Mohon tunggu...
umi hawwa islamiyah
umi hawwa islamiyah Mohon Tunggu... -

Hiasilah setiap detik kehidupan dengan optimis dan semangat selalu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Peranan Orang Tua Dalam Keluarga 30 maret 2015 {23:09}

31 Maret 2015   17:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:43 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Keluarga merupakan pendidikan utama untuk anak khususnya orang tua yang bertanggungjawab penuh terhadap perkembangan anak, yang mana ibu mengandungnya selama 9 bulan sedangkan ayah menjadi tulang punggung keluarga untuk kelangsungan hidupnya. Dalam sebuah keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, dan anak, harus ada saling komunikasi mengenai pendidikan anak agar pendidikan anak dapat terkontrol dan terarah. Akan tetapi, bukan hanya keluarga saja yang menjadi tolak ukur untuk perkembangan anak, melainkan lingkungan pun sangatberpengaruh karena lingkungan menjadi pijak dalam bersosialisasi dengan yang lainnya.

Adapun pengertian pola asuh menurut Baumrind, yang pada prinsipnya merupakan parental control, yakni bagaimana orang tua mengasuh, mengontrol, membimbing, mendampingi anak-anaknya melaksanakan tugas-tugas perkembangan menuju proses kedewasaan. Menurut kohn mengatakan bahwa pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak. Disamping adanya pola asuh terdapat juga tujuan pola asuh itu sendiri, menurut Hurlock yaitu untuk mendidik anak agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya atau supaya dapat diterima oleh masyarakat. Pengasuhan orang tua berfungsi untuk memberikan kelekatan dan ikatan emosional, atau kasih sayang antara orang tua dan anaknya, juga adanya penerimaan dan tuntutan dari orang tua dan melihat bagaimana orang tua menerapkan disiplin. Dalam konteks kultur Islam Indonesia, maka pengasuhan orang tua berdampak terhadap sosialisasi anak-anak didalam struktur keluarga yang bervariasi dan berdasarkan nilai-nilai kultur Islam Indonesia.

Berdasarkan paparan di atas tentang pengertian pola asuh dan tujuannya bahwasannya orang tua sangatlah penting untuk mendampingi anak-anaknya menjalani tugas-tugas perkembangan menuju proses kedewasaan dan pendidikan anak. Pada hakikatnya pola asuh berpusat pada seorang ibu, berbedapada zaman sekarang ini yang mana tidak hanya seorang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga melainkan seorang ibu pun ikut menjadi tulang punggung keluarga atau sebutan kerennya menjadi “Wanita Karier ”. Masalah tersebut menyimpang darihakikat yang sebenarnya, dengan artian seorang anaktidak mendapatkan perhatian/asuhan langsung dari ibu melainkan beralih asuhan padapembantu atau jugadi tempat penitipan anak. Dampak dari semua itu tidak bisa dipungkiri, bahwasannya seorang anak lebih dekat dengan pembantu daripada orang tua kandungnya.Maka bukan hanya kesehatan yang dikhawatirkan, tetapi juga konsep pendidikan keluarga yang seharusnya didapatkan pertama kali. Inilah tantangan yang harus dipikirkan lebih mendalam oleh orang tua demi masa depan generasi bangsa kita yang berawal dari seorang anak yang baik dan berpendidikan.

Membahas tentang model dan teori pola asuh anak terdapat dua perspektif yaitu Perspektif Psikologi daan Perspektif Islam

ØDalam Perspektif Psikologi dijelaskan bahwa anak-anak merupakan masa pembentukan kepribadian. Bayi yang berusia 3 bulan sudah mulai menunjukkan karakteristiknya, salah satunya kemampuan beradaptasi pada perubahan lingkungannya. Seorang bayi mungkin aktif, mudah dialihkan perhatiannya, dan tidak mudah gelisah, sedangkan bayi lainnya mungkin banyak diam, tekun dalam memusatkan perhatian pada satu aktivitas, dan mudah ditenangkan. Hal ini sebagian besar ditentukan oleh factor nature (genetis/keturunan), selain factor genetis, kepribadian juga dipengaruhi oleh factor lingkungan, salah satunya adalah pola asuh.

ØSedangkan dalam Perspektif Islam merupakan pembahasan yang sudah ditetapkan dalam ajaran atau syariat Islam, yang mana sudah diajarkan bahwa mendidik dan membimbing anak termasuk amanat yang harus dipertanggungjawabkan oleh orang tua, sesuai hadits Rasulullah yang artinya: “sesungguhnya setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), orang tuanyalah yang akan menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.” Hadist tersebut mengandung makna bahwa sesungguhnya kesuksesan atau bahkan masa depan anak adalah tergantung bagaimana orang tua mendidik dan membimbingnya. Hadits tersebut juga bermakna bahwa setiap anak yang lahir sesungguhnya sudah memiliki potensi, namun potensi itulah yang kemudian bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal, jika diasah oleh lingkungan (keluarga dan sekitar) dengan baik. Yang mana hal ini diperjelas lagi dalam firman Allah SWT dalam QS. At-Tahrim [66]: 6). Wassalam

~Muallifah. 2009. Psyco Islamic smart parenting. Jogjakarta: penerbit Diva Press~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun