Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Murah-Meriah Mengunjungi Kampung Bu Susi (2)

12 Agustus 2019   01:58 Diperbarui: 12 Agustus 2019   02:00 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya coba cuci muka di situ. Memang sejuk sih dan setelah kering memang kulit terasa tertarik sehingga menimbulkan perasaan kencang. Tapi untuk bisa dibilang bikin awet muda kok saya susah percaya haha.

"Terima kasih, Pak." Salam saya kepada bapak yang menjaga di pemandian tersebut. "Maaf duit saya habis ga bisa nyumbang duit kebersihan," Seru saya sambil menunduk. "Oh ga apa apa. Itu seikhlasnya saja," katanya sambil tersenyum. 

Benar-benar menyenangkan. Tidak seperti di tempat lain yang seringkali kita para turis seperti ditodong kotak-kotak sumbangan di mana-mana.

Keluar dari hutan Cagar Alam dan Budaya Pangandaran, saya mulai merasa lapar lagi setelah tadi pagi hanya makan Kupat Tahu. Terus terang Kupat Tahu di Pangandaran punya sedikit kekhasan. Tahunya renyah dan ringan, seperti tahu sumedang, selain itu menggorengnya agak lama sehingga lebih garing dibanding kupat tahu yang biasa saya makan.

Tapi ya kupat tahu tentunya tidak cukup. Maka saya mencari tempat makan yang lebih berat. Nasi plus ikan bakar. Dan bertemulah saya Rumah Makan Bahari 2 di sebelah ca

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Lepas dari menyantap ikan kerapu di Rumah Makan Bahari 2, kepala saya berat. Terang saja karena malam sebelumnya tidak tidur sama sekali, jam biologis saya jadi kacau. Baru senja hari badan sudah loyo, minta disentuh seprei.


Saya tanyakan beberapa hotel di Pangandaran, tidak ketemu juga yang murah. "Antara 400-500 di daerah sini, mas!" Buset. Padahal saya berharap bisa mengeluarkan 100-200 ribu saja. 

Memang ada kost-kostan disewakan di rumah warga, tapi walaupun murah, harus diseewa bulanan atau setidaknya beberapa hari. Sehingga jatuhnya ya mahal juga. Saya kan Cuma berminat menginap semalam saja.

Tapi setelah coba-coba aplikasi Traveloka, saya bertemu Yokima Beach Hotel. Memang beberapa kali saya sudah melewati hotel ini. Bentuknya hanya rumah besar dengan beberapa kamar. Tapi bagaimanapun lokasinya strategis dan cukup menarik hati saya, walaupun belum sempat mencari tahu sendiri harganya sedari kemarin.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Ternyata benar saja, sewanya murah sekali. Harga kamar dengan ranjang ukuran double cuma Rp 187 ribu rupiah. Tapi tentu saja memesannya harus lewat Traveloka.

Dan saya pun tertidur pulas sampai takbir pagi Idul Adha menjelang...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun