Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gara-gara Instalasi Bambu Berbau Pornografi?

19 Juli 2019   11:13 Diperbarui: 19 Juli 2019   11:37 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau saja instalasi bambu itu dicat menggunakan bahan yang sesuai dan bermutu tinggi, niscaya masih bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama, dan tidak perlu dibongkar atau dirubuhkan jadi puing bambu, tetapi dipindahkan ke tempat yang lebih cocok. 

Sebagai sebuah "benda seni" yang sempat memenuhi hati warga Jakarta dan sekitarnya, serta para turis mancanegara yang lalu-lalang di kawasan tersebut, instalasi bambu getah-getih tersebut pasti menjadi sebuah objek wisata yang membuat penasaran banyak orang. Tapi sekarang, apa hendak dikata. Nasi sudah menjadi bubur, bambu sudah menjadi puing, dan bukan salah bunda mengandung. 

Sekalipun demikian, biarkan rasa penasaran ini tetap hadir dan bertanya-tanya. Kenapa instalasi bambu seharga Rp 550 juta itu  akhirnya dibongkar tanpa ampun sama sekali? Mungkin untuk menghilangkan "jejak"? Jejak apa? 

Begini...., selama ini, orang-orang hanya melihat instalasi itu dari tampak samping, dan memang tidak ada apa-apa selain bambu-bambu yang dijalin dan dipilin. Tapi kita menjadi terkaget-kaget juga setelah melihat gambar atau foto-foto instalasi bambu tersebut yang dibidik dari tempat ketinggian. Jalinan bambu-bambu itu bagai membentuk posisi dua orang yang--maaf--sedang bersetubuh(?)

Oalah..., kalau ternyata benar, ini bisa masuk ranah pornografi, dong. Pejabat yang mengeluarkan kebijakan memajangnya di tempat umum, apalagi di jantung Ibu Kota, bisa dijerat pasal tentang penyebarluasan konten pornografi. Maka memang sebaiknya dibongkar dan dimusnahkan saja sebelum ormas-ormis yang gemar merazia hal-hal yang berbau maksiat itu mengetahuinya. 

Tetapi soal harga bambu sebesar Rp 550 juta itu lho.  Terlalu indah dilupakan, terlalu sedih dikenangkan..., kata Koes Plus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun