Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepemimpinan Spiritual

24 Juli 2017   15:01 Diperbarui: 24 Juli 2017   15:11 3037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KEPEMIMPINAN SPIRITUAL

Oleh:

IDRIS APANDI

(Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Master Trainer Diklat Cakep)

 

"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya." (HR Bukhari).

Pemimpin adalah sosok penting dalam sebuah organisasi. Mulai dari level keluarga, instansi pemerintah, perusahaan, organisasi kemasyarakatan, hingga sebuah negara atau kerajaan pasti memiliki pemimpin. Pemimpin ada yang ditunjuk atau dipilih. Pemimpin ada yang sejak jauh-jauh hari dipersiapkan, dan ada yang diciptakan atau muncul secara instan.

Pemimpin adalah figur dan motor utama dalam menjalankan berbagai program organisasi. Karakter sebuah organisasi akan sangat tergantung kepada karakter seorang pemimpin. Ibarat seorang koki, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk meramu menu makanan. Takaran bumbu harus sesuai supaya rasanya enak. Seorang koki harus memakai takaran atau pertimbangan yang pas ketika masak. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dan seberapa banyak bumbu yang diperlukan. Selain itu, seorang koki pun harus memiliki nilai-nilai estetika agar menu yang disajikan selain rasanya enak, juga indah dilihat dan menggoda untuk disantap.

Seorang pemimpin selain harus kompeten, juga harus memiliki sifat-sifat yang terpuji,  seperti ujur, disiplin, amanah, bijaksana, aspirarif, dan utamanya mampu memberi teladan kepada setiap anak buahnya. Dengan demikian, disamping dia akan menjadi sosok pemimpin yang kredibel, dihormati, dan berwibawa.

Untuk mewujudkan karakter pemimpin yang kompeten dan kredibel, maka seseorang yang ditunjuk atau dipilih menjadi pemimpin harus memiliki fondasi yang baik, utamanya fondasi nilai spiritual. Bagi seorang pemimpin yang memiliki nilai spiritual yang baik, memimpin adalah sebuah amanah yang harus ditunaikan dengan sebaik-baiknya, karena suatu saat akan dimintai pertanggungjawabannya.

Memimpin adalah sarana baginya untuk melayani umat, bukan balik dilayani. Memimpin adalah sarana baginya untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik dan melahirkana kesejahteraan bagi rakyatnya. Memimpin adalah sarana baginya untuk mengukir sejarah, sehingga dia menjadi sosok pemimpin yang kehadirannya dirindukan, dan kepergiannya ditangisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun