Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makan Sebelum Lapar, Jangan Seperti Teka-teki Telur dan Ayam

31 Oktober 2016   11:37 Diperbarui: 31 Oktober 2016   17:27 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangkuk sayur asem | Foto: Indria Salim

Ceritanya ini tentang orang sedang makan siang. Menunya nasi pulen, lauknya sambel terasi bakar khas Sidoarjo yang wangi, lalaban kacang panjang dan kol segar, ditambah bandeng Juana yang legit digoreng pakai telur, sayur asem penuh cita rasa -- asam, manis, pedas dikit, gurih kemiri lengkap dengan isi belinjo, daun belinjo (daun so), potongan kecil labu siam, jagung manis muda, terong, dan keluwih. Peyek teri tersembunyi dari kamera. Klik, klik. Sudah. Posting di FB. Bikin kesel, nggak? Irikah?

Oh, ini imajinasi orang lapar saja kok. Ndak usah pengin. *tersenyum simpul*

Lha mengapa disebutnya lingkaran kedoyanan?

Sambal nanas dan serangkain menu makan siang | Dokpri
Sambal nanas dan serangkain menu makan siang | Dokpri
Gini lho, itu semua porsi buatmu sendiri. Semangat kan, menghabiskan makan siang semewah itu? Nah, di tengah perjalanan satu episode, sambalnya habis. Nambah sambal. Masih semangat? Lanjut. Sambalnya masih banyak (ambilnya lebay sih), nasinya masih juga, bandengnya habis, ambil bandeng lagi. Sayur asemnya? Sekalian nambah kuah. Lanjut. Lho nggak seru nih, masih pengin lalab. Ambil kacang panjang dan kool lagi. Lho kok yang tersisa hanya lalab? Sayang kalau dibuang, nggak higienis kalau disimpan. Ambil nasi, sambal, sayur asem, bandengnya tidak lupa dong. Lha kapan berhentinya, nih? Tolooong! Ingat nasihat nenek. Biar nggak begah, ambil centong nasi, lalu lakukan gerakan simbolis seakan sedang mengambil nasi dari perut dengan centong itu. Menurut nenek itu manjur. *Wah!*

Pesan moral: Makanlah sebelum (ke)lapar(an), berhentilah makan sebelum (ke)kenyang(an) 

Salam! | @Indria Salim |


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun