Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kenalkan Anak Dengan Gadget, Why Not?

28 Desember 2014   04:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:20 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_386643" align="aligncenter" width="571" caption="Children Playing With Gadget (ilustrasi: dailymail.co.uk)"][/caption] Tergelitik dengan artikel seorang Kompasianer, bung Pical Gadi berjudul Bahaya Mengenalkan Gadget Terlalu Dini Pada Anak, saya pun menulis artikel ini. Bukan sebagai sebuah sanggahan atau rasa tidak setuju atas penjabaran yang baik artikel tersebut. Namun lebih kepada pelengkap, jikalau kita orangtua bisa mengenalkan anak kita pada gadget. Bahkan sejak dini sekalipun. Ini pengalaman saya saja sebagai ayah seorang putri kecil saya yang belum genap usianya 3 tahun. Jaman yang serba modern dan canggih, memang anak tidak mungkin tidak kenal gadget. Baik dari lingkungan rumah seperti anak tetangga atau saudara sendiri. Bahkan nanti jika beranjak besar dengan teman-temannya di sekolah. Tidak ada salahnya mengenalkan anak dengan gadget. Tidak berarti pula agar anak kita tidak 'katrok'. Namun agar lebih bertanggung jawab dengan gadget. Bahkan bisa dengan baik menuai manfaat dari gadget. Tentunya, dalam dunia anak-anak, gadget diperkenalkan dengan cara yang menyenangkan. Ya barang tentu games. Pada usia dini, mengenalkan medsos kiranya kurang tepat. Dan berikut cara saya memperkenalkan anak dengan gadget. 1. Fahami permainan atau aplikasi yang hendak di download [caption id="" align="aligncenter" width="492" caption="(Perbandingan Dua Game Untuk Anak-anak - screenshot: dok.pri)"][/caption] Seperti screenshot saya diatas, ada baiknya orangtua benar-benar memahami game atau aplikasi yang hendak di download ke gadget. Diatas adalah dua game yang berbeda menurut fungsi dan umur anak. Walau dua games di atas berjudul 'For Kids", tetap fahami simbolnya. Dan sifat keduanya pun berbeda. Untuk game yang di sebelah kiri bersifat Education. Berarti memang memiliki nilai edukatif. Baik dari segi motorik, karena ada aktivitas bernyanyi bersama. Irama lagu yang sesuai dengan usia anak. Sedang yang sebelah kanan, hanya Casual alias mengisi waktu. Bukan untuk anak yang saya kira usia pra-sekolah. Lebih lagi menyoal spa dan tata rias tubuh lebih cenderung membuat anak sadar kecantikan dan kebersihan diri. Dan yang terpenting lagi, adalah review dari sebuah aplikasi dari pengguna atau users. Yang tertinggi adalah Five Stars yang berarti aplikasinya sempurna. Semakin mendekati angka 5, maka para users puas. Dan dari kedua game di atas, yang sebelah  kira berbintang 4,2 dari 18,928 users. dan yang kanan, 3,8 dari 37,571. Ada baiknya pula, kita membaca kolom review atau komentar yang berada dibawah laman satu aplikasi. Perhatikan baik-baik. Dan jangan lupa setelah menginstall, kita juga bisa berkomentar dan memberi bintang. Agar user lain tidak kecele (tertipu, Jawa) saat memberikan satu game ke anak kita. 2. Dampingi dan atur waktu bermain anak dengan gadget [caption id="" align="aligncenter" width="474" caption="(ilustrasi: dailyrecord.co.uk)"]

(ilustrasi: dailyrecord.co.uk)
(ilustrasi: dailyrecord.co.uk)
[/caption] Dan ini adalah aktivitas utama mengenalkan anak pada gadget. Yaitu, mendampingi anak saat mereka bermain dengan gadget. Kalau ia mau pegang sendiri, pastikan jaraknya tidak terlalu dekat dengan mata. Minimal 30 centimeter. Untuk gadget yang lebih besar, bisa lebih jauh. Walau anak tidak berbicara atau terpesona saat bermain dengan game. Kita sebagai orangtua wajib mengomentari semua isi konten. Mengomentari tentunya dengan cara yang baik. Kenalkan tokoh dan cara bermain. Dengan sabar menunjukkan cara bermain. Tunjukkan ia value atau nilai dari aplikasi atau game yang dimainkan. Juga, atur waktu anak untuk bermain dengan gadgetnya. Saya pun selain mendampingi, juga mengatur waktu anak bermain dengan gadget dengan putri saya. Biasanya setelah adzan magrib, saya baru perbolehkan ia bermain dengan gadget. Dan perlu diingat kita semua sebagai orangtua, kita pun jangan bermain game atau aplikasi pada gadget kita sebelum waktu yang kita tentukan. Karena anak kita pintar dan mempelajari perilaku orangtuanya. Kalau orangtua bisa bermain gadget sebelum waktunya, kenapa ia tidak? Dan anak pun akan terlatih tidak konsisten dengan tindakannya. Dan saya pun terus coba konsisten dengan aturan yang saya buat sendiri. Beberapa misuse dari gadget Dan beberapa pengamatan saya berikut mungkin yang saya sebut misuse dari gadget untuk anak. Banyak anak yang sengaja diberikan gadget agar anak anteng. Okelah anak memang anteng saat diberikan gadget. Tapi kalau tanpa didampingi, ini yang salah. Pernah saya saksikan seorang anak, mungkin usianya 4 tahun sengaja diberikan gadget oleh ibunya. Anaknya pun senang dan mulai bermain dengan gadget, sendiri. Sedang ibunya juga sibuk sendiri dengan gadgetnya. Ingat, gadget bukan pengganti orangtua. Jangan peran kita sebagai orangtua dicerabut dengan sengaja oleh gadget kita sendiri. Ada baiknya jangan menawarkan anak gadget. Atau sengaja membuat gadget seolah-olah barang 'istimewa'. Okelah kalau gadget mahal harganya. Namun kebersamaan dan bermain dengan anak itu tidak ternilai harganya. Efeknya mungkin tidak terasa sekarang. Bagaimana jika besar nanti anak kita malah blak-blakan di dunia medsos daripada dengan orangtuanya. Lebih pilih bercurhat dengan gadget dan medsosnya daripada orangtuanya. Karena sejak ia kecil gadgetnyalah orangtuanya. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal demikian. Salam, Solo, 27 Desember 2014 09:04 pm

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun