Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Entah, Kalian Menyebut Mereka (Manusia) Apa

25 Juli 2017   09:46 Diperbarui: 25 Juli 2017   09:52 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dok.pribadi

Manusia itu unik. Unik karena berbeda satu sama lain. Jangankan orang yang berbeda keturunan, saudara yang lahir dari satu rahim pun berbeda. Beda rupanya, beda kelakuan nya. Beda hobi nya. Beda isi dompetnya. Beda.....

Dan, makna kata unik ini ternyata bukan hanya dimaknai berbeda dari yang lain. Tapi kata unik juga bisa dipakai untuk menghaluskan sebutan bagi orang yang sikapnya di luar kewajaran. Bukankah ada banyak orang di luar sana yang kelakukan nya di luar kewajaran dan berbeda dari orang kebanyakan.

Sekarang ini, mudah sekali menemui tipikal manusia-manusia unik ini. Mereka ada di jalanan, ada di tempat pelayanan publik, ada di bank, ada di halte bus, ada di pusat perbelanjaan, ada di gedung bioskop dan di tempat-tempat lainnya. Pun, di perjalanan menuju tempat kerja tadi pagi, saya bertemu dengan orang-orang begitu.

Manusia yang meski sudah tahu lampu lalu lintas menyala merah tetapi seperti "buta warna" lantas tetap melajukan kendaraannya. Manusia yang berada di barisan belakang ketika lampu lalu lintas menyala merah, tetapi ketika lampu baru menyala hijau lantas agresif membunyikan klakson.

Manusia yang sudah tahu jalur pedestrian difungsikan untuk pejalan kaki tapi dianggapnya sebagai jalan sehingga motor bisa melaju di atasnya. Manusia yang ketika palang pintu kereta api sudah turun masih nekad menerobos seolah merasa punya "nyawa sembilan". Juga manusia yang menyerobot antrean ketika hendak mengisi BBM di SPBU.

Manusia yang kaca mobil nya mendadak terbuka lantas membuang botol air mineral sesuka hati seolah jalanan adalah tempat sampah. Manusia yang mengendarai motor lantas membuang ludah tanpa peduli disebelahnya ada pengendara lain.

Ah, mungkin mereka menganggap hanya dirinya satu-satunya orang di jalanan yang terburu-buru untuk cepat sampai di tempat kerjanya sehingga "menghalalkan" segala cara untuk bisa "finish di urutan pertama". Mungkin mereka merasa tengah berkendara di tengah hutan yang tidak ada manusia lainnya. Entahlah.

Entah, kalian mau menyebut mereka itu manusia apa. Semoga sebutannya tidak seunik kelakuan mereka. Daripada mengeluarkan kata cacian berbunyi penghuni kebun binatang, lebih baik menyebut kata unik itu. Ya, anggap saja mereka manusia unik. Kalau di Surabaya, ada celetukan untuk menyebut orang-orang begini. Bunyi nya "uwong opo" (orang macam apa).

(*Ah ya, tulisan ini bukan menghakimi, sekadar untuk pengingat diri untuk tidak tergoda menjadi "unik". Salam

  

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun