Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Cegah Kecelakaan Penerbangan, Timbang Juga Barang Bawaan ke Kabin

28 Oktober 2018   21:38 Diperbarui: 31 Oktober 2018   10:36 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: travel.kompas.com

Leslie sendiri ketika itu termasuk kapten pilot termuda dengan 1,865 jam terbang di penerbangan komersial. Ada 21 penumpang di kabin, termasuk dua awak kabin.

Penyelidikan yang dilakukan oleh National Transportation Safety Board (NTSB) menemukan fakta bahwa ada kelebihan berat penumpang dan bagasi seberat 264 kg. Ini terjadi karena perusahaan itu memakai ukuran tahun 1936 yaitu berat penumpang dirata-ratakan 70-an kg.

Berdasarkan penyelidikan dengan bertanya dokter pribadi penumpang tentang barat badan pada kunjungan terakhir ke dokter. Dari penyelidikan ini ternyata berat badan rata-rata orang Amerika 90,7 kg dan barang bawaan ke kabin lebih dari 9 kg.

Maskapai penerbangan Finlandia, Finnair, menimbang berat badan calon penumpang sebagai bagian dari pengecekan jumlah berat penumpang, bagasi dan bahan bakar untuk keselamatan penerbangan (kompas.com, 3/11-2017).

Pesawat terbang yang naas (Sumber: Wikipedia)
Pesawat terbang yang naas (Sumber: Wikipedia)
Di Amerika Serikat sejak tahun 1995, sebagian besar maskapai menetapkan estimasi berat badan 81,6 kg di musim panas dan 83,9 kg di musim dingin. Barang bawaan diperkirakan 11,34 kg.

Maka, sebelum terjadi kecelakaan seperti yang dialami Air Midwest 5481 ada baiknya semua penumpang kapal terbang di Indonesia menimbang barang tentengan yang akan dibawa ke kabin. Aturan penerbangan di Indonesia berat barang tentengan ke kabin hanya 7 kg. Dengan gambaran seperti di Bandara Polonia tadi, tentulah barang tentengan penumpang lebih dari 7 kg.

Dengan laju pertumbuhan ekonomi obesitas di Indonesia juga meningkat. Apakah pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, tidak merevisi berat badan rata-rata penumpang kapal terbang?

Baik juga kalau langkah yang dilakukan Finnair yaitu menimbang berat badan calon penumpang diterapkan juga di Indonesia. Memang repot tapi demi keselamatan ratusan nyawa penumpang (dari berbagai sumber). *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun