Mohon tunggu...
Gunawan Sriwibowo
Gunawan Sriwibowo Mohon Tunggu... profesional -

Insan biasa yg mencoba berbagi hal2 melingkupi kita walaupun kecil namun insyaAllah ada manfaatnya.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Panggilan Sayang pada Istri, Perlukah?

3 Maret 2011   07:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:07 3711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Brin....." begitu panggilan ayahku pada ibuku.  "Bran brin, bran brin" pikirku dalam hati ketika aku jadi sering mendengar dan menyadari keunikan itu. Nama ibuku Sri Soebekti atau Sri Subekti, tentu menjadi aneh ketika dipanggil suaminya, Soebowo, dengan panggilan "Brin" itu. Kami, anak-anaknya menyadari itu dan bertanya pada ayah apa artinya panggilan itu? Apakah panggilan sayang ketika pacaran atau apa?

"Itu panggilan sayang ibumu. Singkatan dari brintik (bahasa Jawa yang berarti keriting)...." begitu kata ayahku sambil tertawa. Ibu yang mendengarnya juga ikut tersenyum. Kami semua pun ikut tertawa..... Entah dulu maksudnya panggilan meledek (sayang) atau apa, tapi bagi kami panggilan itu memberi pelajaran bagi kami anak-anaknya untuk memanggil istri dengan panggilan sayang yang disukai oleh istri tentunya.

Ada pendapat kata-kata tak penting, yang penting tindakan nyata! Kalau saya berpendapat, dua-duanya sangat penting.... Kata-kata merupakan manifestasi dari hati (perasaan) kita. Asal kata-kata itu tulus dan jangan "gombal"....! Dan tentu akan semakin kuat kata-kata itu jika diiringi dengan tindakan yang nyata dan sesuai.

Kita mungkin biasa memanggil istri kita dengan menyebut namanya, atau nama anak kita. Katakan nama istri kita Nia, maka kita panggil dia "Nia". Atau kalau nama anak kita Nurul, maka kita akan panggil istri dengan menyebut "Nurul".  Ada juga suami yang mencoba memanggil istrinya dengan "Yang....." (maksudnya singkatan dari kata "Sayang").

Itu masih mending.... Bahkan mungkin ada yang memanggil istrinya dengan sebutan yang aneh-aneh saja.  Padahal, sebagaimana diajarkan oleh nabi Muhammad yang memanggil istri beliau dengan sebutan yang indah-indah dan romantis yang membuat istrinya berbunga-bunga hatinya.

Wanita sangat suka sekali dipuji....! Apalagi bila dipuji di depan orang lain.  Meskipun kurang dianjurkan memuji di depan orang lain, tapi tak ada salahnya sesekali memuji wanita di depannya dan di depan orang lain. Praktikanlah kepada istri, atau mungkin juga kepada teman wanita di tempat kerja.  Tapi pujian itu harus relevan dan kalau bisa disampaikan secara tulus, tidak mengada-ada.

Jika ada kesempatan ngobrol berdua bersama istri atau bahkan di depan anak-anak, tak ada salahnya mengucapkan "Wah ide mama hebat.....", "Wah... mama memang pintar...." dsb. Kepada anak pun bisa demikian. Tentu bisa menyenangkan hatinya.

Intinya, para suami harus sering memuji istri, kalau bisa tiap hari, dengan kata-kata dan gaya yang berbeda-beda ya... Dan yang penting, jangan sampai orang lain yang akan memuji istri... bisa berabe!

Tentang romantisnya Rasulullah kepada istri beliau (kutipan dari eramuslimdotcom):

. . . . Rasulullah SAW pernah bersabda, "Apabila pasangan suami istri berpegangan tangan, dosa-dosa akan keluar melalui celah-celah jari mereka".

Rasulullah SAW selalu berpegangan tangan dengan Aisyah ketika di dalam rumah. Beliau acapkali memotong kuku istrinya, mandi janabat bersama, atau mengajak salah satu istrinya bepergian, setelah sebelumnya mengundinya untuk menambah kasih dan sayang di antara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun