Mohon tunggu...
Fatkur Roji
Fatkur Roji Mohon Tunggu... profesional -

Belum begitu produktif dalam menulis, masih kalah dengan sikap konsumtif dalam melahap tulisan-tulisan di kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maaf, Aku hanya ingin pulang.

29 April 2013   01:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:27 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak terasa waktu begitu cepat berputar. Matahari terbit dan terbenam setiap hari. Rembulan pun selalu siap menggantikan tugasnya di malam hari. Angin malam yang dingin cepat terbang dan menghilang ketika kehangatan mentari pagi memeluknya. Daun-daun pohon yang sudah gugur terasa cepat untuk bersemi kembali. Dan sang musim memang telah berubah, tak kenal lelah. Ya. Sudah hampir tiga tahun Aku ada di negeri ini.

Semenjak datang di Semanjung Korea, negera yang terkenal dengan sebutan negeri ginseng ini menjadi macan asia baru setelah Jepang dan juga china. Negeri ini maju karena industri dan produk teknologi yang dimilikinya. Hampir semua produk negeri ini sudah beredar di berbagai belahan dunia. Aku pun memilih untuk mengadu nasib di negeri ini. Aku pergi sendiri tanpa ada saudara dan teman yang Aku kenali. Aku dan kesendirian ini membuat diri semakin mandiri karena sendiri adalah hal yang tak bisa terelakan lagi bagi siapapun yang pergi dalam perantauan. Dan sekarang, Aku baru sadar akan kehidupan yang monoton jika terus dijalani dalam sebuah kesendirian.

***

Ketika mulai mengenalmu dan merasakan Kau adalah satu cahaya yang muncul dari sekian banyak wanita yang datang di kehidupan ini. Kau tiba-tiba mencuri hati yang lama tak merasakan sebuah kehangatan cinta. Tanpa kusadari diam-diam Aku perhatikan setiap gerakan tubuhmu. Setiap Kau melangkah dan mendekat kepadaku, tiba-tiba debaran jantung ini berdetak tak karuan. Suara langkah kakimu sudah tertancap dalam memori otak yang tiba-tiba terbuka dan tertuju untuk melihat bayangmu layaknya autorun dalam sistem komputer yang membuat diriku terpana dengan senyum manismu.

Selama ini Aku dan Kamu bekerja bersama dalam proyek yang tidak ada habisnya. Satu proyek selesai dan beberapa proyek di depan sudah ada dalam antrian yang harus segera dikerjakan. Aku ada di posisiku dan kamu ada di posisimu membuat kita ada dalam posisi kita masing-masing. Menjaga tanggung jawab dan kewajiban untuk menyelesaikan proyek bersama-sama. Susah bersama, Lelah bersama, Stress bersama dan kadang-kadang kita senyum-senyum sendiri bersama, berdua tanpa ada rasa. ^-^

Sore ini, di hari terakhir kerja dalam minggu ini, Aku berhenti dan tak ingin langsung kembali ke apartemen. Aku ingin memanjakan mata ini untuk melihat keindahan bunga Cherry di danau Daejeon. Danau yang tak jauh dari pusat kota ini akan selalu ramai di saat musim semi mulai tiba yang ditandai dengan mekarnya bunga Cherry, bunga yang biasa orang Jepang menyebutnya bunga sakura. Bunga ini tak lama memberikan keindahan, pada saatnya akan saling berguguran sendiri.

Saat Aku pandangi satu per satu bunga itu berguguran. Tiba-tiba kau muncul disampingku dengan senyuman manis itu. Dan tiba-tiba juga Aku tak bisa bicara seakan-akan ada lem yang menempel dan melekat dengan kuatnya. Aku hanya mendengar setiap kata yang terucap darimu tapi Aku malah tidak mendengarkan apa yang telah Kau ceritakan tentang cerita bunga ini yang identik dengan perempuan.

"Hey..!! You don't listen me." , ucapanmu yang menghentak dan tiba-tiba membuatku salah tingkah.

Dan Aku pun menjawab: "I'm sorry, I see the flowers. So beautiful.", sebuah alasan agar Kau tak curiga. Karena Kaulah bunga indah itu, bunga yang selalu ku pandangi dari tadi.

"Ok.. See You next week." , Kau tiba-tiba pamit dan mengakhiri kebersamaan sore ini dengan kata: "I miss you and I love You" , dan Kau pun melambaikan tangan dan meninggalkanku. Suara langkah kakimu semakin jauh semakin menghilang dan bayangmu juga sudah tak bisa ku lihat lagi. Yang tak hilang hanyalah kata-kata terakhir di danau Daejeon ini.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun