Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Membagi Matahari

22 Februari 2020   06:39 Diperbarui: 22 Februari 2020   06:44 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash.com


Diorama kenangan terpancang
Erat dalam detik
Rindu yang menitik
Berotasi dalam hitungan
Yojana yang berbeda

Aku kadang lupa bahwa bumi berputar
Siang dan malam bagiku hanyalah tumpukan harap
Memacu detak-detik temu
Adhesif dalam pendulum takdir, juga
Notula-notula yang telah digariskan
Ibarat waktu, seperti;
                                 selamat pagi dariku
                                 ketika kau ucap selamat tidur
                                 atau ketika siangku tengah membakar
                                 malammu dingin dihujani salju

Namun kau tahu, tak ada yang bisa memisahkan kita
Gelingsir dari selasar zona waktu
Radian yang ada di setiap belahannya, sebab
Utara, selatan, barat, dan timur, atau di manapun
Matahari tetaplah memiliki sinar yang sama, untuk kita bagi

Angsana, 22 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun