Bila memandang langit gelap berserak mendung, badaikan datang menjelang
Kemarin dirimu pergi tanpa pamit, tanpa kata
Meninggalkan piara jantan yang gagah menantang senja.
Menjadi penghibur sepi,
Lalu kau elus kilau tembaga bulu-bulunya
Malam hening yang tersembunyi
Usai ditelan cicit kelelawar diantara pokok jambu, dalam setianya
Menyapa riang sisa senyap malam yang kau habiskan,
O...dua matamu adalah keteduhan, sarat petuah yang aku genggam erat
lalu kuikatkan dikepala,
Lantang kokoknya mengecup fajar mengangkasa, merekam bait-bait doa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!