Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kembang Bakung

2 September 2017   18:52 Diperbarui: 2 September 2017   18:57 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Art by. Wijayanti aplouded (kotawisataindonesia.com)

Jembatan merah meriah,

Berderet becak-becak aneka warna

Yang menyimpan berjuta peristiwa

Di bawah pancaran matahari

Aku berdiri,

Pada pertengahan musim kemarau ini

 

Sepanjang kali mas yang mengalir pelan,

Dan kotoran manusia berkejaran

Di bantaran kali yang coklat,

 

lihatlah...!,

saudara saudaraku beranak-pinak

Selama lima generasi,

Yang kalian, bersandiwara atas mereka

Tentang banjir yang melanda

Dan kalian,

kumpulan intelek tetap berteori

Dari atas langit,

Bagai dewa dewi

Tentang rumah rumah di bantaran kali

 

Jembatan merah meriah,

Berderet becak-becak aneka warna

Dalam tempias pancaran mercury

Di bawahnya menjadi pasar raya,

Rayuan asmara seakan menggema

Dari makelar bus dan asongan Rokok eceran

 

Bunga liar mesti senang

Bersembunyi di sudut keremangan

Walau terasa hampa, menggantungkan hidup

Di atas jembatan merah

Tapi bunga liar tumbuh menjalar tergerus kehidupan

 

Jembatan merah meriah

Berderet becak becak aneka warna,

Dulu,

Bahumu kau korbankan sebagai mortir

Meneriakkan kemerdekaan dengan lantang

Dan para pejuang lebih senang

Terbaring merdeka dipundakmu

Saat ini....

Kaki-kakimu kadang gemetar,

Menahan geliat truk gandengan

Mestinya ia tahu,

Dewa Dewi bersembunyi di awan-awan

Menggusur rumah bantaran kali

Dan menyulap jadi swalayan terkini

 

Sedang mereka,

Saudara saudaraku beranak-pinak

Selama lima generasi,

Harus rela dijerat dengan tali

Dan membawa gembolan lalu pergi

 

Mestinya kalian para tehknokrat,

Kaum intelek

Melihat,

Atas nama manusia

Tentang jalan keluar dari persoalan

Yang meresahkan

 

Sedang mereka,

Haruslah pergi melupakan sahabat sejati,

Kembang bakung di pinggiran kali.

 

 

Rasull abidin, 06 feb 2013

Kalimas - surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun