Senja itu, mereka keluar dari gang-gang kecil di sebuah jalan protokol kota.
Sebagian dari mereka bahkan sudah bersiap kala mentari masih berada di atas kepala. Mereka saling berharap cemas apakah momen bersejarah yang mereka alami akan benar-benar bisa terwujud. Momen yang mungkin hanya akan terjadi dalam satu kali kehidupan mereka. Bukan Gerhana Matahari atau Kejatuhan Komet, dua fenomena alam yang menjadi perhatian mereka. Namun, momen ini adalah perhelatan besar Asian Games yang kali kedua diselenggarakan di negeri tercinta, Indonesia.
Satu hari sebelum menyaksikan euforia warga biasa itu, tepatnya Kamis (19/07/2018), saya mendatangi sebuah acara dengan tajuk Gerakan Nasional Revolusi Mental (GRNM) yang didukung oleh Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kesejahteraan Rakyat (PMK). Di sebuah hotel di Kota Malang, saya mendapat banyak ilmu yang disajikan oleh 3 pemateri dengan cukup mantap.
Salah satu poin penting dari kegiatan tersebut adalah momen Asian Games 2018 merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki kehidupan bangsa melalui GRNM. Setidaknya, ada 5 program yang menjadi sasaran perubahan revolusi mental ini, yakni Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.
Alasannya tak lain Asian Games adalah sebuah kebanggan bagi bangsa kita. Menunjukkan kepada seluruh bangsa Asia maupun dunia bahwa bangsa kita bisa menyelenggarakan perhelatan akbar ini dengan sebaik-baiknya. Dan tentunya, memperoleh prestasi yang dapat dibanggakan. Jika ingin memperoleh kesuksesan itu, maka perubahan baik juga harus segera dilakukan.
Berkaca dari kegiatan sosialisasi GRNM ini, saya lantas mencoba melihat seberapa besar revolusi mental telah mengakar di sanubari bangsa Indonesia dan seberapa meriah sambutan warga dengan kehadiran Asian Games kali ini.
Maka, pada jumat (20/07/2018), saya mengikuti kegiatan Semarak Torch Relay Jatim yang mengarak obor Asian Games dari Kota Blitar menuju Kota Malang. Kegiatan torch relay ini merupakan inisiasi dari rangkaian acara Asian Games dan juga sebagai acara sosialisasi kepada masyarakat luas. Kebetulan, rute pawai ini tak jauh dari rumah saya di daerah Sukun, Kota Malang. Di pinggir jalan yang menjadi rute pawai ini, saya menyiapkan diri.
"Ini belum Agustus, Mas. Tapi rasanya tak sabar menanti bulan Agustus tiba."
Seorang ibu-ibu yang datang dengan seorang anaknya berkelakar bahwa meski sekarang masih bulan Juli, rasanya Agustus telah tiba. Ia merasa, perhelatan Asian Games membuat lingkungan di sekitarnya lebih semarak. Tak hanya sekedar umbul-umbul, namun penantian akan prestasi atlet-altlet terbaik bangsa ini adalah harapannya.
"Kalau saya, suka sama dua pebulu tangkis yang muda itu, Mas. Yang suka dipanggil Minions itu," ia menambahkan. Dua pebulu tangkis yang ia kagumi pasti Markus Gideon dan Kevin Sanjaya. Harapannya, mereka bisa memperoleh medali emas dan menggemakan lagu Indonesia Raya.
Cari solusi dan cari alternatif. Sama halnya dengan perjuangan atlet-atlet nasional yang berusaha keras mencari solusi atas keterbatasan dan rintangannya selama ini. Semuanya demi tujuan kebaikan yang ingin diraih. Bukankah itu juga merupakan spirit dari perhelatan Asian Games ini?
Sederhananya, ada peningkatan kesejateraan dari perhelatan akbar ini. Sebuah harapan kecil namun memang harus diwujudkan karena even besar ini juga hajatan besar bangsa Indonesia. Maka tak heran jika semarak torch relay ini melewati tempat-tempat wisata yang bisa mendongkrak ekonomi lokal. Kota Malang adalah salah satu kota wisata yang beruntung dilewati api obor ini.
"Ayo semangat! Ayo semangat!"
Teriakan penggugah semangat terus mereka gemakan. Beberapa diantarnya bahkan memberikan lambaikan tangannya kepada para pelari yang sudah nampak berpeluh. Para pelari dengan asyiknya menerima lambaian tangan warga sambil terus berlari. Meski gelaran olahraga belum dimulai, rasa semangat bercampur haru sangat terasa. Sebuah konektivitas dukungan ikhlas yang sangat berharga. Menyatukan semangat energi untuk Indonesia agar berjaya di Asian Games 2018. Dari warga biasa yang baru saja bersemangat beraktivitas untuk kegemilangan bangsa Indonesia.Â