Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Percayalah! Dalam Pernikahan, Allah Menitipkan Cobaan

18 April 2017   03:59 Diperbarui: 18 April 2017   04:22 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

suatu ketika setelah ku ganti profil picture ku bersama suami dan anak sembari sedang tersenyum bahagia bersama, seorang teman lantas mengomentarinya,

"Ah.. hidupmu memang selalu beruntung ya? sejak pertama mengenalmu aku selalu melihat hidupmu dipenuhi keberuntungan."

sontak aku kaget membaca komentarnya. aku pun merenung sebentar, melihat kembali alur hidupku saat ini. betapa bahagianya aku dikatakan demikian. namun tentu aku pun mencoba menahan diri untuk menanggapi lebih jauh. khawatir terjadi curhat berlebihan mengingat komentarnya mengenai pribadi kehidupan pernikahanku yang ku kategorikan dengan 'off the record'. sehingga dnegan sepenuh hati aku balas mengomentarinya dengan singkat sembari mengingatkan diri sendiri untuk selalu introspeksi.

"Sayang, jangan lupa untuk selalu bersyukur ya. Allah telah menitipkan segala kebahagiaan dalam hidup kita masing-masing dengan cara yang berbeda."

aku sadar betul bahwa temanku ini bisa saja dalam kondisi yang tidak prima baik fisik maupun mental. cukup wajar bagiku karena aku tahu bahwa di usia yang masih dewasa awal ia sudah mempunyai 2 bayi dengan rentang usia yang terbilang sangat dekat. dalam kondisinya itu ia tinggal di rumah sendiri karena kedua orang tuanya telah tiada bahkan sebelum ia menikah. pernah pula ia bercerita padaku bahwa suaminya bekerja di luar kota sehingga tidak setiap hari dapat menemaninya.

namun terlepas dari itu aku pun tahu bahwa kehidupan finansialnya terbilang memadai. dengan rumah dan kendaraan pribadi dan kemampuan mencukupi kedua buah hati.

begitulah.. ada kalanya kita melihat orang lain nampak begitu membahagiakan sedangkan kita tidak. ada masanya saat badan sudah sangat lelah dengan kesibukan rumah, dapur dan anak-anak lalu pikiran kita merasa tidak puas dengan kehidupan kita sendiri. bisa jadi juga kita terlalu melihat kebahagiaan orang ketimbang melihat kebahagiaan diri kita sendiri.

aku pun terkadang demikian. melihat kekelaman arah hidup dan sejenak lupa akan kenikmatan yang ada.. padahal sesuai pepatah jawa, "urip iku mung sawang sinawang. mulo ojo nyawang sing mung kesawang" hidup itu hanya saling melihat keadaan orang lain. untuk itulah jangan hanya lihat apa yang nampak.

bisa saja kita lihat senyum di wajah mereka begitu membahagiakan padahal mereka sedang sakit. bisa pula kita melihat seseorang begitu kaya raya padahal ia sedang terhimpit. ada kalanya pula kita melihat pasangan begitu serasi padahal di rumah mereka sering saling berteriak. atau apalah yang lain. kita hanya bisa melihat apa yang nampak. sedang yang tak nampak tentu kita tidak dapat menjangkaunya.

namun.. perlukah kita mencari tahu yang tak nampak? ku rasa hanya akan semakin menambah aktivitas rumah yang tidak kunjung habis. buat apalah itu??

perlulah kita ingat bahwa Allah telah mengaruniani kita dengan kekuatan super hebat yang bahkan kita sendiri baru sadar memilikinya ketika kita menggunakannya.. tanpa kita minta Allah telah memberi kita ujian dan cobaan dalam setiap fase kehidupan kita. yang ujung-ujungnya dapat meningkatkan kualitas diri kita. dapat mempererat kualitas pernikahan kita. dapat menjadikan kita istri/suami hebat di masa mendatang untuk anak-anak dan bahkan kita sendiri..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun