Mohon tunggu...
Heri Kurniawansyah
Heri Kurniawansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pemimpi

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Bercerita tentang Negeriku di Bulan Agustus

10 Agustus 2017   14:19 Diperbarui: 10 Agustus 2017   14:24 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat ini kita hidup dengan serba modern, serba mudah dan pragmatis, namun kita menyisihkan apa yang menjadi cita-cita mereka. Sejuta problematika bangsa adalah bukti sembrautnya praktik idealis bangsa. Kita dipertontonkan oleh skenario-skenario konspirasi untuk perut pribadi. Di depan mata rakyat secara terang-terangan tanpa malu mempertontonkan perilaku penjajah. Ironisnya orang-orang seperti itu terkadang menjadi primadona, semakin berbuat salah semakin terkenal, yang berprestasi justru tanpa nama. Inilah rumpun peliknya permasalah bangsa tua ini.

Ada harapan dan semangat baru ketika kita mendekati tanggal 17 Agustus, rakyat menyambutnya dengan gegap gempita seakan ada makna dan ingin mengatakan "wahai para pahlawanku, tersenyumlah". Makna tersebut seakan memuncak ketika "sang merah putih", berkibar di tiangnya. Makna tersebut pun akan memuncak ketika para generasi berprestasi, dan makna tersebut juga akan memuncak ketika para penguasa menyisingkan lengan bajunya untuk membangun negeri ini. "Mereka" pasti akan tersenyum ketika para penguasa takut dengan dosa. 

Namun yang terjadi, kita ternyata masih membuat "mereka" menangis. Saya masih optimis bahwa negeriku akan berdikari seraya mengatakan "Akulah Indonesia yang akan menaklukkan dunia ini". Maka bawalah makna "hari kemerdekaan" ini dalam jiwa raga kita untuk membangun bangsa ini. Asa dan harapan tentu masih luas, jangan jadikan moment hari jadi bangsa ini sebagai moment "berkhutbah" saja, namun manifestasi "perjuangan" harus terejawantahkan terutama kepada penguasa dan generasi bangsa. "Saya optimis".

Dirgahayu Negeriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun