Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bank Wakaf Mikro, Harapan bagi Kelompok Marjinal

29 April 2019   07:00 Diperbarui: 29 April 2019   13:13 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bank Wakaf Mikro (BWM) relatif belum banyak dikenal masyarakat. Bank yang sampai sekarang telah berdiri sebanyak 41 unit, kebanyakan berada di lingkungan pesantren dan merupakan lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil yang berbasis komunitas. 

Salah satu keistimewaan BWM adalah memberikan pendampingan dalam berusaha kepada para nasabah peminjamnya. Padahal bank lain pada umumnya hanya sesekali saja on the spot ke lokasi usaha nasabah yang dibiayainya, bukan melakukan pendampingan.

Sebagai contoh, Kompas (16/2/2019) menurunkan tulisan Abdul Rahman Mangussara yang bekerja di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada rubrik Investasi, dengan mengangkat profil seorang nasabah yang sukses setelah mendapat pinjaman dari BWM yang ada Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

Nasabah yang bernama ibu Miftahur Rohma tersebut berjualan air tebu.  Sebelumnya ia menyewa mesin pemeras tebu Rp 10.000 per hari. Awal tahun 2018 ia bisa membeli mesin pemeras bersama gerobaknya berkat pinjaman dari BWM dengan bagi hasil yang harus dibayarkan ke BWM amat ringan, hanya 3% setahun.

Kehadiran BWM bukan saja membantu masyarakat terhindar dari jeratan rentenir, melainkan juga mampu mengembangkan usahanya secara mandiri, seperti pengalaman ibu Rohma di atas.

Namun harus diakui, BWM relatif belum banyak dikenal karena seperti yang telah disinggung di awal tulisan ini, sampai saat ini baru terbentuk sebanyak 41 unit yang tersebar di 25 wilayah di seluruh Indonesia. 

Jumlah nasabah yang dilayaninya belum lebih dari 10.000 orang, itupun kebanyakan warga yang berdomisili atau berusaha di sekitar pondok pesantren, karena pada tahap awal ini BWM sengaja memilih pesantren sebagai tempat beroperasi. 

Hingga akhir tahun 2018 lalu, BWM telah menyalurkan pinjaman secara total sekitar Rp 10 miliar. Seperti pernah saya tulis di sini, BWM hanya menyalurkan pinjaman berkisar Rp 1 juta sampai Rp 3 juta per nasabah. 

Artinya, betul-betul jumlah yang amat kecil dan penerimanya adalah mereka yang tidak memenuhi persyaratan bila meminjam di bank umum, namun punya usaha dan berkarakter baik.

Pendampingan oleh pihak BWM sangat diperlukan agar pengembalian pinjaman dapat dilakukan nasabah secara tepat waktu. Di samping itu, antar nasabah yang berada pada kelompok yang sama, akan saling mengingatkan agar tidak ada nasabah yang menunggak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun