Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Bedah Inovasi Strategi Bisnis di Acara Blogshop Kompasiana Bareng JNE

29 April 2015   15:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:33 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_380772" align="aligncenter" width="420" caption="Para Narasumber dalam acara Blogshop Kompasiana Bareng JNE di Makassar (dok:pribadi)"][/caption]

Ketika mendapat informasi bahwa akan ada kegiatan Blogshop Kompasiana di Makassar, kesempatan ini  tak saya sia-siakan untuk menghadirinya. Kapan lagi bisa menimba ilmu secara gratis sekaligus jumpa kangen  dengan teman-teman Kompasianer Makassar. Dengan mengusung Tema Inovasi Strategi Bisnis di Media Online, saya rasa cocok dengan kondisi saya saat ini yang sedang menggeluti bisnis online kecil-kecilan.

Dengan menumpang angkot Kampus 07, saya berangkat dari Unhas menuju ke lokasi kegiatan, Universitas Negeri Makassar(UNM). Sekedar info, selama di Makassar, baru kali ini saya menginjakkan kaki di menara Phinisi milik UNM. Ternyata gedungnya tergolong mewah dibanding kampus lainnya di Makassar.

Setelah cukup mengagumi arsitektur bangunan ini, saya langsung menuju ke ruangan. Tiba di lantai dua,  saya melihat kerumunan orang, ada yang lagi ngantri di meja registrasi dan ada pula yang singgah di stand jasa titipan kilat JNE. Karena acara belum dimulai, saya sejenak mampir di stand JNE sembari bertanya tentang produk dan layanan terbarunya. Seorang karyawan JNE dengan ramahnya menjelaskan produk terbaru JNE yaitu produk layanan Pesanan Oleh-Oleh Nusantara (Pesona), produk pemesanan makanan khas nusantara yang pemesanannya cukup mudah dengan mengakses www.pesonanusantara.co.id. Selain itu saya diperkenalkan juga dengan JNE Loyalty Card dimana kartu ini diperuntukkan bagi pengguna jasa JNE dan akan mendapatkan koin setiap  transaksi dan poin yang dikumpulkan dapat ditukar dengan beragam hadiah yang tersedia. Selain itu kartu ini bisa menjadi kartu diskon di merchant yang bekerjasama dengan Sadexo. Keren juga nih inovasi JNE karena selama ini saya pikir mereka hanya meladeni kiriman barang doang. Oh ya, saya dipersilahkan mencicipi kue khas nusantara yang menjadi sampel produk Pesona.

[caption id="attachment_380792" align="aligncenter" width="448" caption="Brosur Pesona Nusantara dan JNE Loyalty Card yang Saya Dapatkan di Stand JNE (dok:Pribadi)"]

1430294114712033647
1430294114712033647
[/caption]

Setelah cukup puas dengan penjelasan produk JNE, saya langsung menuju meja registrasi mengingat sebentar lagi acara akan dimulai. Tak diduga, saya bertemu dengan salah satu Kompasioner Kampus UNM, Wawan Kurniawan, yang  sudah merilis buku kumpulan puisinya. Setelah registrasi, kami segera menuju ke ruangan. Di pintu masuk, kami disambut dua orang wanita kinyis-kinyis matang manggis (meminjam istilah Pakde Kartono) yang berseragam JNE.

Dalam ruangan, terlihat sudah banyak pesertanya yang kebanyakan didominasi para mahasiswa. Belum juga duduk, saya bertemu lagi dengan Kompasianer muda dari Unhas yaitu Alamsyah dan Kanda Boe Berkelana. Kami berempatpun mengambil tempat duduk yang sama di bagian kiri panggung sekaligus melepas rindu karena selama ini lebih banyak berinteraksi di media sosial.

Beberapa saat kemudian, acara dibuka oleh  Mbak Lala, seorang MC wanita cantik. Mbak Lala mengucapkan selamat datang kepada rekan-rekan Kompasianer dan mahasiswa yang berjumlah sekitar 150an orang dan tak lupa mengingatkan agar peserta menyimak dengan baik materi yang disampaikan oleh para narasumber yang kompeten dibidangnya. Para narasumber siap berbagi pengetahuan soal inovasi dan strategi dalam menjalankan bisnis online. Tak ketinggalan juga  disampaikan bahwa  akan ada tweet competition dan lomba review report kegiatan Blogshop kali ini.

[caption id="attachment_380793" align="aligncenter" width="610" caption="Para Peserta Dalam Ruangan (dok:Pribadi)"]

14302942511123133629
14302942511123133629
[/caption]

Sebelum acara inti dimulai, MC memberikan kesempatan kepada Mas Andrey Laogi, Branch Manager JNE Makassar untuk  menyampaikan sambutannya. Mas Andrey  mengucapkan terima kasih atas antusias peserta yang bersedia hadir dalam kegiatan ini. Tak lama kemudian, Mas Andreas menyudahi sambutannya dan diserahkan kembali ke MC.

Tak berselang lama, Mbak Lala lalu memperkenalkan sang moderator kece yang tak lain adalah salah satu admin kompasioner, Mas Nurulloh. Mas Nurulloh kemudian memperkenalkan satu persatu  para narasumber yaitu Mas Iskandar Zulkarnaen atau biasa disapa Mas Isjet mewakili Kompasiana,  Mas Wahyu Aditya yang adalah seniman dan aktivis animasi dan desain  dan terakhir Pak Andre Vincent Wenas Selaku Chief Human Capital Officer JNE.

Materi Pertama dari Mas Isjet

[caption id="attachment_380775" align="aligncenter" width="614" caption="Aksi Mas Isjet sbg Pemateri Pertama Blogshop Kompasiana di Makassar (dok:pribadi)"]

14302919891747794589
14302919891747794589
[/caption]

Materi Pertama dibawakan oleh Mas Iskandar Zulkarnaen yang menjelaskan tentang content marketing dan kiat kelola konten media sosial untuk bisnis online yang juga ada kaitannya dengan brand journalism. Admin Kompasianer ini menyampaikan bahwa sosial media memiliki peranan besar dalam bisnis online dan sudah terbukti banyak orang yang kaya mendadak karena bisa memanfaatkan sosial media untuk menjalankan bisnisnya.Yang menarik, dijelaskan bahwa ada tiga fenomena orang Indonesia terutama dikalangan anak muda yaitu Eat (makan), Pray(berdoa), dan Tweet (hobi posting/tweet setiap hari).

Pada slide presentasi Mas Isjet, dipaparkan  berbagai alasan orang terjun di media sosial yaitu diantaranya:

1.Untuk saling menyapa dengan teman (to stay in touch with what my friends are doing)

2.Untuk mengetahui kabar dan peristiwa terkini (To stay up to date with news and current events)

3.Untuk mengisi waktu luang (To fill up spare time)

4.Untuk  mendapatkan kontern yang lucu dan menghibur (To find funny or entertaining content )

5.Untuk share opini  sang pengguna (to share my opinion)

6.Untuk membagikan foto dan video kepada sesama pengguna (To share photos or videos with others )

7.Karena kebanyakan teman memanfaatkan dan berinteraksi di media sosial (because a lot my friends are on it)

8.Menjalin  jaringan dengan sesama pengguna (General networking with others)

9.Bertemu dengan orang baru (To meet new people)

10.Sharing setiap peristiwa yang terjadi pada kehidupan sehari-hari (To share details of what I’m doing in my daily life)

Seorang pelaku bisnis dianjurkan untuk mempelajari content marketing karena ini merupakan sebuah jalan untuk  mencapai dan menarik target konsumen lewat konten yang disajikan. Pesan-pesan marketing, cerita-cerita yang menggerakkan kepercayaan, perasaan opini dan emosi bisa dikategorikan sebagai content marketing..

Dalam menyajikan sebuah content marketing, ada empat prinsip yang  perlu diperhatikan yaitu memiliki keaslian (original), tidak copy paste apalagi plagiat. Yang kedua, perlu kesabaran (be patient). Ketiga, tepat waktu (timely), selalu up to date dan ter-update. Dan terakhir yaitu flexibel (flexible), selalu menyesuaikan diri dengan media dan audience.

Ternyata, dalam menyajikan sebuah content marketing  tak boleh sembarangan karena dibutuhkan strategi dalam  penyajiannya diantaranya menyajikan tema yang menarik, adanya target sasaran konsumen dimana sebagai penyaji konten, kita patut berinteraksi sebagai pembaca dan beraksi sebagai pelanggan dan yang terakhir memperhatikan perangkat yang digunakan konsumen apakah mereka menikmatinya lewat personal computer atau smartphone. Garis besarnya yaitu membangun cerita yg menggerakkan kepercayaan, perasaan dan emosi untuk menggerakkan orang

Situs media sosial yang sering digunakan untuk menyebarkan content marketing antara lain Facebook, Twitter, Blog. Setiap situs media sosial perlu penanganan tersendiri dalam menyebarkan content marketing. Misalnya saja,Twitter, ada beberapa hal yang dianjurkan diantaranya kicaukan content bermanfaat, menghindari percakapan berkepanjangan dengan follower tertentu, menyebarkan artikel dan tweet secara berkala yang relevan dan informatif, adanya respon cepat, ikut dalam percakapan dan juga mengapresiasi para follower misalnya dengan retweet, favorite, following atau memberikan hadiah.

Hampir sama dengan dengan Twitter, penyebaran konten lewat blog  punya aturan tersendiri yaitu  mengupdate info secara berkala, menggunakan tema yang menarik, anti mainstream, ada feedback, dan  menyajikan info yang bermanfaat.

Dalam dunia blog, ternyata ada empat hierarki/tingkatan orang ngeblog yaitu untuk having fun, menjalin koneksi dengan orang, untuk menghasilkan uang dan pada posisi tertinggi karena ingin membangun branding dirinya sendiri.

[caption id="attachment_380776" align="aligncenter" width="457" caption="Hierarki Alasan Orang Ngeblog"]

1430292079352304097
1430292079352304097
[/caption]

Dalam berinteraksi di media sosial, ada hal urgent yang perlu diketahui yaitu mewaspadai akun anomim/kloningan, menghindari jebakan troller, selalu sopan, selalu berkepala dingin, sabar dan memperhatikan komentar di bawah konten karena ini bisa memperkuat atau mewarnai atau bisa melemahkan isi konten yang dikomentari

Oh ya, Mas Isjet juga memperkenalkan istilah yang masih terbilang baru di telingaku yaitu Crowdsourcing. Dijelaskan bahwa Crowdsourcing adalah salah satu strategi dalam membangun bisnis yang dilakukan suatu perusahaan untuk meningkatkan kreatifitas dan sumber daya dari audiensnya dalam mempromosikan perusahaannya.  Crowdsourcing dipandang sebagai alat marketing yang handal dalam membangun bisnis. Mas Isjet memperkenalkan salah satu Crowdsourcing ternama yaitu Kickstarter dimana seseorang menginvestasikan uangnya untuk membiayai suatu  proyek agar menjadi kenyataan. Dan ternyata Kompasiana yang merupakan rumahku belajar menulis, juga salah satu crowdsourcing news in Indonesia.

Diakhir presentasinya, Mas Mas Isjet mengatakan bahwa yang paling penting dalam content marketing itu value bukan produknya.  Dalam dunia periklanan, kita patut memperthatikan testimoni konsumen karena hal ini dapat menjadi rujukan bagi calon-calon konsumen baru.Besarnya potensi pengguna internet di Indonesia, masih ada harapan hal-hal baik akan terjadi. Dengan demikian di periode mendatang, kita mengharapkan muncul banyak platform berbasiscrowdlain yang dbuat untuk memberdayakan kerumunan di dunia maya

Materi Kedua, Wahyu Aditya

[caption id="attachment_380777" align="aligncenter" width="414" caption="Aksi Mas Wahyu Aditya sebagai pemateri kedua (dok:pribadi)"]

14302921891009223626
14302921891009223626
[/caption]

Saya sudah mengenal Mas Wahyu Aditya  dua tahun lalu lewat bukunya yang berjudul Kreatif Sampai Mati dan juga saat diwawancarai di TV swasta sebagai inisiator HelloMotion ,wadah penggerak kemajuan animasi dan kreativitas Indonesia. Nah, di acara Blogshop kali ini, Mas Wahyu membawakan materi tentang Content Creative Sharing. Pada awal slide presentasinya terlihat gambar  animasi seperti tangan yang saling berpengangan dan didalamnya diselipkan kata-kata.  Tertulis bahwa penemuan bukanlah proses linear dan itu merupakan ide seseorang yang diaplikasikan dalam bentuk produk yang berdampak ekonomi. Penemuan suatu produk merupakan hasil interaksi antara kreativitas manusia, teknologi dan pasar

[caption id="attachment_380778" align="aligncenter" width="436" caption="Slide Presentasi Wahyu Aditya yang Kaya Gambar Animasi "]

14302922711317080035
14302922711317080035
[/caption]

Menurutnya, karya diperoleh dari banyak referensi. Menuangkan imajinasi dalam bentuk produk nyata, jangan hanya disimpan di memori otak saja. Yang perlu diperhatikan dalam menyajikan konten adalah hindari plagiat karena hal ini akan mempengaruhi brand kita. Gunakan berbagai referensi tapi jangan tiru 100% tapi modifikasi atau meracik ulang karya dengan baik.

Mas Wahyu juga meceritakan masa-masa lalunya bergulat dalam dunia desain. Di mulai saat masa SMA yang berani mendesain desain baju olahraga di sekolahnya, mendekorasi ruangan kelas dengan gambar alien yang tujuannya mulia banget yaitu ingin mengubah sekolahnya menjadi sekolah paling beken dan gaul di kota Malang. Begitu pula saat berkuliah di Australia, beliau membuat kehebohan dengan menggunakan seragam batik KORPRI yang tujuannya hanya untuk mengenalkan bahwa dia berasal dari Indonesia.

Selain pengalamannya, Mas Wahyu juga mengenalkan Kementerian Desain Republik Indonesia - Belum/Tidak Sah (KDRI) yang bertujuan menyebarkan semangat Indonesia ke seluruh dunia melalui kekuatan visual.  KDRI terbilang unik karena dengan kreativitasnya menghasilkan desai-desain yang keren. Misalnya saja logo peringatan Kemerdekaan Indonesia yang dari tahun ke tahun monoton. KDRI pun iseng-iseng membuat desain kreativitasnya dan diunggah di media sosial. Ternyata desain tersebut mendapat respon positif dari masyarakat.  Berangkat dari fenomena tersebut, berbagai logo dinas pemerintah didesain ulang secara kreatif  seperti logo Branding Jakarta dan Dinas Pendidikan. KDRI secara tak langsung mengubah citra kepemerintahan Indonesia untuk menjadi lebih baik, maju dan profesional. Selain itu KDRI menampung desain-desain modern karya anak bangsa yang tentunya memiliki sentuhan Indonesia. Hasil desain tersebut digunakan pada T-Shirt  dan dipasarkan secara online.

[caption id="attachment_380779" align="aligncenter" width="700" caption="Logo Kementrian Desain Republik Indonesia (dok:menteridesainindonesia.blogspot.com)"]

1430292472554226245
1430292472554226245
[/caption]

Saya memperhatikan bahwa slide yang disajikan Mas Wahyu minim kata-kata dan dominan di gambar animasi. Namanya juga desainer, tentunya bahasa yang digunakan untuk menceritakan apa yang dipikirkannya adalah melalui gambar. Presentasinya menambah rasa  nasionalisme karena dengan kreatif mengenalkan Indonesia lewat desain. Diakhir presentasinya, juara dunia British Council Young Creative Enterpreneur 2007 ini mengatakan bahwa kekuatan desain sangat powerful oleh karena itu hasilkanlah karya yang berguna mengikuti tren perkembangan pasar global saat ini.

Materi Ketiga, Andre Vincent Wenas

[caption id="attachment_380781" align="aligncenter" width="461" caption="Pak Wenas sebagai Pemateri Ketiga (dok:Pribadi)"]

1430292622407113559
1430292622407113559
[/caption]

Bapak Andre Vincent Wenas yang biasa disapa Pak Wenas membawakan materi tentang online shopping behavior di Indonesia. Menurutnya, bisnis online adalah bisnis kepercayaan jadi sepatutnya kita menyediakan content marketing sesuai dengan kenyataan. Potensi bisnis online sangat menggiurkan dan  karena itulah JNE hadir  sebagai parner untuk memudahkan pengirimannya.

Pak Wenas menjelaskan istilah E-Commerce yaitu suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis. E-Commerce adalah raksasa yang sedang tidur (Waking Giant) di Indonesia, oleh karena itu hal ini bisa dijadikan peluang untuk meraup keuntungan. Dikatakan bahwa, diperlukan kreativitas sebagai kunci dan  modal utama dalam E-Commerce.

Di tingkat ASEAN,Indonesia menempati peringkat pertama dalam Gross Domestic Product (GDP) dan hal ini merupakan pangsa pasar yang potensial.  E-Commerce Indonesia berkembang secara pesat dan diperkirakan menjadi kontributor GDP sebesar 1,5 - 2,5 % atau sekitar Rp 300 trilyun.

E-Commerce dan jasa kurir merupakan bisnis yang potensial yakni 87.2%. Kehadiran JNE bersimbiosis mutualisme dengan E-Commerce. Berkembangnya pebisnis online dan penggiat UKM mendongkrak pergerakan JNE sendiri. Kalau dulu, sangat sulit apabila ada masyarakat yang hendak mengirim barang di luar pulau tempat ia bermukim. Karena itulah JNE hadir untuk memudahkan pengiriman dan mendekatkan jarak yang jauh.

Pak Wenas bertanya pada peserta tentang kepanjangan dari JNE. Jujur, walaupun saya salah satu pengguna jasa JNE, saya juga tak tahu (heheheh...). Dijelaskan bahwa JNE adalah singkatan dari Jalur Nugraha Ekakurir  dimana perusahaan ini memberikan jasa pengantaran/pengiriman dokumen atau barang.  Misi mulia JNE kepada konsumen yaitu memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan secara konsisten. Needs, search, consider, buy, delivery, dan consumer lewat JNE.

JNE ternyata punya prinsip yang oke punya yaitu Connecting happiness dimana JNE berupaya semaksimal mungkin menyediakan pelayanan yang memuaskan  dan terbaik bagi setiap konsumen. JNE mentransfer komunikasi yang baik kepada  pasar agar memunculkan yang namanya loyalitas pelanggan karena ini  adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam mendukung kesuksesan JNE kedepan. Selain itu, JNE memperhatikan kesaksian  dari konsumen dan hal ini yang membuat JNE tetap dipercaya. JNE berusaha menyajikan pelayanan terbaik bagi konsumen, tapi terkadang  kesalahan tak bisa dielak. Oleh karena itu dalam menghadapi komplain dari pelanggan, JNE menyediakan layanan komplain dengan berbagai alternatif yaitu melalui telepon, email,Twitter, Facebook  atau lewat Pengisian Form Trace dan Tracking di website JNE.

Selidik punya selidik, ternyata selama ini JNE telah mendapat berbagai pengakuan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya penghargaan, salah satunya yaitu penghargaan  Indonesia Brand Champion 2012 versi MarkPlus Insight kategori Bronze Brand Champion of Most Popular Brand dan  Silver Brand Champion of Most Recommended Brand - 2012.

Kedepannya JNE akan tetap melakukan pengembangan dalam menghadapi ketatnya persaingan terutama dalam menghadapi masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Bagi JNE, inovasi harus tetap dilakukan untuk pengembangan dan  berencana mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia. Memanfaatkan momen MEA sebaik-baiknya dan karena akan ada The aliran barang (flow of goods), aliran uang (money) dan aliran informasi (information). MEA membuka kesempatan bagi para pengusaha untuk meningkatkan produktivitasnya,  dan kualitas produknya. Diakhir presentasinya, Pak Wenas mengeluarkan satu quite menarik yaitu tidak ada lagi kedaerahan tapi yang ada sentra kreativitas dan inovasi.

Sesi Pertanyaan

Setelah ketiga pembicara selesai presentasi, Mas Nurulloh memberikan kesempatan kepada para peserta untuk bertanya. Ada yang bertanya tentang etika dalam mencari referensi berkarya, tanggapan tentang plagiator, dan persiapan strategi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean. Para narasumber memberi jawaban yang memuaskan dan mencerahkan.

Setelah itu tibalah saat dimana para peserta menjawab pertanyaan dari para narasumber. Narasumber bertanya tentang apa layanan terbaru dari JNE, hierarki dalam ngeblog dan asal SMA mas Wahyu. Terlihat antusiasnya peserta mengacungkan tangan untuk menjawab. Peserta yang menjawab pertanyaan mendapatkan bingkisan dari JNE dan Kompasiana

[caption id="attachment_380785" align="aligncenter" width="614" caption="Para Narasumber Memberi Pertanyaan (dok:Pribadi)"]

1430293010866551242
1430293010866551242
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun