Mohon tunggu...
ignacio himawan
ignacio himawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - ilmu terapan untuk keseharian

Sekedar berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memorial Tembok Berlin

8 Mei 2017   07:59 Diperbarui: 8 Mei 2017   09:38 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memorial Tembok Berlin di sepanjang Bernauer Strasse

Sebagai salah satu ikon penting abad XX,tembok Berlin saat ini hampir tidak dapat  dilihat dengan mudah. Yang bisa dilihat wisatawan dengan mudah hanyalah serpihan beton di toko cendera mata atau beberapa lembar beton yang rusak dengan grafiti yang diletakan di bebarapa pojok kota. Bahkan, di Check Point Charlie di Frederick Strasse yang merupakan pintu perbatasan antara Berlin Barat dan Timur, hanya dua lembar beton yang tersisa dari tembok ini, itupun sudah dipindahkan dari lokasi aslinya. Namun di Check Point Charlie ini terdpat Museum dan memorial yang penuh dengan potret dari masa perang dingin yang bercerita tentang tembok ini.Salah satunya adalah kisah pemuda 18 tahun bernama Peter Fechter yang mencoba menyebrang ke Berlin Barat di tahun 1962 untuk mencari kebebasan. Peter nyaris berhasil menyeberangi tempok ketika terpergok oleh penjaga perbatasan Jerman timur yang kemudian menembak pelvisnya. Pemuda tersebut terkapar bersimbah darah di sisi tembok tanpa pertolongan dari penjaga perbatasan Berlin timur sementara Polisi Jerman Barat yang berada dibalik tembok tidak dapat berbuat banyak sampai akhirnya meninggal karena kehabisan darah sejam kemudian.

Masih adakah sisa tembok yang sinonimus dengan kota ini, terutama ketika bayang-bayang perang dingin meliputi seluruh dunia ? Ada dua tempat utama dimana tembok ini masih berdiri nyaris seperti aslinya. Yang pertama adalah bentangan sepanjang kira-kira 1.5 km di sebelah timur kota yang dikenal dengan nama galeri sebelah timur (East Side Galery) yang dipenuhi oleh grafiti artistik yang memperingati pentingnya kebebasan. Namun tembok di daerah ini sudah kehilangan sebagian besar karater tembok Berlin yang menjadi simbol terbelahnya dunia di masa perang dingin. Tempat kedua adalah bentangan 600 m di sepanjang Bernauer Strasse.Jalan ini merupakan simbol literal pembagian sebuah komunitas. Semua rumah di sisi utara jalan termasuk jalan tersebut terletak di Berlin Barat sementara di sebelah selatan adalah Berlin timur.Olen karenan itu Bernauer Strasse saat ini menjadi pusat memorial tembok Berlin.

Jerman adalah sebuah bangsa yang memiliki segudang masa lalu yang kelam. Bagi orang asing seperti saya akan timbul kesan kuat kalau bangsa ini mencoba melupakan masa lalu ini dengan berbagai cara seperti melarang simbol Swastika, seperti larangan palu arit di Indonesia. Film komedi "Good Bye Lenin" menunjukkan bagaimana usaha untuk melupakan komunisme menjangkiti Berlin Timur. Mungkin keinginan untuk melupakan inilah yang membuat tembok Berlin nyaris hilang di pusat keramaian. Namun apabila melihat lebih dalam, bangsa ini memiliki karakter filosofis yang dalam. Di banyak tempat, bekas tembok Berlin muncul sebagai fitur di jalan. Walaupun umumnya tanda ini bersifat sangat halus ditempat lain tembok Berlin diganti oleh struktur yang memiliki arti, seperti di Bernauer Strasse. 

Rekaman foto sejarah tembok Berlin tahin 1961 dengan ikon foto lompatan kebebasan
Rekaman foto sejarah tembok Berlin tahin 1961 dengan ikon foto lompatan kebebasan
Stasiun kereta bawah tanah U-Bahn Bernauer Strasse dapat dicapai dengan mudah dari pusat turis Alexanderplatz dengan menggunakan jalur U8 ke arah Wittenau di utara. Ketika menginjakan kaki dipermukaan setelah meninggalkan stasiun bawah tanah, pandangan tertuju pada tempat terbuka berumput yang terletak di sepanjang sisi jalan. Di satu sisi tembok sebuah kompleks apartemen berwarna putih kelabu. Di tembok ini terdapat reporduksi raksasa sebuah ikon fotografi dari masa perang dingin yang menunjukkan Conrad Schumann, seorang tentara Jerman timur yang membelot ke Berlin barat dengan melompati rentangan kawat duri di bulan Agustus 1961. Saat itu tembok yang baru berdiri selama 3 hari memang tidak lebih dari rentangan kawat duri.
Bernauer Strasse hasil konstriksi tahap akhir di thain 1985. Ironisnya tembok yang mencapai bentuk utamnya dirobohkan 4 thaun kemudian.
Bernauer Strasse hasil konstriksi tahap akhir di thain 1985. Ironisnya tembok yang mencapai bentuk utamnya dirobohkan 4 thaun kemudian.
Tidak jauh dari pintu keluar statius terdapat sebuah maket dari logam yang menunjukan bentuk inkarnasi terakhir tembok Berlin di pertengahan tahun 1980-an. Di maket ini tampak jelas kalau tembok Berlin terdiri dari beberapa bagian. Tembok luar (tembok utama) yang terbuat dari lembaran-lembaran beton berbentuk huruf L yang dirancang agar usaha merobohkan dengan menabrakan truk dari Bernauer Strase akan gagal karena beban truk yang menginjak kaki L akan membuat lembaran beton tersebut sulit untuk roboh. Tembok dalam yang terbuat dari lembar beton yang lebih pendek berfungsi sebagai pembatas yang sesungguhnya bagi warga Berlin timur. Diantara kedua tembok ini terdapat tempat terbuka yang berisi jalur penjaga perbatasan, lampu penerangan tiang-tiang sensor dan menara jaga. Tempat terbuka ini dikenal sebagai jalur maut karena banyak memakan korban pembelot seperti Peter Fechter. 

Kurang lebih 400 m pertama memorial hanyalah jalur rumput. Di sini tembok luar utama diganti dengan pilar-pilar logam yang diatur sehingga memberikan kesan kuat kungkunan sel penjara. Sebuah peringatan yang artistik namun memilki arti filosofis yang cukup dalam. Sementara itu nyaris semua tembok dalam sudah lenyap digantikan oleh dinding-dinging blok apartemen dengan reproduksi foto-foto historis. Selain Conrad Schumann terdapat foto yang menunjukan bagaimana dimasa-masa awal tembok rumah-rumah di sisi selatan Benaure Strasse sebelum dirobohkan untuk menjadi jalur maut dipakai orang untuk melerikan diri ke Barat. Ada sebuah foto yang menunjukan pasangan pengantin baru mmeinta restu pada orang tua mereka yang hanya dapat melihat dari balik jendela rumah yang berada disis selatan jalan.Kurang lebih ditengah-tengah seksi ini terdapat replika menera jaga yang dibagun di pojok jalan munuju ke Alexanderplatz. Dari sini tampak jelas menara TV Berlin (diekenal sebagai tusuk gigi) yang dibangun untuk memamerkan kekuatan ekonomi, dan teknologi Jerman Timur. Sebuah pameran kosong karena tembok ini dibangun untuk mencegah perpindahan penduduk secara masal untuk mencari kebebasan yang dapat mengakibatkan langkanya tenaga kerja sehingga meruntuhkan ekonomi Jerman Timur. Disini, bekas pondasi rumah yang dirobohkan maupun terowongan yang dipakai untuk melarikan diri ke barat ditandai dengan jelas. Kisah bagaimana usaha untuk melarikan diri ini seringkali berakhir dengan kegagalan karena warga Berlin Timur yang lain melaporkan kegiatan ini ke polisi rahasia. Saya teringat dengan Indonesia di jaman Orba dimana orang seringkali curiga bahwa tetangga di sekitarnya menjadi kolaborator pemerintah represesif. Bagian pertama memorial ini ditutup dengan kapel rekonsiliasi yang dibangun di tahun 2003, tepat diatas gereja rekonsilisasi yang di ledakan oleh pemerinta Jerman Timur di tahun 1985 untuk membuat jalur maut.

Menara TV simbol kejayaan Jerman timur dilihat dari Bernauer Strasse. Pilar di sebelah kanan adalah penanda menara jaga.
Menara TV simbol kejayaan Jerman timur dilihat dari Bernauer Strasse. Pilar di sebelah kanan adalah penanda menara jaga.
Bagian kedua memorial bukanlah tempat yang selalu terbuka untuk umum. Inilah memorial utama dimana rancangan utuh tembok dibiarkan seperti ketika direnovasi untuk terakhir kalinya di thaun 1985. Jalur maut yang gersang yang diapit oleh tembok luar utama dan tembok dalam, laur patroli dan menara jaga masih tampak seperti aslinya. Rentanagn sepanjang kuran lebih 25 meter ini adalah satu-satunya tempat dimana tembok Berlin dilestarikan sebagai peringatan eksplisit pemisahan selama 40 tahun.
Tembok Berlin memorial di dekan Nordbahnhoff
Tembok Berlin memorial di dekan Nordbahnhoff
Bagian ketiga memorial kemabli merupakan jalur rumput yang merentang hingga ke Stasiun Kereta Api Utara (Nordbahnhoff). Namun tidak seperti bagian utama disini tembok uatam luar adalah gabungan jejeran pilar logam dan lembaran beton asli. Namun perbedaan yang paling mecolok adalah kesan terbuka menyerupai sebuah lembah yang menunjukan bahwa perjalanan memang masih jauh.  Sebuah grafiti di tembok berbunyi "We do not need to build a wall to keep apart"...

Di sini saya teringat dengan petikan lagu

Sojourners in this vale of tears,
to thee, blest advocate, we cry;
pity our sorrows, calm our fears,
and soothe with hope our misery.
Refuge in grief, star of the sea,
pray for the mourner, pray for me.

Akankah kesedihan akibat tindakan represif kembali ke dalam kehidupan kita ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun