Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Festival Cheng Beng, Alat Almarhum untuk Eratkan Anak Cucu

6 April 2019   16:06 Diperbarui: 21 September 2023   19:09 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suasana pasar di pagi itu, terlihat masih sangat sepi (dok. pribadi)
suasana pasar di pagi itu, terlihat masih sangat sepi (dok. pribadi)

Beginilah suasana pagi itu, manusianya masih sepi dan udaranya pun segar.

suasana jalan sekitaran rumah Penulis (dok. pribadi)
suasana jalan sekitaran rumah Penulis (dok. pribadi)

Setelah bubur masak, bunga dan perlengkapannya sudah siap, jam pun sudah menunjukkan nyaris pukul 03.30. Namun orang-orang yang sudah berjanji tak kunjung datang. Sambil menelepon, menunggu menjadi pekerjaan yang membosankan bagi kami.

Membuahkan hasil memang, karena tidak lama setelah itu, seorang paman sudah datang ke rumah. Ia mengecek setiap perlengkapan yang akan dibawa pergi ziarah nanti, termasuk juga mencicipi bubur panas dalam panci apakah sudah lezat atau masih kurang bumbu.

Sekali lagi, semuanya sudah siap, kendaraan sudah dipanaskan dan semua perlengkapan sudah dikemas, siap untuk dibawa. Namun hingga pukul 04.00 orang-orang yang sudah berjanji tak kunjung datang selain seorang paman ini. Sambil menelepon, lagi-lagi kami harus menunggu.

Mama bad mood dan paman mulai menggerutu. Omong sana omong sini pun terdengar, "Si A memang tidak niat pergi dari awalnya, si B ini sudah lelet banyak sekali alasannya, si C ini memang ndak pernah peduli dengan keluarga sendiri, bila orang lain dia cepat, untuk keluarga jangan harap."

Walaupun pagi itu suhunya dingin, namun dalam diri ini terasa mulai kepanasan. Kekesalan ini terjadi mengingat waktu sudah hampir menunjukkan pukul 04.30 pagi. Siapa yang tidak akan marah? Yah, namanya juga manusia.

Dengan kekesalan yang meluap-luap. Rasanya mau batalkan saja rencana pergi ziarah ini. Namun niat itu harus dibatalkan karena orang-orang yang "sudah berjanji" ini satu-persatu sudah datang.

Sontak suasana menjadi ramai, riah-riuh berbagi tugas membawa perlengkapan pun terdengar memenuhi rumah. Keluhan-keluhan sebelumnya pun tidak terucap lagi, tergantikan dengan rencana awal yang pokoknya harus jadi.

Sebelum berangkat pun, ternyata masih ada anggota yang belum hadir karena belum siap dan malah masih "santai-santai" tanpa rasa bersalah. Kembali lagi ucapan kekesalan itu terlontar keluar dari beberapa mulut. Keputusan untuk tidak menunggu/tinggalkan saja si lelet ini pun diambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun