Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita tentang Airmata

31 Mei 2018   22:03 Diperbarui: 31 Mei 2018   22:10 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Dave M. @kulturtava)

Cerita tentang airmata adalah cerita tentang jarimu yang tidak pernah basah membasuh duka; menyembuhkan cinta. Yang tidak diajarkan memilih kecewa atau terpilih bahagia.

Airmata punya jalannya sendiri untuk tabah dan menyerah; jatuhnya bisa memaknai atau percuma; tapi akan selalu ada yang tidak airmata cari: pipi-pipi yang melukai airmata untuk kesekian kali.

Airmata juga tidak berhulu, airmata bersumur: pada rindu yang airmata titipkan ingatan paling dalam dan dangkal.

Airmata bisa melucu juga; bertanya pada penyair perihal tempat menyimpan kepedihan. Penyair tentu tidak bisa menjawab; penyair itu lalu menangis sendu. Kemudian airmata tahu: yang disisakan dari tangisan adalah doa penghabisan.

Lalu tiba satu masa: orang-orang lebih percaya airmata daripada ayat-ayat larik sajak ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun