Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Becoming Filipino; (Menjadi) Filipina dengan Aneka Sisi Positifnya

2 Juni 2017   14:24 Diperbarui: 2 Juni 2017   14:39 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filipina tidak lebih baik dari Indonesia

Kalimat itulah yang selalu diucapkan oleh rekan-rekan saat saya mengutarakan niat untuk tinggal cukup lama di Filipina. Niat, yang sebagian besar orang menganggap aneh, untuk ukuran keinginan  tinggal di luar negeri. Kenapa aneh?

 Karena Filipina adalah negara yang bukan menjadi tujuan utama jalan-jalan bagi sebagian besar orang Indonesia. Bukan tujuan utama untuk bekerja. Bukan pula tujuan utama untuk belajar. Apalagi, kondisi Filipina saat ini yang sedang dalam peperangan di wilayah selatan.  Alasan-alasan itulah yang membuat banyak yang menyangsikan niat saya yang sudah benar-benar tak tertahankan lagi.

 Nah, kalau ditanya, mengapa saya ingin sekali menjejakkan kaki ke negeri antah berantah dan “tak menyenangkan” itu? Alasannya, selain (mencari) jodoh adalah karena saya menemukan sebuah perjalanan maha seru, maha asyik, dan maha menyenangkan dari seorang berkebangsaan Kanada bernama Kyle Jennerman. Seorang pria yang sama dengan saya, jatuh cinta kepada Filipina dengan segala aneka rupa.

Pria 27 tahun yang sering dipanggil Kulas ini menganggap Filipina adalah rumah keduanya. Meski ia tak memiliki niat untuk menjadi warga negara Filipina, tapi ia terus berusaha untuk menjadi seorang Filipina yang sesungguhnya. Dalam artian,ia akan selalu berusaha mempelajari apa saja nilai-nilai kebudayaan Filipina. Yang positif, yang unik, dan yang menarik. Kisah perjalanan itu ia unggah di blog,youtube, dan aneka jejaring sosialnya dengan label #BecomingFilipino.

Kyle memang sadar, Filipina bukanlah negara dengan segala kemajuan yang dicapainya. Tak semegah Singapura atau Malaysia. Filipina tidaklah seramai turis asing yang berkunjung ke negaranya, layaknya Thailand. Dan Filipina, mungkin tak memiliki kebudayaan tingkat tinggi yang sering dicari orang barat seperti China, Jepang, atau Korea.


Nah, lantas, apa yang dilakukannya?
Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh Kyle juga dilakukan oleh petualang lain. Mengeksplorasi alam, memahami karakter penduduk lokal, mempelajari bahasa, dan segala kegiatan lain. Yang membedakannya, ia melakukan kegiatan tersebut seperti layaknya penduduk lokal. Berbaur dengan mereka dan menikmati apa yang ada di Filipina.
 Dari 17 region di Filipina, Kyle telah menuntaskan 5 region, termasuk tentunya kawasan Metro Manila. Region-region tersebut antara lain region XI (wilayah Davao), region IV-A (Laguna), region IV-B (Oriental Mindoro), region VII (Cebu), dan Region X (Minadanao Utara, yang mayoritas berpenduduk muslim).

Region yang saya sebut terakhir adalah region paling berkesan bagi Kyle. Bagi sebagian besar orang, daerah Mindanao adalah daerah yang cukup mengerikan. Penuh dengan teror bom, penculikan, dan aktivitas mengerikan lainnya layaknya . Mungkin, masih segar di ingatan kita puluhan ABK asalIndonesia yang diculik di sekitar perairan Mindanao. Apalagi, daerah di sekitar Kota Marawi yang merupakan kota muslim kini sedang luluh lantak akibat operasi militer Filipina menghadapi gerombolan Maute yang berafiliasi dengan ISIS.  Jadi, saya kembali mendapat early warning ketika saya lagi-lagi mengutarakan keinginan saya. Anjuran untuk berpikir ulang kembali saya terima dengan satu alasan utama : penculikan dan pembunuhan.

Kyle saat di pengungsian Marawi
Kyle saat di pengungsian Marawi
Tapi, Kyle telah membuka mata saya. Kyle mengabarkan dengan nyata bahwa Mindanao adalah tempat yang sangat menyenangkan. Mindanao adalah surga wisata alam, tempat berkumpulnya orang-orang asyik yang memiliki cara hidup hampir sama dengan orang-orang Indonesia. Kyle mengunggah aneka foto yang membuat saya tersenyum simpul. Tersenyum dengan gumaman kalau Filipina sebenarnya adalah saudara serumpun paling dekat dengan kita.

BecomingFilipino.com
BecomingFilipino.com
Kyle mengunggah aktivitas anak-anak sekolah yang berangkat dengan jalan yang cukup horor. Menyeberangi sungai dengan meniti jembatan yangtak layak. Kyle mengunggah perjuangan guru-guru yang harus menyeberangi lautan demimengajar anak didiknya. Tak jauh beda kan dengan Indonesia?

BecomingFilipino.com
BecomingFilipino.com
Mengamati kondisi mengerikan itu, Kyle tetap memandang sisi positifnya. Semangat siswa dan guru Filipina untuk menjadikan Filipina lebih baik membuatnya takjub. Tak hanya itu, ia terus mendapat hal-hal unik yang menurutnya hanya ia temui di Filipina. Ia menemukan juga transportasi maha gokil yang baginya hanya orang-orang Filipina yang bisa mengendarainya. Meskipun bagi saya, di Indonesia juga ada dan lebih mengerikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun