Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalau Terima Rp 3 Miliar dari Kerajaan "King of the King", Apa Rencana Anda?

28 Januari 2020   14:17 Diperbarui: 29 Januari 2020   14:05 11238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi uang (sumber: Antara/Dhemas Reviyanto)

Januari 2020 adalah bulan yang paling sarat dengan berita-berita menghebohkan sekaligus mengkhawatirkan. Berita tentang kerajaan fiktif menghebohkan warga +62, sementara berita tentang merebaknya virus Corona membuat kita was-was tentang kemungkinan penyebarannya sampai ke Indonesia.

Berita terbaru berkaitan dengan kerajaan fiktif, ada satu kerajaan baru yang bernama "King of the King" atau Raja Diraja, raja dari semua raja dan pemimpin di dunia. Kerajaan ini kabarnya menguasai uang sebesar 60.000 triliun rupiah. Betul, Anda tidak salah baca, sekali lagi, 60.000 T alias triliun rupiah.

Uang itu masih berada di bank di Swiss dan rencananya akan dicairkan bulan Maret 2020 nanti dan akan dibagikan secara tunai kepada setiap warga Indonesia. Sang "Raja" mengatakan bahwa setiap orang dari Sabang sampai Merauke akan mendapatkan uang tunai sebesar 3 miliar rupiah. (Kompas.com) Wow!!

Tunggu, setiap kepala akan menerima 3 miliar rupiah. Apa tidak salah? Penduduk Indonesia dari balita hingga lansia saat ini kira-kira 260an juta jiwa. Apabila 60 ribu triliun dibagikan kepada kita semua, sebetulnya per kepala hanya akan menerima  230an juta rupiah. Betul kan ya? Lalu sisanya dari mana?

Ya, itu akan mereka pikirkan. Sebagai warga yang hobi duduk manis dan rebahan, saya tinggal menunggu informasi lokasi penarikan uangnya saja. Uang 3 miliar itu sangat berarti bagi saya, demikian juga bagi seluruh warga +62.

Uangnya mau dibuat apa?
Kalau saya ditanya uangnya mau dibuat apa, sepertinya saya bakal bingung menjawabnya. Mungkin sama bingungnya ketika akhir bulan dompet menipis. Uang menipis di akhir bulan bingung, mendadak punya uang banyak sekali malah lebih bingung lagi. Bingung mau dipakai untuk membeli apa?

Tetapi kalau beneran ada bagi-bagi uang sampai segitu besarnya, saya berpikir akan mulai usaha kos-kosan, atau beli sejumlah mobil untuk disewakan, atau beli tanah kosong untuk disewakan, atau sejumlah rumah untuk dikontrakkan, atau... atau... Nah, jadi bingung kan? Mungkin saya akan menyusun daftarnya dulu. Hehe..

Ketika saya berangan-angan mau diapakan uang sedemikian besarnya, orang lain juga berpikir hal yang sama. Kalau tidak beli properti atau aset ya beli mobil. Atau keduanya karena uang sebesar 3 miliar bisa buat beli apa saja. Itu baru satu orang lho.

Tiba-tiba terbersit di kepala bahwa ketika uang sebesar itu dibagi rata, maka akan segera kita ketahui warga mana yang tergolong "miskin" dan warga mana yang mendadak "kaya raya". Sebutan warga "miskin" seketika disematkan bagi warga yang masih melajang. Itu karena mereka cuma dapat 3 miliar.

Sepasang pengantin baru saja akan mendapatkan dua kali lipatnya. Bapak, ibu dan satu anak mendapat tiga kali lipatnya. Apalagi keluarga dengan dua anak bisa 12 miliar masuk rekening. Saya jadi berpikir, bagaimana dengan keluarga YouTuber dengan 11 anak yang beken itu ya? Fix keluarga dengan banyak anak otomatis menjadi keluarga paling kaya se-tanah air. Woww...

Kembali ke angan-angan buka usaha ketika mendapat rejeki nomplok itu.Lagi-lagi terbersit pikiran di otak saya, kalau kita membuka rumah kos, siapa yang akan ngekos? Karena para penghuni kos pasti akan mampu membeli rumah. Di kota besar seperti Jabodetabek, Bandung atau Surabaya, dengan mengalokasikan sekira 1 miliar rupiah bisa membeli sebuah rumah tapak layak huni. Sisanya buat yang lain. Beli apartemen? Bisa. Hmm, baiklah, opsi ini lewat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun