Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayo Batasi Penggunaan Teknologi pada Anak

26 Agustus 2017   17:58 Diperbarui: 16 November 2017   22:34 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut penelitian terhadap yang dilakukan terhadap 80 anak usia 4 -- 7 tahun di Buffalo, New York. Kehadiran TV di kamar berdampak jumlah menonton hingga 9 jam/harinya. Angka itu jelas berlebihan dan mempengaruhi mental sang anak. Salah satu dampak yang langsung terasa ialah efek obesitas dan gangguan tidur yang terjadi. Apalagi sang anak kurang mendapat kontrol karena di kamarnya telah tersedia TV, orang tua saja bisa saja luput dalam mengontrolnya.

Selanjutnya ialah bermain gameyang berlebihan, pasti Anda sering melihat anak-anak yang rela bolos sekolah hanya untuk nongkrong di warnet untuk bermain game online. Mungkin kini jumlah sedikit karena mereka sudah punya gawai masing-masing. Duduk dengan wajah tertunduk bermain game di sudut sekolah, saat makan, hingga kadang lupa tidur hanya untuk menamatkan game tersebut. Salah satunya karena rasa penasaran untuk menamatkan dan hingga menjadi maniak game di usia muda.

Memang salah satu manfaat game ialah melatih kepekaan, pemecahan masalah hingga kemampuan berpikir kritis. Namun tidak berlebihan karena akan banyak dampak buruk yang didapatkan khususnya untuk anak-anak yang masih belia. Apa sajakah dampak tersebut, berikut ulasannya.

Daya tahan tubuh menurun, bermain game sering membuat lupa waktu termasuk waktu istirahat, makan hingga kadang interaksi sosial. Efeknya terasa saat turunnya daya tahan tubuh sang anak karena tidak adanya keseimbangan waktu. Itu ditambah dengan efek radiasi dari gawai yang relatif lama, membuat mata gampang lelah dan tubuh jadi lemas. Untuk tubuh jelas dapat berdampak pada obesitas, duduk lama akrab dengan cemilan. Sehingga dapat membuat berat badan bertambah dan jempol juga jadi capek atau cantelan karena terlalu sering buat menekan tuts dari berbagai gawai.

Pengaruh mental, bermain game pasti ada beberapa hal yang tidak menyenangkan, tidak hanya selalu menang bisa saja kalah atau tidak beruntung yang membuat frustrasi. Selain itu banyak dari game yang mempengaruhi mental sang anak seperti aksi kekerasan kriminalitas dan kebebasan. Tak jarang dicontohkan dalam kehidupan nyata dan berakibat sangat fatal. Tak cukup sampai di itu, pengaruh kata-kata kotor dan mengumpat jadi alasan terutama saat bermain dan menjadi sebuah kebiasaan.

Boros, bermain game memang punya efek boros seperti dukungan gawai yang mumpuni, bila dahulu uang jajan dihabiskan dengan pergi ke warnet andai tidak memiliki perangkat yang cukup di rumah. Mulai dari uang jajan yang tersisih dan hal lainnya, kini anak-anak lebih banyak mengandalkan paket data yang habis setiap harinya. Sudah pasti itu sangat menguras kantong dan tidak jarang sang anak akan menghabiskan uang tabungannya hanya untuk bermain game.

Sulit Konsentrasi,di luar jam bermain game sudah banyak anak-anak yang sering berhalusinasi atau konsentrasinya gampang pecah. Apalagi dengan godaan bermain gamesetelah pulang sekolah. Terpenting ialah pengawasan orang tua dalam pembatasan bermain game untuk anak.

Begadang, waktu bermain gamesering memangkas berbagai waktu, tak hanya waktu belajar, makan, dan bahkan waktu tidur sang anak juga terpangkas habis. Tidak jarang anak yang kurang kontrol dari orang tua akan rela begadang. Akibatnya waktu tidur berkurang dan harus bangun kesiangan.

Mengapa anak-anak CEO teknologi membatasi teknologi?

Mungkin bukan hal yang asing saat Anda mendengar bahwa CEO ternama teknologi membatasi pengguna teknologi pada anak-anaknya di kehidupan sehari-hari. Mengherankan bukan, apalagi mereka dengan mudah bisa mendapatkan produk tersebut. Saya pun mencari tahu mencari tahu alasannya mendasarnya, salah satunya ialah efek-efek negatif yang ditimbulkan dari gawainya tersebut. Malah seperti mendiang Steve Jobs melarang keras dan pesaing utamanya Bill Gates juga melakukan hal serupa terhadap anak-anaknya.

Tujuan utamanya ialah menciptakan interaksi yang kuat antara orang tua dan anaknya. Bukan hal yang mengejutkan saat ini anak-anak dan bahkan orang tua sibuk dengan gawainya masing-masing. Selain itu karena anak-anak akan menggunakannya secara berlebihan dan berakibat buruk dalam kehidupan sosial mereka. Walaupun begitu tak semua CEO teknologi setuju dengan pimpinan CEO ternama dunia tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun