Karena di era saat ini data adalah "the new oil", sesuatu yang sangat berharga. Jadi pada dasarnya mereka "membakar uang " melalui subsidi tersebut " not for free".Â
Namun tetap saja bukan berarti mereka  bisa terus menerus menghanguskan uang, walau bagaimanapun yang namanya usaha atau bisnis dengan model apapun, dengan skala apapun, ujungnya ya harus untung jika tidak, ya harus ditutup, kecuali memang mau mendirikan lembaga sosial.
Terus dari mana uang para pengusaha perusahaan rintisan berbasis teknologi ini bisa mendapatkan uang yang kemudian mereka bakar tersebut, selain dari modal sendiri? biasanya mereka akan mendapatkan modalnya dari Venture Capital.
Venture Capital adalah investor yang memberikan dukungan pendanaan bagi perusahaan rintisan yang ingin berkembang namun tak memiliki modal, dan tak memiliki akses permodalan ke bank konvensional karena tak ada kolateral serta ke pasar modal pun akses mereka masih tertutup karena perusahaan rintisannya masih sangat kecil.
Lantas untuk menentukan kelayakannya, para Venture Capitalist ini biasanya melakukan valuasi tertentu terhadap perusahaan yang akan didanainya.Â
Valuasi perusahaan rintisan agak berbeda dengan perusahaan konvensional. Valuasi pada dasarnya ialah nilai ekonomi dari suatu bisnis. Apabila ada sebuah perusahaan memiliki valuasi senilai Rp.5 triliun, siapapun pihak yang berminat melakukan akuisisi atau mengambil alih sahamnya secara penuh maka pihak tersebut harus menyiapkan dananya sebesar Rp.5 triliun.
Sekarang ini terdapat dua jenis perusahaan di dunia ini operation company, mereka cari untung dari operasional perusahaan, dengan memproduksi barang dan jasa lalu dijual ke pasar dengan selisih tertentu yang menjadi keuntungan buat mereka. Inilah yang disebut perusahaan konvensional.
Satu lagi adalah valuation company, mereka tak mengejar keuntungan dari operasional perusahaan, tapi dari valuasi yang dilakukan oleh investor potensial.
Itulah kenapa valuasi antar keduanya berbeda, karena perusahaan rintisan itu pada tahap awal biasanya belum memiliki pendapatan dan pemasukan, maka cara valuasinya pun lantas menjadi ada penyesuaian.
Metode penghitungan perusahaan konvensional biasanya mempertimbangkan, nilai perusahaan di bursa saham atau market cap. Nilai dari jenis saham lain yang dimiliki perusahaan seperti saham preferen atau minority interest, utang perusahaan, dan uang tunai yang dimiliki perusahaan.
Sedangkan valuasi pada perusahaan rintisan biasanya dihitung berdasarkan jumlah dan nominal transaksi yang terjadi, jumlah pengguna/konsumen, teknologi produk, kualitas tim, dan membandingan dengan kompetitor sejenis.Â