Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Peluru Setan

19 Oktober 2018   08:01 Diperbarui: 29 Januari 2019   02:34 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Entah setan mana" yang membuat peluru itu nyasar ke gedung DPR. Setan atau Satan atau Iblis adalah jahat. Ia juga punya banyak peluru dahsyat. Tiga di antaranya:

1. Uang

"If you are money, then, when, you die, you will be spent." - Rich Cohen [1]

Dibuatnya kehidupan di dunia memerlukan uang. Manusia tanpa uang bagaikan senjata tanpa peluru. Hampa. Lapar. Kaki memendek. Bila hari ini tak ada uang, besok pasti kiamat. Seolah begitu.

Tekanan darah menukik naik, nafas pun diirit, pusing, sakit kepala, perih lambung, lemas. Senyum lenyap, dahi berkerut. Hati-hati kalau sudah begitu, sebab semua bisa salah. Salah tak ada uang.

Manusia membangun rumah dengan uang dan uang membuat orang tak di rumahnya. Rumah bagai penginapan. Pulang tidur, bangun di jalan. Rumah seperti SPBU: isi perut, pergi lagi. Demi uang.

Uang membuat manusia berkumpul, tetapi juga menceraiberaikan. Suami di mana, isteri di mana. Orangtua di mana, anak di mana. Uang membuat yang jauh mendekat, yang dekat menjauh.

Uang membuat manusia kerja, kerja, dan kerja. Rumah ibadat, nanti Hari Raya. Ibadah, bisa besok. Makan tak berdoa, buru-buru. Tidur tak berdoa, cape. Sudahlah! Ibadah itu gampang. Uang itu penting. 

Uang membuat manusia bisa ke mana saja, tapi uang juga membuat manusia tak bisa ke mana lagi. Untungnya, uang bisa menjadikan penjara bak istana.

Kejahatan demi uang. Ketidakadilan demi uang. Pelanggaran demi uang. Manusia terbeli. Hati dibajak dengan uang. Harga diri tergadai, terjual demi uang.

Uang membuat manusia tidak tidur, uang juga membuat orang tidur saja. Malu tak punya punya uang. Punya uang tak tahu malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun