Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Guru dan Urgensi Penguasaan Kemampuan Public Speaking

6 April 2019   23:26 Diperbarui: 7 April 2019   00:11 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk memastikan bahwa sang public speaker menguasai materi yang akan disampaikan, maka dia harus mempersiapkan diri dengan matang. Istilahnya lebih baik babak belur di tempat latihan, daripada mati konyol di medan perang karena kurang persipan.

Dalam tahap persiapan dia banyak membaca referensi yang terkait dengan materi yang akan disampaikan, diskusi dengan orang yang dianggap pakar di bidangnya, latihan, kalau perlu rekam, dan meminta tanggapan dari orang lain terkait penampilannya.

Audience pada dasarnya bisa mengetahui dan merasakan mana narasumber yang benar-benar menguasai materi yang disampaikan dan mana narasumber yang kurang menguasainya. Hal tersebut setidaknya terlihat dari raut muka, bahasa tubuhnya saat presentasi, sistematika cara menyampaikan materi, cara mengatur ritme atau tempo presentasi, cara menggunakan alat bantu presentasi, cara menjawab pertanyaan peserta, cara merespon tanggapan dari peserta, dan sebagainya.

Pada saat presentasi inilah kompetensi seorang public speaker diuji. Seorang public speaker harus mampu menguasai dan mengelola kelas dengan baik. Dia harus paham gelagat-gelagat kondisi peserta masih tertarik dengan penjelasannya dan kondisi peserta mulai bosan.

Ketika peserta mulai bosan, maka dia pun harus segera mengubah strategi, misalnya dengan menyelinginya dengan humor yang relevan usia dan latar belakang audience atau ice breaker untuk menghilangkan kebosanan selama presentasi. Etika berbicara mutlak perlu diperhatikan saat melakukan public speaking. Jangan terkesan sombong, merendahkan, menyepelekan, dan mempermalukan orang lain di depan umum.

Pada saat menutup presentasi, seorang public speaker harus mampu mengatur ritmenya. Waktu yang diperlukan antara 5-10 menit. Pada sesi ini, dia melakukan penguatan, mengajak peserta untuk menyimpulkan atau refleksi, mengulang dan menegaskan kembali hal penting yang perlu mendapatkan perhatian, memotivasi, dan menutup dengan sebuah pernyataan penutup yang efektif, sehingga mudah diingat oleh para peserta. 

Misalnya "Saudara-saudara, pesan utama dari ecoliteracy adalah ketika manusia memuliakan alam, maka alam pun akan memuliakan manusia. Oleh karena itu, mari kita jaga alam, dan mari kita pelihara lingkungan untuk warisan bagi anak cucu kita di masa depan." 

Berdasarkan kepada uraian di atas, maka para calon guru harus mengasah kemampuan public speaking-nya sejak bangku kuliah, aktif pada diskusi kelompok, latihan mengajar melalui micro teaching dan saat Praktek Kerja Lapangan (PKL), banyak aktif di organisasi agar punya pengalaman.

Dengan begitu saat menjadi guru sudah benar-benar siap mengajar di depan kelas, tidak demam panggung saat menghadapi peserta didik, dan tidak tertutup kemungkinan kemampuan public speaking-nya tersebut dapat bermanfaat ditengah-tengah masyarakat dan menunjang peningkatan karirnya. Wallaahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun