kesejahteraan seharusnya berakibat pada meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa hiburan baik secara kuantitas maupun kualitas bukan terhadap fasilitas kesehatan. Pada gilirannya masyarakat akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi sekarang ini dihitung dari pertumbuhan PDB. Di mana nilai PDB ini dihitung dari nilai tambah (produk) yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi termasuk di sektor Industri. Semakin banyak barang yang di produksi maka semakin besar pula kontribusi sektor Industri dalam pembentukan PDB.

Namun, sayangnya dampak dari polusi akibat aktivitas ekonomi tidak dihitung dalam PDB. Akibatnya kesejahteraan seolah tampak meningkat walau pada kenyataan persentase konsumsi terhadap barang dan jasa tidak banyak berubah kecuali pengeluaran guna membayar jasa kesehatan.

Berbagai indikator telah banyak diterapkan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat agar lebih akurat. Salah satunya adalah dengan melakukan koreksi PDB terhadap dampak lingkungannya. Dengan cara ini diharapkan PDB tidak hanya mengukur nilai tambah ekonomi suatu aktivitas ekonomi juga memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Indikator ini dikelan juga dengan PDB Hijau (Green GDP). Pada dasarnya PDB Hijau adalah PDB (Conventional GDP) dikurangi oleh dampak lingkungan yang diakibatkannya baik berupa hilangnya berkurangnya kuantitas sumber daya alam (deplesi) maupun rusaknya kualitas sumberdaya alam (degradasi).

Deplesi sumberdaya alam pada umumnya terjadi pada sektor hulu seperti pertanian, kehutanan, perikanan dan pertambangan serta penggalian. Pada sektor ini dihitung nilai deplesinya dengan cara memperkirakan nilai sewa sumber daya alam (unit rent). Unit rentdihitung dari selisih nilai jualnya komoditas dengan biaya untuk mendapatkannya.

Adapun degradasi sumber daya alam pada umumnya terjadi pada sektor hilir seperti Sektor Industri dan Jasa. Segala kerusakan lingkungan akibat aktivitas perkonomian (degradasi) baik yang memiliki harga pasar maupun tidak harus dihitung seperti dampak polusi terhadap kesehatan, kerusakan ekosistem atau efek rumah kaca terhadap perubahan iklim.

Dengan Green GDP, pemerintah tidak hanya dapat mengetahui nilai tambah ekonomi dari suatu sektor saja tapi juga dampaknya terhadap lingkungan. Sektor mana saja yang memiliki nilai tambah ekonominya yang besar tetapi memiliki dampak buruk lingkungan yang kecil dan mana saja yang dampak lingkungannya jauh lebih besar dibanding nilai tambah ekonominya. Dengan ini pemerintah dapat melakukan kebijakan ekonomi berkelanjutan ekonomi secara tepat dalam rangka mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun