Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Indahnya Matahari di Musim Dingin

15 Januari 2016   20:53 Diperbarui: 17 Januari 2016   10:51 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="salah satu sudut museum kota"][/caption]Matahari bukan hal luar biasa bagi kita yang hidup di daerah tropis. Sudah jadi sesuatu yang tentu bahwa matahari bersinar setiap hari. Kecuali saat musim hujan. Tapi itu tidak berlangsung lama. Sepanjang tahun, matahari bersinar bagi kita.

Hal ini beda dengan mereka yang hidup di daerah 4 musim. Matahari bagi mereka boleh jadi sesuatu yang luar biasa. Sebab, pada musim tertentu matahari sama sekali tidak tampak. Ada kalanya, sepanjang 2 minggu atau bahkan berbulan-bulan sama sekali mereka tidak terkena sinar matahari.

[caption caption="sisi lain dari museum"]

[/caption]

Hari-hari ini, di Eropa umumnya dan di Italia khususnya, pemandangan ini muncul. Ini menjadi biasa bagi mereka tentunya di musim dingin seperti saat ini. Matahari dalam 2 minggu belakang sama sekali tidak muncul. Hanya sekali di bulan Januari ini, tanggal 6 yang lalu, ada matahari dari siang sampai sore hari. Setelahnya tidak ada lagi. Kemarin, mulai muncul lagi. Inilah yang menjadi satu hal luar biasa bagi penduduk Eropa.

[caption caption="pasar jalanan"]

[/caption]

Melihat matahari di musim dingin bagi mereka adalah hal luar biasa. Karena luar biasa, mestinya digunakan dengan baik. Kesempatan langka. Itulah sebabnya, anak-anak sekolah di beberapa tempat sengaja menggunakan kesempatan ini untuk bermain sepuasnya di luar kelas. Demikian juga pedagang kaki lima, bergegas menjual dagangan mereka. Mumpung ada pengunjung.

[caption caption="di jalan"]

[/caption]

Saya kebetulan ada kesempatan untuk mengabdikan beberapa foto pada pagi dan siang ini di beberapa tempat. Seperti di piazza museo di kota Reggio Emilia dan dalam perjalanan pulang ke Parma. Dalam dingin namun diterangi mentari pagi, saya keluar dari kampus dan jalan-jalan ke pusat kota. Matahari memang seperti tampak pada pagi hari. Padahal waktu menunjukkan pukul 10 sampai 12 siang. Itulah bedanya dengan daerah tropis. Meski tampak seperti pagi, bagi penduduk Eropa, asal ada matahari saja, itu sudah cukup. Tidak panas seperti matahri tropis tidak masalah. Yang penting ada matahari dan bumi disinari terangnya.

[caption caption="di pinggir jalan"]

[/caption] 

Untuk tidak memperpanjang kata, saya tampilkan di sini beberapa foto pilihan yang saya buat. Bukan fotografer tetapi saya senang memotret.

Selamat sore menjelang malam untuk Indonesia yang mungkin masih diselimuti duka khususnya di Jakarta.

 

PRM, 15/1/2016

Gordi

Lainnya di sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun