Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Jadi Bisnis, Pemain Dieksploitasi

14 Oktober 2018   12:22 Diperbarui: 14 Oktober 2018   14:42 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepak bola awalnya murni olahraga. Tapi dalam perkembangannya, sepak bola ini, termasuk beberapa cabang olahraga lain, sudah banyak yang dibalut dengan bisnis. Bahkan boleh dikatakan bahwa sepak bola sudah lebih cenderung ke bisnis ketimbang olahraga. Tidak asal sebut. Tengok saja sepak bola di Eropa. Klub-klub raksasa yang ada di Spanyol, Inggris, Italia, dll., di sana perputaran uang sangat besar, ratusan juta dollar Amerika atau triliunan rupiah. Setiap musim pasti terjadi transfer pemain dengan angka gila-gilaan antarklub yang berada dalam satu liga, atau dengan klub yang bermarkas di negara lain. 

Christiano Ronaldo, bintang gaek yang sudah berusia 32 tahun, musim ini masih laku dijual ke Italia. Juli 2018 lalu, bintang Portugal yang sudah "bosan" di Real Madrid ini pergi ke Juventus dengan nilai transfer 99,2 juta pound atau setara dengan Rp 1,8 triliun. Cristiano bahkan menerima gaji sebesar Rp 9,5 miliar per pekan dari Si Nyonya Tua, julukan Juventus. 

Ada banyak bintang besar di Eropa yang menerima bayaran setara atau hampir sama dengan Cristiano. Lionel Messi di Barcelona, Neymar Jr di Paris Saint Germain (PSG), dan lain-lain. Bila semua uang yang bergulir di liga-liga Eropa terkemukan ini digabung, termasuk gaji para pemain kelas medioker, mungkin sudah mencapai seratus triliun rupiah lebih. Sejumlah uang yang tidak sedikit, tentu saja. Orang terkaya di Indonesia mungkin tidak punya uang sampai sebegitu besarnya?

Maka wajar saja, jika perputaran uang ini melibatkan banyak pihak, terutama sponsor-sponsor yang umumnya berupa perusahaan raksasa. Bahkan pemilik-pemilik klub umumnya adalah pengusaha besar bereputasi internasional. Maka sudah pasti klub-klub sepak bola yang dimiliki sudah merupakan salah satu aset perusahaan yang bernilai tinggi terlebih bila klub tersebut masuk dalam jajaran klub elite dunia, dan memiliki jutaan penggemar fanatik di seluruh dunia.

Sebuah klub elite dengan jutaan penggemar pasti mudah mendapatkan pemasukan besar dari hasil penjualan tiket pertandingan, siaran televisi, penjualan jersey, dan sebagainya.  Apalagi dalam kenyataannya, penggemar sepak bola dari hari ke hari semakin meningkat saja jumlahnya. 

Stadion-stadion selalu membeludak bila klub-klub besar dan elite bertanding. Akan semakin tinggi nilai jual apabila dalam pertandingan tersebut bermain bintang besar yang memiliki nama besar, semacam Messi, Cristiano, dan pemain-pemain bintang yang nilai transfernya mencapai triliunan. Orang-orang pasti penasaran ingin menyaksikan seberapa hebat sih seorang pemain yang dibeli dengan harga triliunan rupiah tersebut?

Fakta bahwa stadion selalu penuh oleh penonton pasti telah membuat para pengelola klub semakin bernafsu untuk meraup uang lebih banyak lagi. Kompetisi demi kompetisi digelar dengan berbagai nama. 

Di kawasan Eropa ada Liga Champions, Liga Eropa. Belum lagi kompetisi rutin dalam sebuah liga, semacam Piala Raja di La Liga, Piala FA di Liga Primer, dsb. Bayangkan apabila sebuah klub di Inggris peserta Liga Primer harus bermain di Liga Champions atau Liga Eropa, dan FA Cup. Bisa-bisa dalam sepekan klub tersebut harus bermain sebanyak tiga kali.

Seorang pemain bintang yang terus-menerus diturunkan, pasti terkuras staminanya, apalagi sudah berusia "uzur". Namun demi hitungan bisnis tadi semua potensi dalam sebuah klub harus diaktifkan. 

Seorang pemain bintang pun mungkin tidak akan keberatan apabila diturunkan dalam setiap laga yang ketat dan berdekatan waktunya. Bahkan mungkin Cristiano atau Messi yang bermain full di akhir pekan dalam jadwal rutin liga, akan ngambek apabila tidak diturunkan pelatih bermain di Liga Champions tiga hari berikutnya. 

Secara kemanusiaan, tenaga dan stamina mereka pasti terkuras, namun demi uang, mereka selalu ingin main dan main. Idealnya, seorang pemain berlaga sekali dalam sepekan sehingga cukup banyak waktu untuk memulihkan kondisi dan stamina. Dengan kondisi prima, para pemain akan menyuguhkan penampilan terbaik yang menarik disaksikan penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun