Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Brightburn", Kala Superhuman Bukanlah Superhero

13 Mei 2019   13:10 Diperbarui: 13 Mei 2019   15:29 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: GeekTyrant.com

Saat ini ada satu film horor menarik yang sedang tayang di bioskop yang berjudul "Brightburn". Film ini bercerita tentang seorang superhuman yang perilakunya berkebalikan dengan sifat-sifat superhero yang membasmi kejahatan. Perilaku super dari karakter superhuman di film ini justru malah mirip monster.

Karakter sentral dalam film ini adalah Brandon Breyer alias Brightburn, seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun. Sehari-hari ia terlihat layaknya bocah imut dan tipikal anak kesayangan mama, yang tidak disangka bakal menjelma menjadi sosok manusia berkemampuan super yang jahat, tega dan sadis.

Kisah film ini nampaknya terinspirasi dengan kisah film Superman terutama pada masa ketika Kal-El atau Clark Kent kecil diadopsi oleh Jonathan dan Martha Kent. Jadi, bisa dibilang film "Superman" (1978), serial "Smallville" (2001), "Superman Returns" (2006) dan "Man of Steel" (2013) menjadi referensi utama film ini.

Sepasang suami istri bernama Kyle dan Tori Breyer, nampaknya sudah cukup lama mendambakan seorang anak. Pada suatu malam, sebuah benda asing terhempas di areal properti mereka yang berada di lokasi yang cukup terpencil.

salah satu adegan film (sumber: Collider.com)
salah satu adegan film (sumber: Collider.com)
Nampaknya di dalam benda asing itu terdapat seorang anak laki-laki dari planet antah berantah yang akhirnya mereka adopsi. Mereka merawat bayi mungil itu hingga akhirnya tumbuh menjadi seorang bocah lelaki sehat dan cemerlang, yang akan beranjak remaja. Di sekolahnya, meski bukan bocah yang periang, Brandon sangat cerdas dalam hal akademis.

Dalam film ini kita akan memahami Brandon memiliki karakter introvert. Kita bisa mengetahuinya karena kerap ada adegan me time dimana ia lebih fokus pada kegiatannya sendiri baik di dalam atau di luar kelas. Ia senang menuangkan pikirannya menjadi gambar di buku sketsanya (belakangan menuangkan kisah terornya juga di sana). Atau ketertarikannya pada salah seorang teman perempuannya secara diam-diam.

Walaupun kedua orang tua angkatnya melimpahinya dengan kasih sayang sejak bayi, Brandon nampak seperti seorang anak yang ingin mencari jati dirinya namun terkungkung oleh sebuah sekat, yang pada waktunya nanti akan tersingkap. Hal ini biasa terjadi pada anak-anak yang diadopsi, yang ketika mereka beranjak remaja atau dewasa ingin mengetahui jati dirinya.

Pada suatu waktu, sesuatu terjadi pada diri Brandon, dimana dalam waktu yang tidak lama lagi akan membuatnya berubah menjadi sosok yang mengerikan. Ia meneror dan bahkan membuat celaka setiap orang yang menentangnya atau tidak suka kepadanya. Semacam kejahatan yang muncul dari dendam kesumat, namun pembalasannya jauh lebih sadis, bahkan di luar nalar manusia.

salah satu adegan film (sumber: Forbes.com)
salah satu adegan film (sumber: Forbes.com)
Rangkaian kisah dalam film dibangun perlahan namun runtut, hingga alurnya makin berkembang dengan horor yang makin intens. Beberapa adegan memiliki jump scares yang masih terbilang wajar. Namanya juga film horor, bumbu jump scares perlu ditambahkan namun disuguhkan dengan wajar.

Adegan berdarah-darah? Sudah pasti ada. Bahkan cenderung gore. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bahwa film ini khusus untuk dewasa 17 tahun ke atas. Meski film ini terinspirasi dari kisah superhero tetapi sesungguhnya film ini bukan film superhero. Malahan mungkin film supervillain atau supermonster yang banyak adegannya tidak sesuai ditonton oleh anak-anak atau remaja di bawah 17 tahun.

Kita akan dibuat tidak percaya dengan kekuatannya yang super, kemampuan terbang dan berlari dengan cepatnya, hingga kekuatan laser dari kedua matanya, sampai akhirnya kemapuannya itu justru mengancam jiwa orang-orang di sekitarnya.

Nuansa gelap penuh teror memang baru terasa setelah sepertiga bagian film, namun gejala-gejalanya sudah dimulai kira-kira di menit kelimabelas. Setelah itu film semakin intens menyuguhkan horor yang mencekam dan mengerikan. Sebagai informasi, film ini berdurasi total 90 menit. 

poster film (sumber: GeekTyrant.com)
poster film (sumber: GeekTyrant.com)
David Yarovesky, sutradara film ini, bukanlah orang kemarin sore di dunia film. Sebelumnya ia pernah mengarahkan film horor yang berjudul "The Hive" (2014). Selain itu ia pernah menyutradarai film pendek "The Guardian of the Galaxy: Inferno" (2017). Ia juga pernah menjadi penulis naskah tiga karya film (termasuk "The Hive"), editor dan produser. Sebagai aktor, ia pernah memerankan karakter Goth Ravager dalam film "Guardians of the Galaxy" (2014).

Alur film "Brightburn" terjalin rapi dan enak dinikmati. Masa-masa pertumbuhan Brandon sejak bayi hingga menjadi bocah laki-laki hanya digambarkan secara singkat lewat sejumlah dokumentasi keluarga. Presentasi ini cukup menjelaskan pertumbuhan Brandon yang diliputi oleh cinta kasih kedua orang tua angkatnya.

Penyampaian bagian ini lewat rangkaian dokumentasi sudah tepat karena tidak begitu penting dikisahkan secara khusus dalam film. Juga agar jalan cerita tidak melebar keluar plot.

Para artis yang terlibat dalam film ini berperan cukup baik. Jackson A. Dunn ("Gone are the Days", "Avengers: Endgame" sebagai Scott Lang kecil) tampil apik sebagai Brandon Breyer, bocah laki-laki berkepribadian ganda. Ia berhasil memerankan anak laki-laki baik-baik bertampang lugu di satu sisi, sementara di sisi lainnya sebagai superhuman Brightburn yang gelap.

Begitu juga dengan Elizabeth Banks (seri "Pitch Perfect", "Power Rangers") yang sukses menjadi seorang ibu anak alien yang penuh kasih sayang terhadap "anak" semata wayangnya dan selalu mendukungnya di segala situasi. Bahkan kala teror yang dilakukan sang anak semakin menjadi-jadi, ia masih saja membela sang anak karena ia belum menyadarinya.

Karakter sang ayah, Kyle, diperankan dengan baik oleh David Denman ("The Gift", "13 Hours"). Ia menjadi sosok ayah yang sangat menyayangi sang anak. Tetapi pada suatu saat, ia menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada sang putra. Hal ini kadang menimbulkan pertentangan dengan sang istri.

Naskah film ditulis oleh dua bersaudara James Gunn dan Brian Gunn. James Gunn sekaligus menjadi produser bersama Kenneth Huang. Nama Gunn nampaknya menjadi jaminan mutu. Ia adalah sutradara dan penulis naskah film "Guardians of the Galaxy" volume 1 dan 2 (termasuk volume 3 yang baru memasuki tahap pra produksi). Gunn juga sudah bersiap menggarap film DC "The Suicide Squad" yang menurut rencana akan tayang tahun 2021.

Menurut saya, rating film ini adalah 8,2/10. Konsep cerita yang menarik, alur kisah yang tertata rapi, horor yang intens, sinematografi dan efek visual yang apik, serta akting pemain yang bagus membuat film ini wajib untuk ditonton oleh moviegoers terutama penggemar film horor / thriller. Pecinta film scifi ataupun superhero berusia di atas 17 tahun juga boleh menonton film ini.

Berikut adalah trailer film ini.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun