Mohon tunggu...
Hasan A. Drihim
Hasan A. Drihim Mohon Tunggu... Freelancer - menulis karena hobi, lalu Berfikir, Mendalami dan Menjiwai...

Pribadi yang terus belajar menuju kesempurnaan hidup... Berfikir, Mendalami dan Menjiwai...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jokowi, Ahok dan Kepemimpinan

12 Maret 2015   23:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:44 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semangat Pagi.. !!! Meskipun nulisnya malem-malem tapi tetep semangatnya Pagi..

Berita hari ini banyak yang membicarakan masalah konflik Pak Ahok dan DPRD Jakarta, ada yang mempermasalahkan masalah komunikasinya, ada yang mempermasalahkan UPSnya, hak angket, pemanggilan istri ahok, dll.. Pokoknya seru dah..

Kadang saya berpikir, dulu pak ahok kan jadi wakilnya jokowi yah.. kalo ditanya dulu kenapa orang milih ahok pasti jawabannya karena dia berdampingan dengan tokoh sentral saat itu. Memang pada saat itu jokowi sedang booming-boomingnya. Rakyat indonesia sedang semangat-semangatnya ingin memiliki figur seperti ahmadi nejad. Presiden kharismatik dari Iran. Dan Pak Jokowi menjawab semangat itu dengan mengangkat cirta JUJUR, SEDERHANA dan APA ADAnya.. Ternyata citra itu berhasil, Sebagian besar penduduk Jakarta memilih Jokowi untuk memimpin Ibu Kota. Pada saat itu tidak ada orang yang berfikir untuk menjadikan Ahok gubernur.. Ibaratnya Ahok tenggelam di bawah bayang-bayang Jokowi.

Sang waktu pun berjalan, akhirnya citra pak jokowi membawanya menempati kursi paling tinggi di Indonesia, konsekuensinya pak ahok mendapatkan warisan kursi yang cukup menantang di jakarta. Dengan diiringi berbagai demo, langkah beliau tidak dapat di hentikan. Akhirnya Jakarta punya gubernur baru, dan kebetulan sifat serta karakternya beda dengan Pak jokowi. Beliau orangnya TEGAS, LUGAS dan JUJUR. Setidaknya itu citra yang beliau bangun.

Ditengah rakyat sedang kecewa dengan cara pengambilan keputusan pak jokowi, rakyat yang tadinya tipe kepemimpinan ideal ada di pak jokowi beralih ke tipe kepemimpinan pak ahok yang walaupun nggak terlalu kelihatan sederhana tapi tegas dan keras sekali terhadap hal-hal yang menurutnya melenceng. Bahkan bisa dikatakan sekarang berita tentang pak jokowi hampir jarang sekali terdengar. Berdasarkan asumsi saya Pak jokowi sekarang tenggelam di dalam bayang-bayang kepemimpinan Pak Ahok. Wallahu'alam

Entah pendapat saya benar atau tidak tapi dari sini kita dapat mengambil beberapa pelajaran yang mungkin bermanfaat, karena toh apalah arti peristiwa tanpa pembelajaran :

1. Rakyat tidak akan pernah puas.

Rakyat, bawahan, anak buah, anggota, dan berbagai istilahnya tidak akan pernah puas terhadap satu jenis kepemimpinan. Dulu zaman Pak Karno orang nggak puas karena Nasakom, Zaman Pak Harto nggak Puas karena terlalu keras dan banyak korupsi, Zaman Pak Habibi, Gus Dur dan Bu Mega orang-orang nggak puas karena gonjang-ganjing ekonomi dan penjualan aset negara, Zaman Pak SBY orang juga gak puas karena kataya beliau plin plan dan nggak tegas, Zaman Pak jokowi orang juga nggak puas karena merasa beliau dikendalikan orang lain..

Intinya dari masa ke masa orang selalu merasa tidak puas, tapi setelah dibandingkan mereka pasti merasa lebih enak zaman sebelumnya. Nah disinilah seorang pemimpin di uji, menjadi pemimpin memang berat. Dia harus menempatkan segala sesuatu sesuai prosinya. Mangkanya hadiah untuk pemimpin yang adil itu surga, setingkat di bawah para nabi. Kalo saya pribadi, berhubung saya juga mengalami jadi pemimpin kecil-kecilan memang sangat susah mencari kepuasan orang-orang yang kita pimpin. Tetapi semua tergantung di niat, Kepuasan team memang bisa menjadi rujukan tapi yang paling utama adalah menjalankan sesuatu secara adil.

Adalah hal yang mustahil untuk menyenangkan setiap orang, karena dasar keadialan bagi tiap-tiap orang berbeda, yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha untuk menjadi adil dan memperbaiki kesalahan kita, selebihnya serahkan kepada Allah. Bukankah yang menempatkan kita pada posisi sekarang Allah juga. Maka jika niat kita ikhlas untuk menjadi pemimpin yang adil bagi kemaslahatan bersama maka nanti InsyaAllah, DIA akan membantu kita dengan caranya.

2. Rakyat mudah berubah keinginannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun